Pulang sekolah telah tiba. Jika kebiasaan murid yang lainnya adalah pulang ke rumah lalu bersantai-santai, tidak dengan Laresya yang harus pergi bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.
Ia mengayuh sepeda tuanya dengan cepat. Dirinya harus semangat, demi keluarganya! Itu lah yang dipikirkannya. Walau badannya lelah, jika semua itu untuk keluarganya lelahnya akan musnah oleh semangatnya.
Disinilah ia sekarang. Di minimarket ujung komplek perumahannya, tepatnya milik tetangga Laresya. Sesampainya di sana, Laresya pergi menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan seragam minimarket ini yang sudah ia siapkan lebih dulu sebelum sekolah. Ia mencepol asal rambutnya melepaskan kegerahan tubuhnya.
"Resya, Lo gantian jagain kasir, ya," ujar Tessy salah satu partner kerjanya.
Laresya mengangguk dan segera menempati kasir mengganti Tessy. Tangannya mulai bekerja menghitung harga barang para pelanggan.
Setelah dirasa tidak ada pelanggan lagi, ia duduk diatas lantai lalu mengambil botol minumnya yang ada di tasnya dan segera meminum airnya."Resya, lo udah makan belum?" tanya Tessy yang datang menemui Laresya sambil membawa kotak makan berisikan dua sandwich.
Laresya mengelap keringatnya yang bercucuran seraya menatap Tessy. "Belum mbak, hehe," ujarnya menyengir pendek.
Tessy menggeleng pelan. Resya sudah dianggapnya sebagai adiknya sendiri. Ketabahan dan kekuatan Resya membuatnya termotivasi. Ia duduk di sebelah Laresya sambil menghela nafas pendek lalu ia menyodorkan kotak makannya. "Udah berapa kali gue bilang, jangan telat makan. Nanti kalo sakit gimana? Nih, makan Sandwich-nya satu," ujar Tessy.
Laresya menyengir pelan. Ia mengambil sandwich yang ada di kotak makan Tessy. "Makasih, mbak," ujar Laresya sambil tersenyum.
"Yoi!" balas Tessy.
Laresya menatap Tessy bersyukur. Ia bersyukur di keadaannya yang seperti ini masih ada yang mau memperdulikannya. Disaat semua menatapnya jijik, hanya Tessy dan Bondan yang tetap ada di sampingnya untuk menyemangatinya.
Ia berharap apa yang terjadi sekarang tetap terjadi di kemudian hari. Dan ia berharap agar mereka yang ia percayakan tidak akan mengecewakannya sampai kapanpun.
***
"Ye, bambang! Kulkas lo kosong kagak ada snacknya!" ujar Rama pada Marvel saat membuka kulkas milik keluarga Marvel.
Marvel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari menyengir. "Gue lupa kalo snacknya tadi habis dimakan sama Dani," ujarnya lalu menyengir merasa tak berdosa.
Rama menutup kulkasnya lalu duduk di kursi sebelah meja makan milik keluarga Marvel.
"Mampus! Lo php-in perut karet gue!" ujar Yofi memelas.
Rama Adrian dan Yofi Prayoga adalah sahabat yang selalu mendampingi Marvel dalam susah maupun senangnya. Kedua manusia ini datang kerumah Marvel karena permintaan Marvel. Tadinya Marvel menjanjikan banyaknya Snack dan juga PS untuk keduanya. Menatap kosongnya Kulkas membuat Rama dan Yofi ingin mengumpat Marvel keras-keras
Sedangkan Marvel hanya menyengir dengan tak berdosanya.
"Dani adek sepupu lo itu kan?" ujar Rama disambut dengan anggukan kepala oleh Marvel.
"Dasar bocil lucknut!!!" Geram Yofi.
Marvel memutar kedua bola matanya. Selalu saja masalah perut nomor satu bagi mereka. Marvel bangun dari duduknya lalu mengambil dompet dan kunci motornya yang ada di kamarnya. "Karena gue baik hati, kalian tunggu disini, ya. Gue mau beli snack!" ujarnya membuat Rama dan Yofi berbinar senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laresya
Teen FictionLaresya Adia Kinanti, Gadis cantik berperawakan pendek yang memiliki otak cerdas. Hidup pas-pasan dengan ibu dan adiknya karena sebuah masa lalu membuatnya belajar mati-matian agar ia bisa mencapai cita-citanya dan mengubah ekonomi keluarganya. Seko...