Chapter 5

1K 92 29
                                    

Dunia k-pop kembali dihebohkan dengan beredarnya kabar penyerangan terhadap member BTS setelah insiden penembakan leader mereka. Pihak BigHit pun masih  belum memberikan penjelasan mengenai kejadian tersebut.
.
.
Pd Nim memperketat penjagaan untuk semua member BTS,  dia juga menyerahkan kasus ini kepada detektif kepercayaannya, agar dapat di selesaikan segera, dan pelaku penyerangan dan penculikan anak asuhnya secepatnya ditangkap.

Polisi pun masih belum bisa menyimpulkan apakah pelaku penculikan member BTS sama dengan pelaku penembakan namjoon di jepang sebelumnya.
.
.
.
Namjoon membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya lampu yang mengenai retinanya. Rintihan kecil keluar dari mulutnya, saat dirinya mencoba duduk bersandar di ranjangnya.
Seluruh badannya terasa sakit dan pandangannya masih buram, ia pun memejamkan matanya kembali beberapa saat guna meredakan sakit di kepalanya dan mulai membukanya kembali perlahan. Saat pandangannya mulai jelas, dilihatnya sekeliling ruangan dan atensinya terhenti saat menatap namja yang terbaring di ranjang sebelahnya. Namjoon pun memaksakan dirinya turun dari ranjang dan duduk di kursi samping ranjang namja tersebut.

"Kookie!"
Namjoon menggenggam lembut tangan jungkook.
Air mata pun lolos dari kedua matanya, ia tidak kuat melihat keadaan adiknya seperti ini, terbaring lemah dengan masker oksigen menutupi wajahnya.

"Mianhae" ucapnya lirih.

Lagi dan lagi penyesalan menghampirinya, dadanya sesak saat mengetahui semua ini terjadi karena dirinya, membernya terluka karena dirinya. Ia merasa gagal menjadi leader, seharusnya dia melindungi membernya, namun kenyataannya dia lah yang membuat membernya dalam bahaya.

"Joon"

Sebuah suara menyadarkan namjoon dari lamunannya.

"Kau sudah sadar?"

Namjoon menolehkan kepalanya melihat namja yang baru memasuki ruangan tersebut.

"Hyung"

"Hei, gwenchana?" Tanya namja tersebut saat melihat wajah namjoon yang penuh dengan air mata. Namja itupun menarik namjoon ke dalam pelukannya, mencoba menenangkannya.

"Ssttt, tenanglah, kookie baik-baik saja" ucap namja itu dan mengelus punggung namjoon lembut.

"Joon, Badan mu panas, seharusnya kau berbaring di ranjangmu, kondisimu masih belum pulih"
Ucapnya lagi, sambil melepaskan pelukannya, dia menuntun namjoon kembali ke ranjangnya. Namjoon hanya menurut karena ia masih merasa pusing dan sakit di kepalanya.

Namjoon menatap namja di depannya, tidak ada lagi senyum sehangat mentari di wajah hyungnya ini, hanya terlihat wajah lelah dengan mata yang bengkak dan terdapat garis hitam di bawah matanya. Rasa bersalah kembali menghinggapinya, seharusnya saat ini mereka berlibur, menghabiskan waktu bersenang-senang bersama, tapi semuanya kacau karena dirinya, ya karena dirinya, jika saja dia tidak menuruti permintaan mentri baek untuk menemuinya malam itu saat di jepang, mungkin saja semua ini tidak akan terjadi.

"Joon, namjoon-ah, hei, apa yang kau fikirkan?"

Namjoon terkejut saat hoseok mengguncang tangannya,

"Hyung, mianhae, aku tak bisa melindungi mereka"
Ucap namjoon sendu.

"Hey, untuk apa kau meminta maaf? Seharusnya aku yang meminta maaf, karena aku tidak melakukan apapun saat kau dan yang lainnya terbaring seperti ini" ucap hoseok dan menggenggam telapak tangan namjoon.

Namjoon menggelengkan kepalanya, tanda tidak setuju dengan apa yang hoseok katakan sebelumnya.

"Sudahlah, sebaiknya kau istirahat, aku akan mengecek keadaan member yang lainnya" hoseok pun memaksa namjoon kembali berbaring di ranjangnya.

The TreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang