RENJUN X RYUJIN
.
AUTHOR'S SIDE
.
.
Matanya terpejam, ujung lidahnya tergigit, Renjun merasakan amarahnya meroket. Berbanding terbalik dengan Ryujin yang begitu percaya diri menautkan jarinya pada Renjun.
"Dia sudah memiliki kekasih. Jadi tak perlu mencari perhatiannya dengan memberi bekal makan siang." Ryujin dengan dagu terangkat mengatakan semuanya.
"Aku akan menemuimu lagi nanti." Renjun tersenyum kecil pada adik tingkatnya.
"Kau tak akan menemuinya lagi!" Ryujin mutlak dengan kalimatnya.
Renjun mengalah untuk tak membantah saat itu juga. Dia lebih memilih menarik mantan kekasihnya itu menjauh. Dia tak ingin malu karena memancing keributan.
"Junjun?" Ryujin tak peduli, faktanya Renjun masih menautkan jemari kedunya.
Renjun masih diam, terus berjalan dengan langkah perlahan. Ryujin tak akan bisa menyeimbangi langkah cepatnya.
"Aku belum makan siang." Ryujin mengoceh, tidak berniat untuk berjalan di sisi Renjun.
"Kalau begitu makan."
"Hari ini aku dapat libur latihan!" tidak untuk kali ini, Ryujin sudah memeluk lengan Renjun.
Renjun berhenti, memutar tubuhnya untuk menyamping. "Pergilah cari makan. Seharusnya jika mendapat libur kau menemui ayah atau menemani ibu di rumah." jari panjang Renjun mengetuk dahi lebar Ryujin.
Ryujin mengembangkan senyum hingga kedua matanya menyipit indah. "Junjun masih menyayangi Jinjin, 'kan?" suaranya melengking.
"Jangan memanggilku seperti itu. Kita bukan sepasang kekasih lagi. Aku bukan kekasihmu lagi, Shin Ryujin." Renjun coba tekankan kata perkata dalam kalimat terakhirnya.
Ryujin mengangkat tangan keduanya yang belum terlepas. "Kau masih memanggilku Jinjin!" Ryujin merasa menang kali ini.
Renjun menarik tangannya, membuat raut wajah si cantik merengut.
"Junjun!" Ryujin ingin meraih kembali tangan Renjun, namun si tampan mengangkat tinggi tangannya. Ini akibatnya jika Renjun melunak pada Ryujin.
"Kita sudah berakhir!" mari memakai cara keras.
"AKU TAK PEDULI! KAU MASIH KEKASIHKU!"
"Keras kepala!" Renjun tak akan berdebat lagi. Langkahnya diambil sebesar mungkin meninggalkan Ryujin.
"JUNJUN!" Ryujin memacu tubuh kecilnya untuk menghalangi jalan Renjun. Tangannya terentang, seakan dapat melumpuhkan pergerakan Renjun.
"Cobalah untuk meninggalkan semuanya. Aku bukan milikmu lagi-"
"Kau masih milikku!"
Renjun menghela napas beratnya. "Jangan terlihat seperti aku yang jahat di sini. Kita sama-sama jahat. Kau bahkan tak pernah baik dalam hubungan ini. Selalu aku yang mengalah. Jadi, kumohon!"
Ryujin menunggu dengan tak tenang saat Renjun menggigit geram bibir bawahnya.
"Lupakan semuanya!"
Ryujin menggeleng. "Tidak akan!"
"Jinjin!"
"AKU HANYA MEMINTAMU UNTUK MENDUKUNGKU! TAPI KAU MENINGGALKANKU! SIAPA YANG JAHAT JIKA BEGITU?!"
Renjun memperhatikan bagaimana reaksi tubuh Ryujin yang baru saja mengamuk.
"Ayah dan ibu menghalangiku. Aku hanya memilikmu. Dan sekarang kau berpihak pada mereka!"
Renjun melihatnya begitu jelas. Ketika mata memerah Ryujin meneteskan air mata. Gadis itu berlari kecil meninggalkan Renjun, bahkan dengan sengaja menabrak bahu Renjun.
Renjun menguasai dirinya untuk tak berbalik. Mereka sudah berakhir. Renjun baru akan melangkah saat sesuatu terpijak olehnya. Renjun angkat kaki kanannya, lalu membungkuk mengambil benda tersebut.
Itu adalah gantungan tas berbentuk Moomin. Renjun lihat bagian kaki dari gantungan itu, masih ada 'Junjun' di terukir di sana.
"Kau pun lelah menjaganya." Renjun mengantongi mainan itu sebelum melanjutkan perkejaannya yang tertunda.
.
.
.
To Be Continue
©Meclaulin
#191029
KAMU SEDANG MEMBACA
Playlist - The Journey
Fanfic[COMPLETED] [RenRyu] "Ketika cerita Renjun diibaratkan daftar lagu." Cerita singkat dari Renjun, seorang yang akhirnya merasa kehilangan pengisi hati saat perempuan itu sudah ia jadikan sebagai mantan kekasih. Rendy Pandugo's Album - The Journey