09

147 32 3
                                    

Kesempatan diciptakan untuk bergandengan dengan kegagalan.








"Astaga, kemana anak itu?" Ujar Jaemin gusar seraya mencampak ponselnya ketempat tidur.

Dia menjatuhnya bokongnya diatas tempat tidur dengan kasar, menghela nafas panjang dan beralih menatap keadaan diluar sana melalui bingkai jendela kamarnya.

Hujan masih turun dengan deras. Seolah tak ada hari esok untuknya turun, seolah hujan melampiaskan segalanya saat ini. Mataharipun tak diberikan celah untuk menampakkan diri.

Tiba-tiba saja ponsel Jaemin bergetar, dia meraihnya cepat dan membuka pesan singkat itu.

Jaemin
Minju-ya●
Minju●
Kau dimana?●
Kenapa tidak mengangkat telpon● dariku?
Sedang sibuk?●
Hey, ini hari libur●
Jangan bilang kau masih tidur●
Hey, balas pesanku●
Minguri...●
Ya Kim Minju●
Ibumu ingin bertemu●

Minguri
●Jemput aku di apartemen Ryujin 20 menit lagi

Jaemin
Okay
Read

Minju menyimpan ponselnya ke dalam saku, kemudian melangkahkan kakinya keluar dari elevator dan berjalan menuju apartemen Ryujin.

Kaos dan celana yang digunakannya basah. Bodoh sekali. Apa yang membuatnya begitu ceroboh hingga keluar dari supermarket dan menerobos hujan yang masih turun begitu deras? Dokter tampan itu pasti akan berpikiran aneh tentang Minju. Mahasiswi yang idiot misalnya.

Sempat menghela nafas sesaat, sekarang nafas Minju mendadak tercekat saat melihat Hwang Hyunjin yang berada di depan pintu apartemen temannya itu, Minju dapat melihat Hyunjin yang sedang menekan bel dengan tidak sabaran.

Astaga

Minju berlari menuju lelaki bermarga Hwang itu dan menarik tangannya sekuat tenaga lalu membawanya bersembunyi di balik sudut tembok seraya membekap mulut Hyunjin tepat sesaat setelah pintu itu terbuka.

Ayah Ryujin yang membuka pintunya memandang heran. Tak ada siapapun. Dia berdecak malas, "Ryujin, apa banyak anak-anak nakal disini?"

Kemudian terdengar suara pintu yang kembali ditutup. Minju melepaskan bekapannya pada mulut Hyunjin dan menatap tajam padanya.

"Kau gila?"

"Aku tidak tahu, biasanya kau memberitahuku jika Ayah Ryujin pulang" Hyunjin menjawab dengan kening berkerut.

"Ck, aku lupa" Minju menyandarkan tubuhnya di dinding "Hampir saja"

Hyunjin tersenyum kecut, kemudian mengambil sesuatu dari dalam saku hoodie-nya. Sebuah gantungan kunci dengan simbol zodiak aries.

Hyunjin menyerahkannya pada Minju "Berikan pada Ryujin, matanya berbinar saat melihat ini minggu lalu" Lalu Hyunjin berdecak dengan senyum tipis "Anak itu sering kali menyukai sesuatu yang aneh"

Minju tertawa kemudian mengambil benda itu "Kau misalnya"

Hyunjin terkekeh "Andai saja Ayahnya tahu bahwa ada orang aneh yang sangat menyayangi putrinya"

𝐄𝐆𝐎 On-[H]&[R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang