Bagian 9

3.7K 302 14
                                    

[ Alam bawah sadar Sizhui ]

' Di mana aku? Kenapa aku bisa ada di perbukitan indah seperti ini.
"A Yuan, anak ku". Sizhui langsung menoleh. Mata nya berkaca kaca lalu berlari kearah lelaki berpaian putih itu memeluk nya seerat yang ia bisa.
"Ibu, hiks.. Ibu aku merindukan mu. Hiks ibu.." Tangis nya tumpah begitu saja. Lelaki berparas cantik itu pun membalas pelukan sang anak. Ia mengelus lembut punggung dan kepala belakang anak tersayang nya itu.
"Ibu juga merindukan mu. Sangat, maaf kan ibu nak. Ibu meninggal kan mu begitu cepat." Sizhui menganggukan kepala nya pelan.
"Bawa aku bu, izin kan aku ikut bersama mu hiks ayah tidak menyayangi ku, paman dan kakek juga sangat membenci ku. Hiks bawa aku bu". Cairan bening terus mengalir membasahi pipi putih pucat lelaki cantik itu. Ia pun menganggukan kepala nya.
"Kau akan ikut dengan ibu, sudah cukup kau menderita A yuan. Kau akan bahagia bersama ibu di sini." Sizhui melepas perlahan pelukan nya. Lalu wei wuxian mengelus lembut wajah tampan anak nya itu.
"Kau akan di sini bersama ibu. Saat nya kau untuk pulang". Ucap nya sambil tersenyum manis.
"Ayo, di sana rumah ibu. Ayo kita pulang A Yuan". Wei wuxian menggandeng lengan Sizhui lalu bersama melangkah menuju rumah berhalaman hamparan bunga cantik nan wangi itu. Sizhui nampak sangat senang saat ia bertemu kembali dengan ibu nya.

-  -  -  -  -

[ Mimpi wangJi ]

Tanpa sadar Wangji tertidur di atap sekolah. Ia bermimpi Istri yang sangat ia rindukan mendatangi nya untuk pertama kali nya setelah ia meninggal 16 tahun lalu.
"Lan Zhan.. Kenapa.. Kenapa kau menyianyiakan pemberian terakhir ku. Kenapa Lan Zhan.. Ia sangat menderita. Ia sangat ingin kau menyayangi nya seperti layak nya seorang ayah. Kenapa Lan Zhan.." Dalam mimpi nya ia melihat Wei wuxian menangis darah di hadapan nya. Bersama Sizhui yang ia gandeng. Sizhui menatap nya dengan mata sedih nya.
"Ia sudah sangat cukup menderita Lan Zhan.. Aku akan mengambil nya kembali. Selamat tinggal Lan Zhan.." Perlahan tubuh Wei Wuxian dan Sizhui menjauh semakin menjauh juga memudar.
"Wei Ying! Sizhui! Maaf kan aku, kembali lah Sizhui! Jangan tinggal kan ayah! Sizhui!.." Sekeras apa pun WangJi berusaha mengejar. Ia tetap tidak berhasil mengejar anak dan istri nya itu. Sampai mereka benar benar menghilang meninggalkan ia sendiri di ruangan putih itu.

"Wei Ying!!.." Wangji terbangun dari mimpi nya. Nafas nya tersengah seakan ia baru saja berlari ratusan kilo meter.

Drr... Drr.. (Anggap saja suara getar hp)
"WangJi di mana pun kau sekarang kembali lah segera ke rumah sakit. Sizhui semakin melemah". Mata WangJi membulat. Tanpa basa basi lagi ia langsung berlari menuruni tangga untuk kembali keruang rawat sang anak

"Kakak! Sizhui bagaimana dia". Xichen menggeleng lemah
"Dokter Wen sedang memeriksa nya". Jawab nya lemah. WangJi menatap datar kearah keluarga Jin juga Jiang yang juga ada di sana.
"Ingat ucapan ku beberapa hari lalu Tuan Jin". Ucap nya datar menusuk.
Menatap kearah Jin Zixuan dan Jin Ling. Jin ling yang sudah kalut semakin kalut. Ia semakin menyembunyikan diri nya di dalam pelukan sang paman (Jiang Cheng).

30 menit kemudian

Wen Qing keluar ruangan itu. Semua orang langsung menghampiri nya.
"Dokter Sizhui Sizhui selamat kan. Dia tidak papa kan. Dokter kata kan sesuatu." JingYi
Wen Qing menggelengkan kepala nya.
"Kami sudah berjuang semampu kami. Tetapi, kami bukan lah tuhan. Maaf pasien tidak selamat." Wen Qing
Semua orang terkejut. JingYi langsung menangis sejadi nya. Begitu juga dengan Jin Ling. Xichen dan wangJi mematung namun air mata mambasahi pipi mereka. Fengmian dan Jin xizuan memejamkan mata mereka.

"Tidak! Tidak! Sizhui!" JingYi langsung masuk kedalam ruangan tersebut. Membuka kain putih yang menutupi tubuh kaku Sizhui. Tangis nya semakin pecah saat melihat tubuh tak bernyawa saudara nya itu.

"Sizhui.. Hiks.. Sizhui.. Kenapa kau pergi Sizhui.." Xichen mengelus lembut pundak keponakan nya itu. Saat melihat wajah pucat sizhui air mata nya semakin deras membasahi pipi nya. Fengmian menepuk pelan beberapa kali pundak WangJi saat melihat lelaki itu hanya mematung di luar ruangan. Ia terlihat amat sangat terkejut.

Tbc!!

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang