Bab 24

1.3K 17 0
                                    

“Sebuket bunga mawar.”

“Tio? Itukah kamu?”

“Lama tidak berjumpa kamu masih saja mengenali suaraku.” Pria bertopi skate itu duduk di samping Azalea.

“Duduklah! Ada yang ingin ku bicarakan denganmu,” ujarnya sambil memegang punggung Azalea agar perempuan itu dapat duduk disampingnya.

“Tongatmu mana?” tanya Tio.

“Ku letakan di bawah meja,” jawab Azalea dengan pandagan lurus ke depan.

Pria bernama Tio yang duduk di samping Azalea terus memandang tubuh perempuan itu.

“Kamu semakin terlihat kurus, Azalea.”

“Apa yang ingin kamu bicarakan, ucap Azalea tanpa basa basi

Tio memandang semakin dalam.

“Bukan dia pelakunya, kamu harus percaya padanya.”

“Kamu temannya jelas kamu akan membela dia.”

“Tidak kah kamu merasa jika sentuhan kasar itu bukan berasal dari tubuhnya. Aku tau kamu pun tidak mempercayai hal itu. Namun, hatimu bingung merasakannya.” Perkataan Tio membuat Azalea menjerit histeris sambil menjambak rambut dengan kedua tangannya.

“Jangan teruskan Tio! Aku tidak ingin mendengarnya.”

“Azalea,” panggil Tio pelan.

“Aku tidak mau mengingat kejadian itu lagi, terlalu menyakitkan untuk ku, Tio”

Tio menarik tubuh Azalea hingga jatuh ke dalam pelukannya.

“Peristiwa itu terus menghantui pikiranku, Tio..hiks..hikss..”

“Azalea," sebut Tio lirih.

Azalea menangis sesegukan dalam pelukan Tio. Bisakah kejadian beberapa tahun yang lalu tidak diungkit lagi, teramat sakit bila Azalea menghidupkan kembali masa dimana seorang bajingan merengut kesucian dan membuat kedua matanya tidak dapat melihat dunia.

Jika itu semua hanyalah mimpi, Azalea ingin cepat-cepat terbangun dari mimpi buruk tersebut. Namun, itu adalah kenyataan yang harus ia terima seumur hidupnya bersama derasnya air mata yang selalu turun saat mengingat peristiwa kelam itu.

“Jika saja bajingan itu adalah Tio aku akan lebih ikhlas melepaskanmu, Azalea” batin seseorang yang berdiri di seberang jalan dengan menatap pilu ke arah Azalea yang menangis di dalam dekapan Tio.

*****










SEBAGIAN CERITA DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT















EX-BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang