04

177 36 6
                                        

Akan ada beberapa hal yang akan kusimpan untuk mengenang segala hal tentang kita



"Tuhan kumohon, aku ingin menemui ayah" Genggaman sepasang tangan itu mengerat, kedua matanya tertutup "Aku sangat merindukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuhan kumohon, aku ingin menemui ayah" Genggaman sepasang tangan itu mengerat, kedua matanya tertutup "Aku sangat merindukannya. Biarkan aku dan ayah bertemu, atau paling tidak, biarkan aku melihat wajah Ayah, tak akan lama, aku ber--"

"Hey!"

Hyunjin berumur 8 tahun menoleh ke belakang dimana Junkyu yang juga berusia sama dengannya berada, Hyunjin diam memperhatikan Junkyu yang berjalan mendekatinya. Kepalanya sedikit miring ke kanan dengan beribu pertanyaan yang siap keluar kapan saja.

Junkyu berhenti melangkah, dia mengambil sesuatu dari saku celananya, menyimpannya didalam genggaman tangan mungilnya. Junkyu tersenyum kepada Hyunjin yang berdiri semeter didepannya dengan wajah kebingungan.

Junkyu menggerakkan tangannya kedepan --mendekati wajah Hyunjin-- dengan masih menggenggam erat tangannya "Kau menjatuhkan ini" Ucapnya seraya membuka genggamannya dan membiarkan kalung salib itu membentang.

"Oh" Hyunjin meraba lehernya dan memeriksa sakunya "Kupikir itu memang milikku" Ujar Hyunjin, melempar senyum pada Junkyu.

Tangan Hyunjin tergerak mengelus pelan salib itu "Terima kasih" Hyunjin tersenyum pada Junkyu. Junkyu mengangguk singkat lalu melepas kalung itu hingga berada dalam genggaman Hyunjin.

"Siapa namamu?" Tanya Hyunjin

"Kim Junkyu, kau sendiri?"

"Hwang Hyunjin, terima kasih sekali lagi Junkyu" Hyunjin membungkuk singkat pada Junkyu.

"Hem! Kau-- apa yang kau lakukan disini? Ibu bilang aku masih terlalu kecil untuk berkeliaran, apa Ibumu tak akan mencarimu?"

Hyunjin terkekeh pelan "Aku baik-baik saja. Ibuku sudah tahu, saat aku menghilang, aku pasti akan kemari. Dan itu hanya akan terjadi jika aku--"

"Merindukan seseoarang" Suara lain memotong perkataan Hyunjin.

Hyunjin dan Junkyu menoleh cepat bersamaan "Huh?" Hyunjin menyipitkan matanya "Ah, Ibu!"

Hyunjin memekik senang dan berlari ke arah Tiffany dan berhambur ke pelukan Ibunya, Tiffany menghela nafasnya "Berapa kali harus Ibu bilang Hyunjin, kau harus izin padaku saat akan keluar rumah"

Hyunjin melepas pelukannya, kemudian tersenyum lebar "Tak apa, aku tahu Ibu pasti akan menjemputku"

Tiffany mencebik lalu memukul pelan bokong Hyunjin "Dasar anak nakal! Ayo pulang, saudarimu sedang terserang demam, Ibu tak ingin kau juga sakit karena terlalu lama diluar. Cuaca sangat dingin belakangan ini"

Tiffany mengelus lembut pipi Hyunjin, lalu dalam hitungan sekon, dia berhasil menangkap presensi Junkyu yang berdiri jauh didepannya. Tiffany kembali menatap Hyunjin meminta penjelasan.

𝐄𝐆𝐎 On-[H]&[R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang