Bagian 5

270 18 2
                                    

Sasuke pagi ini sudah sampai disekolah, ia tampak sibuk mengotak-atik ponselnya.

Ia teringat kalau pagi ini ia belum menjenguk sahabatnya yang sedang terbaring di rumah sakit, Sasuke hanya bisa menghela nafas dan berdoa supaya kedepannya akan lancar.

"Ohayou Sasuke-kun" ucap dua orang gadis secara bersamaan.

"Hn..." balas Sasuke dengan singkat, kedua gadis yang diketahui bernama Karin dan Ino itu menjerit kegirangan.

Jam pelajaran akan di mulai beberapa menit lagi, namun orang yang Sasuke tunggu dari tadi tak menunjukkan batang hidungnya sama sekali.

''Kenapa ia belum masuk?, Apakah ada masalah?' batin Sasuke yang bertanya-tanya.

.
.
.

Naruto berjalan dengan santai saat melewati beberapa lorong, hingga ia sampai di sebuah ruangan yang menjadi tujuannya.

Beberapa tangkai bunga sudah berada di tangan kirinya, tangan kanannya terulur menyentuh knop pintu lalu mendorong pintu itu dengan perlahan dan saat ia membuka pintu tubuhnya langsung kaku seolah tak bisa digerakkan.

Dalam batin, Naruto bertanya-tanya akan sesosok gadis cantik yang ada dihadapannya tengah serius memeriksa tubuh sang sahabat.

Gadis bersurai indigo itu sepertinya sadar akan kehadiran Naruto yang sedang mengamati apa yang dilakukan olehnya, karena gadis bersurai indah itu langsung menghentikan apa yang sedang ia lakukan.
.
.
.
Bel istirahat berbunyi, semua murid langsung bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

Hinata yang melihat Sasuke sedang tidur langsung menendang kursi dari belakang hingga sang empu merasakan dan menatap kearah belakang dengan tajam.

"Tidak usah sinis seperti itu, lebih baik kau makan. Aku tahu kalau kau belum makan dari tadi pagi" ucap Hinata sambil menunjukkan bekal Sasuke dengan sumpit miliknya.

"Hn, arigatou" ucap Sasuke

Yang langsung kembali pada posisi nya dan tak mengira bahwa Hinata memasukkan bento miliknya yang ternyata sudah diberi ekstrak tomat 🍅, Sasuke tersenyum sendiri sambil memakan bekal miliknya yang rasanya sangat mirip dengan buatan kaa-channya.

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tanya Hinata sambil melahap bento miliknya.

"Apakah kamu memiliki lowongan pekerjaan?" ucap Sasuke dengan nada datar.

"Ada sih, tapi apa Uchiha sepertimu mau bekerja dengan upah yang minim?" ucap Hinata dengan remeh.

"Memangnya kenapa?, Yang penting Halalkan?" ucap Sasuke yang asik memakan bentonya.

"Kau itu Uchiha, bukankah Uchiha itu memiliki gengsi yang tinggi?" remeh Hinata.

"Aku membutuhkan banyak dana untuk memenuhi kebutuhan aku, tentu saja aku harus bekerja" ucap Sasuke sambil mencibir.

"Baiklah, anggap saja kita sedang melakukan kerjasama. Kau adalah menager baru yang akan menaikkan profit sebesar 50% pada usaha milik ku. Setuju?" ucap Hinata yang menutup bentonya.

"Bagaimana cara aku melakukannya?" tanya Sasuke yang kebingungan akan targetnya profitnya.

"Ayolah, apa gunanya fans mu itu" ucap Hinata yang mulai menyeruput jusnya.

"Hm..." balas Sasuke yang tampak ambigu.

.
.
.

Seorang pria tampak senang pulang ke rumahnya namun saat perjalanan pulang ia bertemu dengan sahabatnya yang bersurai merah, pria itu langsung mendekati sang sahabat dan memeluknya dengan sangat erat.

Gadis itu memekik kaget karena seseorang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang, iya hafal betul dengan aroma parfum ini.

"Naruto apa yang sedang kau lakukan?" tanya gadis itu sambil tersenyum.

Naruto langsung menghadap gadis itu dengan senyumannya yang lebar hingga siapa saja yang melihatnya akan terhanyut bersamanya.

"Saara-chan, aku mau miliki berita gembira" ucap Naruto dengan girang.

"Shion akan segera sadar dari komanya, bahkan aku melihat jarinya bergerak" cerita Naruto dengan menggebu-gebu.

"Semoga saja Shion cepat sadar dari komanya" ucap Saara sambil tersenyum kecut.
.
.
.
Hinata menyalakan lampu tokonya dan terlihat banyak sekali meja dan kursi telah tertata dengan rapi, Sasuke memandang dengan tak percaya sekeliling ruangan yang cukup luas itu.

"Rumah makan ini ternyata cukup luas dan panggung pertunjukan? Buat apa?" tanya Sasuke.

"Tentu saja untuk hiburan, kau itu bagaimana sih" ucap Hinata dengan jengkel.

"Baiklah, kita beres-beres saja supaya besok bisa mulai buka toko" saran Hinata.

"Hn.." gumam Sasuke.

Hinata dan Sasuke langsung beres-beres ruangan bahkan Sasuke dengan usil menyapu kaki Hinata yang senang mengepel, Hinata langsung menjauh namun Sasuke langsung mendekati kembali hingga mereka berdua perang perang-perangan dengan menggunakan gagang sapu dan pel.

Sasuke bahkan berusaha lari dari kejaran Hinata yang tampak kesal akan kelakuan Sasuke, Hinata berhasil menangkap targetnya dan memberi pel itu kepada Sasuke.

Dengan santainya Hinata duduk di atas panggung sambil meminum sebotol air mineral, Sasuke hanya mengerucutkan bibirnya sambil mengepel lantai.

"Makannya, jangan gangguin orang kerja. Bersihin tuh sampai mengkilap" titah Hinata dengan seenaknya.

Setelah selesai Sasuke duduk di samping Hinata dan tiduran di sana, keringat tampak bercucuran turun. Terlihat dengan jelas Sasuke yang kelelahan, Hinata juga langsung tiduran dengan posisi badan berlawanan arah namun kepalanya saling berhadapan.

Mereka berdua tidur dengan lelapnya, ruangan luas itu menjadi saksi bisu benang merah yang semakin mengeratkan setiap detiknya.
.
.
.
Saara duduk di balkon kamarnya, kebetulan sekali balkon kamarnya berhadapan langsung dengan kamar sahabat kuningnya yakni Naruto. Saara melihat dengan jelas tirai kamar itu masih terbuka lebar hingga melihat sahabatnya yang kini sedang tidur dengan pulas, perlahan tetesan air mata berjatuhan.

Semakin lama air mata berlinang membasahi pipi dan punggung tangannya yang sedari tadi digunakan untuk meremas roknya, dengan kasar ia menghapus air matanya lalu masuk kedalam kamarnya dengan menatap arah yang berlawanan dengan kasurnya.

"Sudah seharusnya aku mundur, semoga kau bahagia Naruto-kun" ucap Saara yang tiba-tiba saja angin berhembus dan menerbangkan anak rambutnya serta beberapa titik air matanya.

I love You-SasuHina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang