|10.🩺

39.1K 3.5K 64
                                    

"Kita bukan siapa-siapa"

Alif&Keisya

Assalamu'alaikum semuaahhh
Keisya balikk nih😙🥰

Happy reading
Typo bertebaran
Vote and coment
💙🤗💙

♡♡♡♡

Beberapa bulan kemudian...

Keisya melirik jam dinding dan menunjukkan pukul setengah tujuh. Satu bulan berlalu dan sekarang ia sudah tidak kuliah lagi. Dan sekarang adalah hari pertama dia akan menjadi coas.

"Untung gue udah tamat. Nggak perlu ketemu dosen sok lagi deh."

Keisya berucap saat berpapasan dengan Alif bermaksud menyindir.

Namun Alif tidak terasa terusik sama sekali malahan dengan santai pria itu menerima panggilan dan berlalu di hadapan Keisya yang berdecak kesal.

Keisya berhenti di ujung tangga saa matanya menemukan sosok Anisa. Tetang perempuan itu Keisya pikir mempunyai saudara perempuan tidak terlalu buruk.

Namun yang membuatnya risau adalah Omar karena pria itu selalu mendesak Keisya. Dan itu membuat Keisya pusing sebab setiap bicara Omar selalu menghubungkan dirinya dengan Alif.

"Jadi ke rumah sakit?" tanya Hanna yang sedang mengambil minuman untuk Omar dan langsung di angguki oleh Keisya.

"Semoga semua dilancarakan Allah. Intinya kamu harus ikhlas ya nak dalam menjalani tugasmu." Nasehat Hanna seraya mengusap pucuk kepala Keisya.

"Amin. Tenang aja mi," sahut Keisya dan tersenyum.

♡♡♡♡

Alif berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang tidak terlalu ramau di ikuti oleh asisten pribadinya.

Sesekali ia membalas sapaan pasien atau rekannya saat berpapasan.

"Ruangannya dimana?" Alif bertanya pada Sahdan asistennya yang sedari tadi membuntutinya.

"Tempat biasa Dok. Mereka semua sudah ada disana," beritahunya pada Alif dan diangguki oleh pria yang berprofesi sebagai dokter ahli bedah itu.

"Assalamu'alaikum," salam Alif saat memasuki ruangan dimana ia akan bertemu dengan coas-coas baru dan menjadi dokter pembimbing mereka.

Alif berjalan menuju kursinya.
Tanpa melihat para coas yang sudah melayang-melayang menatapnya tanpa berkedip karena pahatan indah yang merekat diwajahnya.

Namun Alif lebih memilih melihat daftar nama coas yang akan ia bimbing.

"Keisya putri al-farabi," lirih pria itu saat melihat nama itu. Tanpa sadar senyum tipis lahir dibibirnya saat menyebut nama itu.

"Masya Allah, dokternya ganteng."

"Betah dah gue disini."

"Anjir jodoh gua."

Dan celotehan itu semua masih dapat didengar dengan sangat baik oleh telinga Alif. Tapi ia bersikap acuh.
Alif menutup buku itu dan menatap kearah para coas.

"Oke nama saya Alif. Dan saya akan menjadi pembimbing kalian," jelasnya to the poin.

"Oke, sebelumnya saya ingin salah satu dari kalian kedepan."

Ana Uhibbuka Fillah(Imam Pilihan Abi) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang