18 - When I Couldn't Believe Anything.

985 124 5
                                    

Bukan karena sedih
Rindu bisa datang karena sepi
Atau seseorang membahas lagi
Tentang kenangan yang tak bisa dilakukan kembali.
~Jung Eunha.

•••

Yerin membuka pintu rumahnya dan mendapati Taehyung berdiri dengan wajah kusam. Sedari tadi ia mencari suaminya tersebut yang tiba-tiba saja pergi padahal jam sudah larut malam.

"Sayang, kamu darimana?" tanya Yerin yang menarik Taehyung masuk ke dalam rumah.

"Aku..., tadi ada panggilan mendadak aja dari klien," bohong Taehyung yang lalu mencoba tersenyum pada Yerin.

"Semalam ini?"

"Iya. Ya udah aku ke kamar dulu, ya. Mau mandi."

Yerin membiarkan Taehyung berlalu namun bukan berarti tanda tanya di dalam diri Yerin menghilang. Justru Yerin semakin bingung, apa yang terjadi dengan Taehyung? Kemana sebenarnya ia pergi?

Taehyung mengguyur tubuhnya di bawah shower. Dinginnya air tidak lagi ia rasakan karena pikirannya masih terguncang akibat kebenaran yang baru saja ia dengar beberapa waktu yang lalu.

Selesai Taehyung mandi, Yerin sudah rebahan di tempat tidur mereka sambil memainkan ponsel. Yerin melirik Taehyung. Pria dengan bathrobe itu seperti menghindari tatapan Yerin. Yerin menyadari akan hal itu.

Taehyung mengambil pakaian tidurnya dari dalam lemari lalu memakainya namun tiba-tiba Taehyung merasakan sebuah tangan hangat meraba perutnya. Rafleks Taehyung menepis kasar tangan tersebut.

"Aduh sakit!" ringis Yerin yang adalah pemilik tangan tersebut. Yerin menatap tak suka Taehyung namun entah mengapa wajah Taehyung menjadi pucat dan ketakutan. "Kamu kenapa, Tae?" tanya Yerin.

"Maaf. A-aku gak sengaja." Taehyung menghindari tatapan Yerin lagi. Ia berjalan kemudian menjemur bathrobe-nya.

"Kamu beda semenjak pulang tadi. Jujur sama aku kamu kemana?"

"Aku udah bilang kan tadi aku kemana."

"Kamu bohong."

Taehyung termenung. Yerin berjalan menghadap Taehyung.

"Pasti ada suatu hal penting yang terjadi," Yerin menangkup wajah Taehyung, "dan kamu bisa cerita sama aku."

Kali ini Taehyung membalas tatapan Yerin. Ia menatap istrinya itu lamat-lamat sambil berusaha melupakan fakta kalau keluarga kecil wanita di hadapannya ini hancur karena keluarganya sendiri. Namun nyatanya tak semudah itu. Menatap Yerin justru semakin membuatnya merasa bersalah.

"Apa aku masih boleh memintamu agar selalu berada di sisiku?" tanya Taehyung tanpa melepas pandangannya dari sepasang mata jernih Yerin.

Yerin tersenyum. Tangannya berpindah menggenggam kedua tangan Taehyung dengan erat. "I'm yours. I will be by your side, forever."

"Forever?"

Yerin mengangguk antusias.

Taehyung segera menarik tubuh Yerin sehingga jatuh ke pelukannya. Erat-erat ia memeluk Yerin dengan sisa-sisa harga dirinya yang ada. Taehyung memang egois. Dia egois dalam segala hal, terutama untuk memonopoli Yerin.

*****

Matahari kembali menyinari bumi. Eunha keluar dari kamarnya dan melihat Ayah Yerin sedang sibuk di dapur.

"Hey, selamat pagi, Eunha," sapa Yonghwa yang melihat kedatangan Eunha.

"Selamat pagi, Pak."

"Bagaimana tidurmu?"

When We Lost. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang