"Jika bisa memilih, kau akan memilih pergi tanpa pamit, atau pergi dengan pamit namun meninggalkan luka yang sering dikeluhkan?"
"Apa yang terjadi, Lee Chaeyeon?"
Chaeyeon mengangkat bahunya singkat tanda ia tak tahu dan ikut duduk bersama Tiffany Hwang di sofa rumah Kim Minju.
"Aku baru saja keluar dari mobil saat kulihat seseorang berusaha menyadarkan Minju yang pingsan. Dia menggendong Minju dan membawanya kesini. Dan aku benar-benar minta maaf karna sudah lancang membuka tas Minju untuk mencari kunci rumahnya, Nyonya"
Tiffany menggeleng "Tidak Chaeyeon, aku harusnya berterima kasih padamu, dan juga pada orang itu-- ah, apa kau mengenalnya?"
Chaeyeon terdiam sejenak, sebelum menjawab "Tidak, dia langsung pergi setelah meletakkan Minju di kasurnya"
"Jika bertemu kita harus berterima kasih padanya" Tiffany tersenyum lembut, "Minju sudah kuanggap seperti putriku sendiri. Terima kasih karena sudah mengurusnya sebelum aku datang. Aku yakin dia akan terserang demam karena kehujanan"
"Minju dapat memasukkan bola basket sebanyak lima dari lima kali kesempatan saat dirinya bahkan belum sembuh setelah keracunan makanan. Dia benar-benar kuat kurasa" Ujar Yeji.
Tiffany dan Chaeyeon lantas menoleh pada Yeji yang baru saja keluar dari kamar Minju, "Hyunjin menelponku. Dia bilang dia lapar"
Tiffany menghela berat, "Anak itu benar-benar. Siapa yang akan menjaga Minju jika begini?"
"Aku akan menjaganya. Jangan khawatir, aku akan bermalam" Ujar Chaeyeon.
Yeji menatapnya ragu "Apa tak masalah? Maksudku--"
"Apa? Chaeryeong dan Minju sama berartinya bagiku. Mengapa kau ragu?" Chaeyeon berusaha meyakinkan "Tak masalah, sungguh"
"Yasudah, kalau begitu aku titip Minju padamu ya Chaeyeon. Sekali lagi terima kasih" Tiffany mengelus lembut surai milik Chaeyeon.
Chaeyeon tersenyum kemudian mengantar Yeji dan Ibunya ke depan pintu. Selepas kepergian keduanya, Chaeyeon masuk ke kamar Minju, memeriksa suhu tubuh gadis itu dengan meletakkan punggung tangannya diatas dahi gadis bermarga Kim. Demamnya tak kunjung turun.
"Astaga, besok kita akan mulai kuliah Minju. Kau harus cepat sembuh"
Chaeyeon berucap seraya menaikkan selimut hingga ke leher Minju. Bunyi ponsel Minju mengalihkan perhatiannya. Diraihnya ponsel itu, ada dua pesan masuk. Dan saat membacanya, bola mata Chaeyeon membulat, dengan cepat dia menelpon nomor tanpa nama itu. Tak membutuhkan waktu lama, panggilan itu diterima.
"Wah, aku sangat terkejut kau menelponku"
"Astaga Kim Junkyu, masa bodoh dengan hal itu. Aku sama sekali tak menyangka kau akan kembali, kupikir kau sudah mati setelah kecelakaan itu"
.
.
.
Junkyu meluruskan kakinya di lantai, dilihatnya Ruby yang berlarian di kamarnya dengan penuh semangat. Ah, manis sekali.
Junkyu ingat, 11 bulan lalu --saat hari liburnya setelas lulus SMA-- Kim Junkyu menemukan kucing manis --yang saat itu berukuran sangat kecil tengah mengeong di atas pohon sansuyu seolah meminta bantuan kepada Junkyu yang sedang melewatinya. Tak banyak orang saat itu, kecil kemungkinan kucing itu bisa turun dari sana, apalagi dengan ukuran tubuhnya yang begitu kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐆𝐎 On-[H]&[R]
Fanfiction⫘ ⫘⊹⫘〈 𓄲 ꂦꏳ ╱ 360⁰ ⟆ׇࣱ 〉⫘⊹⫘ ⫘ Ada yang mencintai terlalu dalam, hingga dia tak dapat melepaskan Ada yang mencintai terlalu dalam, hingga dia tak dapat merelakan Ada yang mencintai terlalu dalam, hingga dia tak dapat memilih. Sa...