Please wake up

1K 64 19
                                    

Happy Reading❤️
.....
....
...
..
.


Setelah cukup tenang, Jungkook kembali mendekati jendela kaca yang terdapat pada ruang rawat Ara.
Jungkook tidak sanggup melihat Ara yang terbaring lemah dengan selang infus di punggung tangan kanannya dan banyak sekali perban yang tertempel di tubuhnya.

Dengan langkah gontai Jungkook menghampiri pintu ruangan tersebut. Lalu membukanya perlahan.

"Ara". Lirihnya. Bersamaan dengan itu, satu tetes air mata jatuh.

Jungkook mendekati brankar rumah sakit. Hatinya semakin teriris ketika melihat wajah Ara yang biasanya ceria kini menjadi pucat.

Jungkook mendudukkan dirinya pada sebuah kursi yang berada di samping brankar kemudian menggenggam tangan Ara.

"Ara kumohon bangunlah". Ucap Jungkook diiringi isakan tangisnya.

"Kau tidak boleh seperti ini Ara. Aku merindukanmu".

"Kau mau apa? Akan ku turuti semua keinginan mu".

"Oh iya, apa kau tau? Aku mencintaimu. Apa kau juga mencintaiku?". Jungkook tersenyum. Tapi air matanya tak berhenti mengalir.

Memang, Jungkook merasa kalau dirinya pengecut karena dia menyatakan perasaannya saat Ara tak sadarkan diri.

Sebenarnya dia sudah merencanakan untuk menyatakan perasaannya pada Ara hari ini. Tapi bukan dalam situasi seperti ini yang dia mau.

Jungkook terus melontarkan kalimat-kalimat yang tentu saja tidak akan dijawab oleh Ara. Dia sangat berharap Ara segera sadar.

Cklek

Pintu terbuka dan menampakkan seorang lelaki.

Hanbin.

"H-hyung". Jungkook menghapus air matanya.

"Jungkook Ara kenapa?". Tanya Hanbin dengan wajah yang sangat panik.

Akhirnya Jungkook menceritakan semuanya kepada Hanbin. Hanbin hanya menundukkan kepalanya lalu membuang nafasnya kasar.

"Maafkan aku hyung, aku tidak bisa menjaga Ara dengan baik". Air mata Jungkook menetes kembali. Ia merasa bersalah.

"Tidak apa-apa Kook, kau jangan merasa bersalah seperti itu. Ini bukan salahmu ini hanya kecelakaan". Hanbin tersenyum.
Tapi senyum yang ia keluarkan bukan senyum bahagia, melainkan senyum sendu. Ia juga merasa bersalah karena lebih mengutamakan pekerjaan nya daripada adik satu-satunya itu.

Sebenarnya, saat Ara dilarikan ke rumah sakit Yoongi sudah meneleponnya tapi tak satupun panggilan dijawab olehnya karena dia sedang sibuk bekerja. Akhirnya Yoongi mengirimkan pesan padanya dan dia baru melihatnya setelah pulang kerja. Dia sangat menyesal sekarang.

"Lebih baik kamu pulang, kau sudah seharian disini kan?". Lanjut Hanbin.

"Tidak mau hyung. aku mau disini saja menjaga Ara". Ucap Jungkook.

"Kau tidak boleh seperti itu, orangtuamu pasti mencarimu. Lagipula kan sudah ada aku yang menjaga Ara. Kau pulang saja ya? Nanti besok kau bisa kesini lagi setelah pulang sekolah".

"Tapi hyung". Bukannya Jungkook tidak menghargai Hanbin, dia hanya ingin dia ada di samping Ara ketika Ara sadar.

"Kook...". Tatapan Hanbin seolah mengatakan bahwa Jungkook harus percaya kalau Ara akan baik baik saja.

"Baiklah hyung". Jawab Jungkook lemas.


❤️❤️❤️


Jungkook berjalan pulang dengan keadaan lemas. Sejak pagi dia memang seperti kehilangan nyawanya. Yang biasanya selalu ceria, jahil, cerewet, tapi kali ini tidak, saat istirahat pun dia tetap berada di kelas. Dia mendadak menjadi pendiam semenjak kejadian yang menimpa Ara. Bahkan dia tidak mempedulikan keadaan sekitar.

"Jungkook".

Jungkook menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah sumber suara. Disana, ada Taehyung yang berlari kecil menghampirinya.

"Kenapa kau tidak menungguku?". Taehyung merangkul bahu Jungkook.

Tak ada jawaban. Jungkook masih setia dengan wajah lesunya.

"Bagaimana keadaan Ara?".

"Belum sadar". Jawab Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

"Kau harus sabar, Ara gadis yang kuat. Aku yakin dia bisa melewati ini". Taehyung menepuk bahu Jungkook memberikan semangat kepada sahabatnya itu.

Jungkook tersenyum.

"Setelah ini kau akan ke rumah sakit lagi kan?".

"Iya".

"Aku ikut".

Jungkook hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sesampainya di rumah sakit, Jungkook langsung masuk ke ruangan tempat Ara dirawat diikuti Taehyung.

"Ara belum sadar sama sekali?". Tanya Taehyung.

Jungkook hanya menggeleng lalu duduk di kursi yang ada di samping brankar.

"Ra...". Jungkook mengusap lembut rambut Ara.

"Kapan kau bangun? Kau tidak lelah berbaring terus seperti ini? Apa kau tidak kasihan pada kami semua? Kami membutuhkan mu Ra. Kau wanita kuat Ra, aku yakin kau pasti bisa melewati ini". Jungkook kembali meneteskan air matanya

Taehyung ikut sedih. Matanya berkaca-kaca melihat Ara yang tak kunjung sadar dan Jungkook yang selalu meyakinkan Ara untuk bisa bangun dari tidur panjangnya itu.

Tak lama setelah Jungkook bicara, air mata Ara menetes.

"Tae". Jungkook memanggil Taehyung tapi matanya tetap fokus pada Ara.

Taehyung yang duduk di sofa hanya menoleh kearah Jungkook.

"Tae cepat kemari!".

"Ada apa kook?". Taehyung berjalan kearah jungkook.

"Ara" Jungkook tetap memfokuskan pandangannya kepada Ara.

"Ara apa kau sudah sadar?". Tanya Taehyung.

Mata Ara terbuka. Kini matanya menelusuri setiap sudut ruangan yang sangat asing baginya.

"Jungkook kau hubungi yang lain aku akan panggil dokter".





































































To be continued...

Buat yang masih bertahan sama cerita ini aku ucapin makasih yang sebanyak-banyaknya. Aku sayang kalian💜

Kurangajar banget emang aku. ga update lama banget🙂

Kolom hujat terbuka lebar buat kalian

Disini.

Oiya aku mau minta pendapat kalian dong. Enaknya tambah satu konflik lagi atau udah aja? Tolong komen ya....


감사합니다❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Angel (Jeon Jungkook X You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang