|8.🩺

35.1K 3.4K 61
                                    

"Hanya Allah yang mengetahui isi hati masing-masing diantara kita, dan biarkan-Nya menjaga rasa itu."
-Alif&Keisya-

Assalamu'alaikum
Author come back nihhh

Happy reading okey
Typo bertebaran
Vote and comen
💙🤗💙

♡♡♡♡

Keisya menghela nafas lega saat menerima pesan dari Alif kalau pintu samping rumahnya sudah dibuka dan dia bisa masuk dengan aman. Keisya jadi ingat sejak kapan ia menyimpan nomor zombi nyasar itu di ponselnya. Namun ia dapat menebak kalau abinya lah yang melakukan itu semua karena abinya pernah meminjam ponselnya.

Benar saja, saat ia membuka pintu tidak ada sesiapa disana jadi ia bisa masuk tanpa ketahuan abinya. Keisya menghentikan langkahnya saat melihat Alif berada di ruang tengah pria itu sedang merebahkan badanya di sofa dan mata dipejamkannya.

Tidak berlama-lama di sana Keisya segera pergi menuju kamarnya. Sebelum masuk ke dalam kamarnya Keisya menoleh lagi kebawah untuk melihat Alif. Senyum lahir di bibirnya dengan cepat Keisya menggelengkan kepalanya.

"Gue mulai nggak waras!" Kemudian Keisya segera masuk ke kamarnya.

♡♡♡♡

"Remuk semua badang gue!"

Keisya meregangkan otot-otot badanya terasa ngilu. Ia baru saja bangun dan jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Semalam usai membersihkan dirinya Keisya berniat ingin mengobati luka ditelapak tangan Alif namun tidak jadi sebab saat ia ingin menemui Alif di ruang tengah pria itu tidak ada disana.

Keisya menyibakkan selimutnya lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelah membersihkan wajahnya ia keluar dari kamarnya.

"Sarapan dulu Kei." Mereka bertemu di ujung tangga sama-sama hendak turun.

"Belum mandi. Tante, eh duluan aja."

Ucap Keisya gagap ia masih belum terbiasa memanggil Hanna denga panggilan umi. Kemudian ia ngacir lagi ke kamar tidak jadi pergi ke dapur untuk minum. Keisya baru ingat pagi ini ia akan menjemput surat undangan untuk wisudanya.

Sementara Hanna tersenyum lega setidaknya Keisya tidak lagi kasar padanya.

♡♡♡♡

"Kei, ada Arkhan di depan." Dian memberitahu. Keisya langsung mematikan ponselnya. Raut wajah gadis itu berubah pucat.

"Nggak. Gue nggak mau!" Pekik Keisya takut ia memeluk tubuhnya sendiri lalu menangis. Kejadian semalam kembali berputar di benaknya dimana Arkhan hampir saja mengambil mahkotanya. Ketika pria itu menyakitinya memperlakukannya layaknya binatang.

"Loh, lo kenapa?" Dian jadi ikut khawatir saat melihat reaksi Keisya seperti orang terauma.

"Keisya," panggil Arkhan lembut pria itu sudah masuk kedalam kelas mereka. Arkhan merutuki kebodohannya semalam sebab tindakannya semalam membuat Keisya jadi takut padanya.

"Kei-"

"Pergi! Gue benci lo!" teriak Keisya histeris untung saja di kelas cuma ada mereka bertiga.

"Gue takut!" ucap Keisya sambil menangis. Ia sangat takut.

"Arkhan lo apain sahabat gue?!" Dian ikut emosi, ia tidak rela jika sahabatnya disakiti.

Ana Uhibbuka Fillah(Imam Pilihan Abi) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang