10 - When You Go For It.

1.1K 143 8
                                    

Aku penjahatnya.
Terus kenapa?
Bukankah Tuhan menciptakan manusia,
supaya manusia itu mencari sendiri kebahagiaannya?
Seperti yang kulakukan ini.
-Jung Eunha.

Sudah seharian ini Eunha muntah-muntah terus dan seharian ini pula Taehyung menemani Eunha. Tadi pagi juga mereka pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Eunha. Dokter menyarankan Eunha agar istirahat total sampai keadaannya mulai membaik. Padahal Taehyung berpikir janin Eunha masih terlalu kecil untuk membuat ibunya sakit seperti ini.

Taehyung menuntun Eunha kembali ke tempat tidurnya setelah Eunha lagi-lagi memuntahkan isi perutnya yang berupa cairan bening. Perut Eunha kosong. Setiap kali diisi pasti selalu ditolak oleh sang bayi.

"Minum ini." Taehyung menyodorkan teh hangat. Eunha meminumnya. "Tidurlah dulu. Aku ingin mandi sebentar," katanya.

Saat Taehyung hendak bangkit, Eunha kembali menahannya.

"Setelah selesai mandi, kumohon kembalilah ke sini. Aku membutuhkanmu."

Taehyung mencoba pasrah dengan keadaannya. Ia pun mengangguk lemah sebelum beranjak pergi dari sana.

"Bagaimana keadaan Eunha, Tae?" tanya Sang Papa yang sedang mengurus suatu berkas dengan asisten pribadinya di ruang tengah.

"Masih sakit tapi sudah lumayan dibanding semalam."

"Hm." Pria itu manggut-manggut. "Kamu harus selalu jaga Eunha, ya."

"Iya, Pa."

Selesai percakapan tersebut, Taehyung pergi ke kamarnya. Ia melihat Yerin sedang duduk melamun melihat ke luar jendela.

Semakin hari Taehyung semakin merasa bersalah pada Yerin. Sekarang wanita itu harus bersedia kesepian karena sang suami sibuk dengan istri kedua.

Taehyung mendekati Yerin diam-diam lalu membelai ujung rambut Yerin. Yerin tersentak kaget karena sebelumnya ia tidak menyadari kedatangan Taehyung.

"Maaf ya aku sibuk," kata Taehyung penuh penyesalan. Selanjutnya ia membungkuk untuk mengecup dahi Yerin.

"Gak apa-apa. Gak baik istri yang hamil dibiarkan sendirian," jawab Yerin sambil tersenyum lembut.

"Kamu sedang memikirkan sesuatu?"

Yerin menghela napas pelan. Matanya menatap ke luar jendela lagi. "Aku memikirkan, bagaimana rumah ini jika dipenuhi tangis seorang bayi. Pasti terasa menyenangkan."

"Taehyung?" panggik Yerin lagi.

"Hm?" Taehyung sediki membungkuk agar bisa menatap wajah sang istri.

"Berjanjilah untuk menjaga Eunha sebaik mungkin. Jangan sampai dia bernasib sama sepertiku."

Taehyung tersenyum miris. Ia tidak tau perasaan apa yang ia rasakan sekarang. Yang jelas serpihan hatinya berteriak minta diperbaiki.

Taehyung memeluk Yerin. Yerin yang sedang duduk hanya sebatas perutnya. "Aku berjanji."



*****



Yerin tidak sengaja bertemu dengan Jungkook saat Yerin sedang pergi ke kafe dengan Yuju. Mereka bertemu di kafe tersebut. Jungkook sedang bersama teman lelakinya.

"Kenalin ini Choi Yuju, sahabat aku." Yerin memperkenalkan Yuju. Yuju dan Jungkook bersalaman.

"Kalau ini Kim Seokjin. Dia adalah kakakku."

"Oh iya?" Yerin membulatkan mata. "Salam kenal, Kak. Aku Yerin." Yerin bersalaman dengan Seokjin.

"Senang bertemu denganmu, Yerin," kata Seokjin dengan senyum manisnya.

When We Lost. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang