|18| Hope

14.2K 1.4K 298
                                    

***

LISA POV

Seharusnya aku sedikit terlambat agar tak melihat itu semua.


Menyakitkan. Apa yang ku lihat sesungguhnya sangat melukai hatiku, kau tersenyum dengan sangat hangat kepada orang lain, bukan kepadaku. Dan sosok itu memiliki hatimu, bukan aku.


Ahh sungguh malangnya aku.


Aku sama sekali tak menunggu kesempatan kedua, karena dari awalpun aku memang tak memilikinya. Seperti halnya setiap penantian, mungkin akan berujung dengan kekecewaan. Sama seperti sekarang, aku terus menantimu tanpa letih dan melihatmu, menatapmu, senyummu, tawamu, cintamu, yang bukan untukku, kekecewaan dalam diriku begitu mendalam.


Apakah dia orang yang sangat beruntung?

Apakah kenyamanan yang ia rasakan dari keberuntungan kali ini akan berakhir bahagia seperti sebelumnya?


Memikirkannya.. membuat hatiku sedih meskipun aku tidak mengatakannya. Ada lubang yang terbentuk dari hatiku setiap kali aku mencoba meninggalkan tempat yang sudah aku anggap rumah, hatimu sudah seperti rumah untukku, karena aku selalu kembali dan kembali lagi tanpa pernah meninggalkan rumahku. Untuk merasakan kesepian itu berkali-kali, apakah keberuntunganku mengenalmu hanyalah kesialan yang berkedok cantik?


Bodohnya aku.



Menatap jingga matahari, ke langit yang berwarna sendu, kenapa seolah menggambarkan diriku?

Seharusnya aku tak mencari mereka, lebih baik aku bersepeda sendiri dari pada mendapat kekecewaan. Aku menghampiri mereka yang telah nyata hanya untuk menemui kekecewaan dari penantian panjang.

Dalam keterpukulanku aku memilih untuk pergi, meninggalkan mereka yang berbahagia, meninggalkanmu yang tersenyum bahagia.

Apakah itu kebahagiaan untukku? Tapi hatiku menjerit dan menangis. Apakah itu bentuk bahagiaku? Tolong beritahu aku Jennie-yaa. Tolong sadarkan aku.

Aku pernah mendengar perkataan dari seseorang. “Selalu ada sesuatu yang istimewa yang membuat hal-hal tidak mungkin menjadi mungkin”.

Mungkinkah aku akan berhenti menantimu?

Aku rasa tidak. Karena menantimu adalah keistimewaan bagiku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
AUTHOR POV

“Aku.. seharusnya memberitahumu dulu kalau aku masih mencintaimu, ya kan?” Joy tersenyum kecut merasa bersalah karena tiba-tiba mencium pipi Jennie.

“Begitukah?” Jennie menghela nafas, ia masih kaget dengan ciuman yang Joy berikan secara tiba-tiba. “Kau mau jalan-jalan?” Jennie mecoba mencairkan suasanya yang mulai terasa menegang diatara mereka.

“Baiklah..” Joy tersenyum kecut, ia paham jika saat ini Jennie merasa amat terkejut.

Saat mulai berjalan tiba-tiba Joy membalikan badannya dengan tertawa dan meniupkan gelembung diwajah Jennie, membuat Jennie memundurkan badannya dengan tersenyum dan membalas Joy dengan berganti meniupkan gelembung kewajahnya. Mereka pun tertawa bersama.

Disisi lain..

Lisa membalikkan badannya ketika melihat mereka tertawa bersama dan terlihat sangat bahagia, menghela nafas, menundukan kepala, berjalan gontai dengan memegang sepeda, dan meninggalkan sepeda lain yang ternyata ia bawa dengan tangan lainnya.

Live In The Moment With Me, While We Can Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang