1.1. Takdir

5.2K 354 29
                                    

Terkurung dalam paviluin yang tersembunyi ditengah taman labirin. Seolah membuat benteng yang sengaja tak bisa tergapai dan tersentuh dunia luar. Sengaja membuat jalan yang rumit agar tak bisa ditemukan. Dan selama 23 tahun hidupku terkurung didalam paviliun ini. Tanpa tau perkembangan dunia luar. Hanya belajar mengenai dunia luar dari buku-buku yang selalu Eunwoo bawa untuk ku. Eunwoo- si anak kepala pelayan dirumah utama itu sudah menjadi pelayan pribadiku sejak usianya menginjak 15 tahun. Mengabdikan masa mudanya untuk menemani tuan muda yang terkurung dalam paviliun ini.

Sejak dulu aku selalu bingung dan tak mengerti mengapa aku terkurung dipaviliun ini. Apakah aku membuat kesalahan fatal hingga dikurung ditempat ini. Ingatanku tak begitu jelas mengenai hal itu. Tapi kupikir aku tak membuat kesalahan fatal hingga membuat harus terkurung disini selama belasan tahun lamanya. Bahkan untuk mengetahui wajah ayah dan kedua saudaraku, ibu hanya mengenalkan mereka lewat pigura yang selalu dibawanya. Sepanjang hidupnya, ibu hanya mampu mengucapkan kata maaf , maaf dan maaf karena nya, aku mengalami semua ini. Aku tak begitu mengerti kenapa ibu bisa berpikir demikian. Menyalahkan dirinya sendiri atas terkurungnya diriku. Dan berakhir menangis ternsendu-sendu karena rasa bersalahnya.

"Kimming, maafkan ibu ya? Kau jadi terkurung disini" gumamnya lirih sambil mendekap tubuhku dengan erat dari belakang.

"Kau pasti ingin pergi keluar kan?
Ingin pergi ketaman bermain, ke kebun binatang bersama ibu, ayah dan kedua kakak mu kan?

Maafkan, karena ibu kau tak bisa merasakan itu... hiks maaf Gyu, maaf..." lagi, kata itu yang terucap kembali. Mengatakan penuh penyesalan syarat akan kesedihan mendalam. Seolah dosa yang diperbuatnya selama ini aku yang harus menanggung nya.

"Tak apa bu, asal ibu tetap bersama Kimming disini, semua keinginan itu tak penting. Asal ibu tak meninggalkan Kimming sedirian disini semua sudah cukup"

Itu yang kupikirkan pada masanya, berpikir bahwa asalkan ibu selalu berada disisiku. Dunia luar tak terlalu penting. Asal ada ibu semua terasa lebih baik. Dulu seperti itu, sebelum pada akhirnya ibu harus pergi untuk selama -lamanya dari hidupku. Dan disepanjang hayatnya ia masih saja menunjukkan wajah bersalahnya dan air mata penuh penyesalan. Sejak saat itu pula, pemikiranku mulai berubah, dulu tak masalah tak ada orang yang mengunjungiku. Tapi, kali ini aku sangat berharap ada orang lain yang selalu datang dan menemaniku disini. Menghilangkan rasa kesepian dan perasaan terbelenggu ini. Aku selalu menantikan seseorang datang dan meraihku agar bisa terlepas dari kurungan ini. Dan sejak itulah, Eunwoo ditugaskan untuk menjadi pelayan pribadiku untuk menemaniku menggantikan sosok ibu. Hanya dia, yang selalu datang dan menemaniku walaupun tetap saja rasanya berbeda.


















Tak banyak yang berubah setelah 8tahun berlalu. Hanya berdiam diri didepan taman paviliun dan menatap kosong gerbang utama paviliun ini. Berharap seseorang datang dan menyambut kedatangan nya. Sayangnya, selama 8tahun berlalu seseorang yang selalu kusambut kedatangannya hanyalah Eunwoo seorang, saat ia kembali dari rumah utama membawakan kebutuhanku.

"Tuan muda menunggu lagi?" Sapanya saat sampai didepan gerbang dengan senyuman tipisnya.

"Tidak!" Sahutnya sambil mengalihkan pandangan kearah lain.

"Berbohong, padahal tadi terlihat sangat jelas wajah kecewa tuan muda saat kedatanganku tadi. Masih keukeuh menunggu orang lain untuk datang?" Sambungnya yang kini perlahan datang mendekati sang tuan muda yang kini terlihat semakin murung.

"Maaf mengecewakan tuan muda." Perlahan Eunwoo menyampirkan selimut dibahu sempit sang tuan muda. Ia tahu bagaimana kekecewaan sang tuan muda.

"Bukan salahmu, Eunwoo" lirihnya yang kini pandangan eyes puppy nya terlihat menyendu.




















[✔️] Happy Ending [Jaegyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang