|33| HOME (End Part)

32K 1.9K 575
                                    

Alangkah baiknya jika tekan bintang dipojok kiri bawah sebelum membaca 😊

Thank you 😘

||||||||||||||||||||||







|||||||||||||||






|||||||

By : G

°
°
°

***

1 tahun kemudian…

Pagi hari...

-Kediaman Keluarga Manoban, Seoul-
AUTHOR POV

“Kau akan menemuinya lagi hari ini?” tanya Jennie sambil mengaduk sup seolleongtang.

Ia tengah memasak sarapan pagi untuk keluarga kecilnya.

Ya.. Lisa dan Jennie telah menikah kurang lebih 1 tahun yang lalu. Setelah perjalanan panjang dan cerita yang menyesakkan mereka dapat berbahagia dan mengecup manis diatas altar. Semua berbahagia, bahkan grandpa ikut berbahagia atas pernikahan keduanya.

Kecuali.. untuk beberapa orang.. bukan karena mereka tidak berbahagia, mereka masih terjebak dalam kotak gelap didalam diri. Rasa bersalah menggerogotinya, hingga nyaris tak tersisa dan meninggalkan kepahitan.

“Iya.. aku bersyukur sudah banyak kemajuan yang ia perlihatkan. Apa kau akan ikut bersamaku?” tanya Lisa, ia mulai menarik bangku di meja makan. Jennie telah menyiapkan teh hangat seperti biasanya.

“Ya.. aku akan ikut..” ucap Jennie santai namun tangannya terlihat sibuk mengaduk galbitang.

Lisa menikmati secangkir teh yang telah Jennie persiapkan sambil memperhatikan sang istri memasak. Keramik cangkir dengan motif daisy memberi kesan teh yang tengah disruputnya menenangkan.

Sesekali ia tersenyum memandang Jennie yang tengah sibuk mengaduk sup, memasukkan bahan-bahan menumis sayuran dan membuat nasi tim, tangannya terlihat cekatan untuk wanita karir seperti dirinya. Walaupun beberapa bulan ini Jennie memilih untuk beristirahat dan menikmati perannya, apron yang digunakan Jennie terlihat sedikit sesak. Lisa sangat bahagia.







Greb







Jennie tersentak, tangan Lisa melingkar dipinggulnya. “Terimakasih kau selalu menemaniku..” ucap Lisa penuh kasih sayang, meletakkan dagu dibahu Jennie dan mengusap perut Jennie lembut.

Jennie tersenyum, ia merasakan dekapan hangat Lisa ditubuhnya, setiap sentuhannya begitu kuat dengan cinta. “Dimana Shane??” tanyanya ketika ingat sang putra belum ada dimeja makan.

“Dia masih menata avangersnya, ku lihat kamarnya sedikit berantakan dan aku memintanya untuk menata kembali dengan rapi..” ucap Lisa masih memeluk Jennie.

“Shane masih kecil Li.. aku akan membereskannya…” Jennie mencoba merenggangkan dekapan tangan Lisa namun tak bisa. Lisa menahannya.

“Kau terlalu memanjakannya Jennie.. ia harus mengenal tanggung jawab..” Lisa tegas berucap.

Jennie menghela nafas ringan, Lisa cukup tegas mendidik Shane. Ia tak ingin sang putera tumbuh menjadi sosok manja karena segalah hal yang telah ia miliki. Lisa selalu mengajarkan bahwa sesuatu yang ia dapatkan harus membutuhkan usaha dan kerja keras.

Live In The Moment With Me, While We Can Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang