04. Won't Let Me Down

388 65 0
                                    

RENJUN X RYUJIN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RENJUN X RYUJIN

.

AUTHOR'S SIDE

.

.

Pertemuan dengan Ryujin kemarin membuat Renjun tak dapat memusatkan pikiran dalam konsentrasi penuh. Shin Ryujin dengan leluasa menguasai pikiran Huang Renjun.

"Earth to Huang Renjun!"

Ketika Renjun menoleh saat mendengar namanya, sebuah ice coffee terulur ke hadapannya. Renjun menatap pria yang tersenyum di sampingnya. "Terima kasih, Na Jaemin."

"Hanya beberapa won." Balas Jaemin dengan nada jenaka. "Memikirkan sesuatu?"

Renjun mengambil satu sesapan pad kopinya. Senyumnya menandakan jika kopi tersebut sesuai dengan seleranya. "Terlihat jelas?"

"Tidak, hanya aku saja yang terlalu memahamimu."

Renjun mencibir. "Seberat ini rasanya berpisah dengan orang yang kau sayang?" Renjun menaruh minumnya di sisi tubuh. Kakinya menyilang, tubuhnya masih duduk tegap meski tanpa sandaran.

"Aku tidak memahami kalimatmu."

Renjun mendengus. "Apa bahasaku terlalu tinggi untukmu?"

Jaemin menggelengkan kepala. "Hanya kalimatmu yang terlalu bodoh bagiku."

Renjun sontak menghadap Na Jaemin.

Pria yang menjadi teman karib Renjun itu tersenyum lebar. "Untuk apa berpisah dengan orang yang kau sayang? Tidakah itu bodoh? Ini sama halnya seperti cinta tak harus memiliki. Jika kau mencintainya kau harus memiliknya. Jika kau masih menyayanginya tak seharusnya kau melepasnnya."

Renjun tak menyahut.

"Kau menyerah untuk mematahkan argumenya tentang impian, dengan menyakiti kalian berdua. Itu bukan pengorbanan jika kau menyakitinya. Kalau kau hanya menyakiti dirimu sendiri, itu baru pengorbanan." Na Jaemin sekali lagi mengukuhkan predikat player pada dirinya. Terlalu paham mengenai wanita.

Renjun menghela napas.

"Jangan menghela napas di hadapanku. Kau terlihat semakin menyedihkan."

"Lalu aku harus apa?"

"Mengapa bertanya padaku?"

"Sungguh Na Jaemin, jika kau hanya ingin membuat kepalaku semakin sakit, enyahlah secepatnya dari hadapanku." Renjun tak lagi menatap Jaemin. Memilih menatap lurus pada perkarangan fakultas, kinipun kakinya sudah bersila di atas bangku, badannya membungkuk.

"Berapa lama kau putus?"

"Dua minggu."

"ASATGA!" Jaemin bahkan sadar dia meloncat dari duduknya. "Kau bercanda padaku?'

Renjun memasang ekspresi datar pada wajahnya. Jarinya menunjuk tepat di ujung hidung. "Aku terlihat bercanda bagimu?"

Jaemin menganggukan kepala. "Sangat. Bodoh!"

"Harushkan kau mengatakan itu!"

Jaemin sekali lagi menganggukan kepala. "Renjun-" Jaemin memunggungi sahabatnya tersebut, lalu berbalik. "Kau ingin menyerah atau tidak?"

"Menyerah untuk apa?"

"Untuk apa yang kau perjuangkan! Mengapa kau jadi bodoh seperti ini?"

"Aku tidak tahu apa yang kuperjuangkan."

"Aku dengan segala hormat memilih undur diri darimu. Kau tak perlu membayar kopinya!" Jaemin berlalu meninggalkan Renjun.

"Jika yang dia maksud untuk membuat Ryujin menyerah akan karirnya, tentu saja aku tetap melanjutknnya."

Renjun menghela napas lagi.

"Jika yang dia maksud menyerah melepas Shin Ryujin yang kini tak lagi menjadi kekasihku, aku juga tak akan menyerah."

Renjun berakhir mengacak rambutnya.

.

.

.

To Be Continue

©Meclaulin#191030

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Meclaulin
#191030

Playlist - The JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang