Prolog

125 18 20
                                    

Semua dimulai dari ketidak sengajaan.

______________________________________

Kring..... Kring...... Kring.....

Jam weker berbunyi dan membangunkan sang Gadis Cantik berambut sebahu yang tengah tertidur lelap di sampingnya.

Gadis itu terlonjak. Ia mengucek kedua matanya, lalu mematikan dering jam weker itu. Jam menunjukkan pukul 04.00. Diletakkannya jam weker itu di samping kasurnya.

Ia menatap Langit-langit kamarnya.
Hembusan Angin pelan tak sengaja keluar dari lubang hidungnya.

“Ayo La! Semangat buat hari ini!” Ia berkata seolah-olah menyemangati diri sendiri.

Ia mulai menyingkap selimutnya dan melipatnya.
Ia turun dari kasurnya dan melangkah keluar menuju kamar mandi.

Setelah menyelesaikan Ritual mandinya, ia segera Pergi ke dapur sebelum sang mentari keluar dengan Cerahnya.

Tangan-tangannya segera mengolah bahan pangan yang sudah ia siapkan.
Setelah semua makanan telah siap, ia meletakkannya di atas meja makan.

“Loh, kak, kok udah bangun?” tanya anak laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar.

Ia menatap adiknya sambil tersenyum hangat, “udah biasa kan dik?” ujarnya.

Adiknya tersenyum, lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan yang terbilang tidak mewah dan tidak buruk. Tapi cukup memberikan kehangatan untuk mereka.

Laresya mulai mengambilkan nasi dan lauk untuk adiknya dan dirinya. Ia duduk di kursi samping adiknya. Ia tersenyum melihat adiknya yang lahap memakan makanan. Ia mengelus rambut adiknya gemas. Ia mengambil nasi dan lauk lalu memakannya.

“Udah siap?” Suara wanita paruh baya menggunakan kursi roda mengalihkan perhatian mereka berdua.

“Loh, kok, mama kesini?” Laresya bangkit dari duduknya untuk mendekati Rina----mamanya.

Rina menghela napasnya. Anaknya ini terlalu over protective kepadanya. “Mama juga mau makan bareng kalian, La. Udah lama juga kita nggak makan bareng.” Rina berjalan dengan kursi rodanya kearah meja makan dengan Laresya yang setia menuntun Rina kearah meja makan.

Laresya menghela napas berat. Selalu saja ibunya keras kepala. “Kan, kita bisa makan di kamar mama. Lagi pula mama kan sakit. Nggak boleh kecapekan,” tutur Laresya pada Rina.

Rina tetap tersenyum sambil mengelus rambut Dio---adik Laresya lembut. “Kalau buat makan bareng, mah, mama nggak akan capek. Udah lama juga kita nggak makan bareng sejak mama terkena penyakit ini,” ujar Rina membuat hati Laresya tersayat. Laresya tersenyum tipis, ia sangat bersyukur memiliki ibu sekuat dan setegar Rina. Rina mengidap penyakit Leukimia stadium 3 yang membuat Laresya menjadi over protective kepada Rina. Rina mengidap penyakit ini sejak satu tahun yang lalu, sedangkan ayahnya sudah tiada sejak dua tahun yang lalu. Tepatnya saat ia kelas 9 Smp. Hal ini membuat Laresya seikhlas hatinya untuk selalu menghidupi keluarganya.

“Mama nggak boleh sedih, ya. Lala Akan cari uang buat pengobatan mama,” ujar Laresya kasihan.

Rina tersenyum hangat kearah Laresya. “Nggak usah susah-susah, La. Belajar tekun aja biar mama seneng. Soal mama belakangan. Kalo mama udah nggak ada, berarti itu takdir.”

Hati Laresya serasa tercubit. Ia tidak tega dengan mamanya. “Pokoknya mama jangan pernah menyerah,” ujar Laresya.

Rina hanya tersenyum. Mereka kembali sarapan ditemani dengan percakapan harmonis.

'Laresya akan buat mama seneng. Laresya mau jadi orang sukses biar mama seneng. Laresya janji akan mengubah ekonomi kita.'

___

Laresya mengayuh sepeda kayuh tuanya. Ia mengayuh sepeda tuanya dengan cepat. Hingga akhirnya ia pun sampai di sekolah tepat waktu. Ia memarkirkan sepeda tuanya. Banyak sekali yang menatapnya aneh. Mungkin hanya karena ia sendiri yang menaiki sepeda. Apalagi sepeda tua. Umumnya yang sekolah di Anggaswara internasional high school hanyalah orang-orang terpandang. Jadi tidak salah jika banyak yang menatapnya aneh?

Laresya selalu acuh dengan keadaan sekitar. Ia tetap jalan menuju kelasnya. Toh, ia sekolah untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari ketenaran apalagi adu kekayaan.

Ia berjalan tanpa memperdulikan sekitarnya. Ia menaiki tangga menuju kelasnya dengan tergopoh-gopoh, hingga akhirnya ia tidak sengaja menabrak bahu kokoh seseorang dan tak sengaja menjatuhkan seputung rokok yang ada ditangan orang itu.

Orang itu berdecak sebal. Ia menahan bahu Laresya yang hendak pergi dari hadapannya. “Heh! Mau kemana lo?! Lo nggak lihat rokok gue jatuh gara-gara lo?!” murka orang tersebut pada Laresya.

Laresya menundukkan kepalanya merasa bersalah. Ia menggigit bibirnya. “Maaf saya nggak sengaja,” ujarnya.

Orang itu tersenyum sinis. 'mainan baru' batinnya menyeringai. “Maaf kata lo?”

“Ya terus?” bingung Laresya.

Orang itu tersenyum miring. “Lo harus berlutut dihadapan gue, di koridor agar di saksikan semua warga sekolah ini,” ujar Orang itu.

Laresya menatap orang itu dengan tatapan tidak dapat dijelaskan. Laresya tidak menyangka dengan apa yang dikatakan orang itu. Apa mau orang itu? Ingin menjatuhkan harga dirinya?! Laresya tidak semurah itu untuk di rendahkan.

“Gimana?” tanya orang itu.

“Maaf, saya nggak bisa turutin persyaratan anda itu. Saya sudah meminta maaf. Anda mau memaafkan saya atau tidak itu terserah anda. Intinya saya tidak mau merendahkan harga diri saya, karena saya juga tidak merendahkan harga diri anda. Sekali lagi saya mohon maaf,” tolak Laresya keras.

Orang itu melongo tak percaya. Baru kali ini ada orang yang menolaknya. Apalagi menolaknya secara keras. Ini sudah termasuk merendahkan harga dirinya. Seumur-umur, ia tidak pernah di tolak orang. Apalagi seorang gadis yang menolaknya. Ia tidak akan membiarkan ini. Ia akan membalasnya nanti.

“Lo tahu siapa gue?” tanya orang itu.

Laresya mengedikkan bahu sebagai tanda tidak tahu. “Siapapun anda, saya tidak tahu dan tidak ingin tahu. Karena itu tidak penting.” Laresya melenggang pergi meninggalkan orang tersebut yang menatapnya melongo tak percaya.

“Gue Marvel Anggaswara. Anak pemilik sekolah ini. Dan gue nggak akan biarin hidup lo tenang!!” teriak Marvel Frustasi.

Ya, orang itu Marvel. Anak pemilik Anggaswara internasional high school. The most wanted boy dan Bad Boy of Anggaswara internasional high school. Dan ia bersumpah akan membuat Laresya tidak tenang.

.
.
.
.
Tbc.

_____

ini cerita kedua aku.

Dan maaf kalo bahasanya banyak yang ngelantur, wkwk.

Jangan lupa kasih jejak ya!

FOLLOW MY WATTPAD ACCOUNT
FOLLOW MY IG: @ZANNISAAA_ & @ITS.ZANNISA

FOLLOW MY TWITTER: @ITSZANNISA

THANK YOU❤️

241219.

LaresyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang