Sedikit bercanda itu perlu,
Sekedar untuk merenggangkan suasana yang tegang!"Buk buk buk buk"
Seperti itulah bunyi basket yang dipantulkan kelantai
"Yo lo ada niat nggak buat ikut lomba tanding SMA sebelah?"
tanya Raka sahabatnya
"Liat aja ntar"
jawabnya
"Prtttt..."
Suara peluit yang ditiup oleh guru olah raga yang biasa disebut pak Stanis sosok guru yang humoris namun galak yang keliatan dari muka bengisnya
"Kumpul-kumpul semua ayo kumpul bapak mau memberitahu kalian informasi penting !"
Kata pak Stanis dengan alis yang ditautkan keatas dan dahi yang berkerut keriput menunjukan umurnya yang tidak mudah lagi."Tapi sebelum itu mari bapak apsen satu persatu dulu untuk mengecek kehadiran kalian pada hari ini" lanjutnya lagi
"Rio Ardiantara"
"Ada pa"
Jawab siswa yang namanya dipanggil
"Aldy Syaputra"
"Raka mahendra"
Nama demi nama dipangil dan tiba saatnya nama Tyo dipanggil juga oleh pak olahraga
"Tyo Paty Dewa"
"Ia pak ada apa pak?,"
Tanya Tyo yang iseng dengar suara yang lantang.
"Tyo Paty Dewa, anak dari keluarga yang lumayan menjadi bagian dari orang yang disorot oleh awak media dikarenakan mempunyai harta yang berlimpah selain itu ibunya yang notaben menjadi pablik fikur dan ayahnya yang menjadi pemilik tempat olahraga ternama, toko emas dan berlian yang ada di setiap daerah dan kota, serta pemilik perusahaan ternama. vakta bahwa ia anak dari keluarga terpanda ia rahasiakan dari teman-teman sekolahnya dan lebih mengejutkanlagi ia bekerja disalah satu cave sebagi pelayan cave.Tapi bagi Tyo yang kaya adalah orangtuanya sedangkan ia tidak. Ia harus menempuh semuanya dari nol dan ingin mempunyai penghasilan sendiri. Ia selalu berpikir belum mempunyai hasil dari keringatnya sendiri, adalah bukan miliknya. Tyo adalah kapten basket di SMA Lentera sekaligus vokalis bend disekolah.
Berparas tampan, mempunyai tinggi yang ideal dan badan yang ok menjadi salah satu kelebihan yang ia punya untuk menarik lawan jenis, selain itu ia juga sering ditawar untuk menjadi model. Namun dia tidak perna berkeinginan menjadi seperti ibunya ataupun ayahnya ia hanya ingin jadi dirinya sendiri berhasil dengan cara yang dia inginkan. Apalagi dengan yang namanya cinta. Semua tentang cinta dianggap bulsit, Munafik cinta adalah munafik."apakah kamu sakit nak, atau kamu sedang tidur? belum puas tidur ya kamu?"
"udah pak, maaf hehe"
"Baik informasi yang akan bapak sampaikan adalah, kita akan bertanding melawan sekolah tetangga yaitu sekolah Bina Bangsa. Apakah kalian sudah dengar informasi yang bapa sampaikan ini?"
Tanya pak Stanis kepada muritnya
"Sudah pak"
serentak semua menjawab
"Baik sebelum kita mulai latihan kita, apa ada yang ingin bertanya?"
"Saya pak"
Mendadak Tyo mengacungkan tangan untuk bertanya
"sudah bapak duga yang akan bertanya pasti anak yang pintar dan berprestasi. Baik Tyo, apa yang ingin kamu tanyakan ?"
"Habis latiannya jam berapa pak?"
Lantas semua murit menertawakan ucapannya
"Kamu ini kita belum mulai latain, sudah menanyakan jam selesainya !"
Omel pak Stanis
"Ia pak soalnya saya tidak mau ketinggalan lahiran pak"
"Emangnya siapa yang mau lahiran Tyo? Kaka kamu?"
Tanya pak stanis ingin tahu
"Ihh bapak sok tahu ih. mana ada saya punya kaka cewe pak? Cowo aja nggak punya tuh. Sayakan anak tunggal pak"
"Lalu siapa tyo?"
tanya pak guru itu penasaran dan sedikit geram menahan emosi
"Simanis pak dia mau ngelahirin"
Jawab Tyo dengan wajah yang dibuat sedih dan sendu
"Simanis siapa tyo"
"Itu loh pak, kucing tetangga saya kan kawin sama kucing kesayangan pembantu rumah saya, masa mau ngelahirin saya enggak liat? Kan sayang pak. Nanti sya dicap sama pembantu saya loh pak mijikin micim ipi nih cicing siyi ngilihirin inggik liat?"
Sambung gue asal sambil mengukir bibir dan mengubah huruf vokal menjadi i
"woi Yo sejak kapan rumah lu punya pembantu njir?"
sambung Aldy sambil diikutin tertawa lepas dri murit yang lain
"Kamu ini..."
geram pak stanis yang sudah biasa dengan sikap Tyo
"Ia ia pak jangan emosi pak. Tuh liat dahi bapak udah bergaris gitu, itu mah... tandanya bapak udah tua efek emosian pak"
meliat raut wajah pak olahraga yang semakin memerah akibat menahan emosi, akirnya iapun berlari kelapangan dan berlatih tampa dikomando lagi. Semua murit yang melihat aksinya itu tertawa terbahak.
"Bocah edan! Yasudah mari kita melanjutkan latiannya anak-anak"
Tampa tyo sadar, dilain sisi ada seorang sedang mengamati pergerakannya.
"Gue bakal buat hidup lo nggak tenang dan lo akan keluar secepatnya dari sini bajingan"
Seru orang itu sambil mengepalkan tangan menahan emosinya
"Hey kamu ngapin? siapa yang bajingan?"
Sapa seseorang dari arah belakang mengagetkan sosok yang tersembunyi itu
"Eh..Mel ngagetin aja lu dasar pendek"
"Aku itu enggak pendek, cuman kamu yang kelebihan tinggi tau!"
Kata gadis itu tak terima.
"Oia kamu lagi apa? Kok pake sembunyi dibalik tembok bukannya ikut olahraga? Teman kamu aja udah pada latian tuh"
Sambungnnya lagi"Uluh... ni anak makin hari makin cerewet aja ya. Gue ikut, cuman baru balik dari toilet malas juga ikut gituan panas tau mending liatin dari sini. Hemat tenaga kaga cape keluarin kringat iakan?"
"Halah bilang aja malas"
"Hehe tuh tau. Lo sendiri ngapain disini?"
"Aku mau ke perpus ambil buku kimia cuman pas lewat malah liat kamu jadi iseng aja buat ngagetin hehe"
"Udah persis tuyul tadi udah bagus, pas noleh susah liat harus nunduk dulu. Udah sana entar diomelin bu Linda baru tau rasa lu"
"dasar lolipop. Oia... ampundah gue... pasti lagi ditungguin. Gue balik dulu ya bye permen loli"
Gadis itu berlari menjauh dari cowo misterius itu menuju kelasnya
"Lu mau kemana? Kg jadi ambil buku? Mau dihukum bulinda karna udah datang telat malah kg bawa buku?"
teriak cowo itu meingati si gadis
"Astaga, lupa lagi gue bye..."
Ia pun berlari ke arah perpus untuk mengambil buku itu
cowo itu siapa? ikutin ceritanya ya biar bisa tau siapa cowo itu.
Hay kembali lagi sama mimin😊jgn pernah bosan ya buat nunggu ini up lagi😁jgn lupa🌟&💬nya ya😊🙏😇
KAMU SEDANG MEMBACA
kaset rusak📼
Random"gue suka sama lo. please lo harus kuat! gue nggak mau kehilangan lo van. bertahanlah tetaplah berjuang" Gadis itu terisak sambil memeluk tubuh seseorang dengan erat. Hati ini terasa sakit ketika mata memaksaku melihat genangan air yang turun membas...