14

311 30 16
                                    

Terkadang arti dari membenci dan mencintai bisa serapat itu, benar tidak?

Terkadang arti dari membenci dan mencintai bisa serapat itu, benar tidak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Minju mendadak kehilangan fokusnya saat berkuda. Ia terus menepis kenangan yang terputar dengan sangat jelas dalam kepalanya, namun ia gagal, lagi.

Tak ingin terjadi kecelakaan, Minju menghentikan langkah Ggyu--kudanya, dengan menarik perlahan tali yang berada di genggamannya. Ia turun dari sana dan menuntun kudanya untuk kembali ke dalam kandang. Setelah memastikan pintu kandang itu terkunci dengan rapat, rungunya menangkap suara langkah mendekat diiringi dengan suara lembut yang ditujukan padanya.

"Kenapa cepat sekali?"

Eunbi bertanya seraya mendekati Minju, ia menyodorkan kaleng cola dan langsung diterima dengan baik oleh Minju.

"Aku tak ingin jatuh dan mengalami patah tulang. Hanya--" Minju membuka kaleng minuman itu hingga suara desisan mengudara, "Aku hanya sedang tidak fokus"

Eunbi mengernyit, "Kau baik?"

"Ya, tentu" Sahut Minju kelewat cepat, kukunya menggerus kaleng cola-- yang tentu saja tak akan bisa ia lakukan.

"Hey" Tangan Eunbi meraih tangan Minju yang satunya, menggenggamnya erat dengan sorot mata yang lembut, "Aku ada disini jika kau butuh sesuatu. Kau tau itu kan?"

Minju mengangguk samar, "Ya, aku tau" Dia tersenyum, "Mari jangan membahas ini--"

Minju menggantungkan kalimatnya sesaat kala minuman bersoda itu mengalir mulus di kerongkongannya.

"Kau tau eonnie? Beberapa hari yang lalu, saat aku sedang sarapan di supermarket, ada seorang dokter muda yang mengambil cola-ku, konyol. Dan alasannya lebih konyol lagi, ia khawatir akan kesehatanku. Untung saja aku punya toleransi kepada Dokter-dokter tampan"

Kekehan ringan mengalun dari bibir keduanya, Minju lantas kembali berujar, "Kubilang padanya kekebalan tubuhku bagus. Namun aku malah jatuh sakit setelahnya"

Eunbi membulatkan netranya sementara gadis di hadapannya hanya menyengir kecil, "Oke, sebagai Dokter, orang itu yang terlalu khawatir atau aku yang terlalu tidak peduli terhadap kesehatan orang-orang?"

"Tentu saja dia yang terlalu berlebihan!" Seru Minju, "Jika aku mengingat namanya mungkin kau akan tau siapa dia. Siapa tau kalian berada di Rumah Sakit yang sama"

Eunbi mendengus kala baru mengingat bahwa ingatan Minju memang sangat payah, "Kau masih muda, astaga!" Pekiknya.

Minju terkekeh. Ah, benar. Minju dengan ingatan payahnya, ia bahkan pernah meninggalkan pemanggang rotinya tetap menyala selama ia pergi ke sekolah.

Satu pertanyaan mendadak melintas, tentang mengapa hal-hal sederhana mudah ia lupakan sedangkan kenangan buruk begitu apik menetap dalam kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐄𝐆𝐎 On-[H]&[R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang