Day 4 : I Wanna Ride A Biplane!

218 40 9
                                    

Pukul sepuluh, Holly dan yang lain berangkat untuk makan siang bersama ketujuh temannya. Sarah juga merekomendasikan restoran favorit keluarganya di Tiger Moth, sebuah taman rekreasi alam yang masih berlokasi di Torquay dan tidak terlalu jauh dari cottage.

Tiga puluh menit perjalanan menggunakan taksi hingga akhirnya mereka melewati gerbang kayu besar Tiger Moth, dan apa yang Holly, Pat, dan Vera lihat membuat mereka terbelalak.

Tiger Moth, adalah sebuah tempat rekreasi yang sangat keren dan sangat luas. Yang pertama mereka lihat adalah padang-padang rumput hijau yang membentang luas dilalui sungai besar jernih, dengan berbagai jenis olahraga udara tersebar di mana-mana. Holly membuka jendela penumpangnya dan mendongak menatap langit cerah tak berawan di atas mereka.

"Whoa lihat itu..." kata Pat.

Beberapa skydiver—penerjun bebas yang menggunakan parasut—beterbangan di langit bagaikan capung-capung bersayap warna-warni. Makin lama titik-titik kecil para skydiver itu makin jelas dan mereka mendarat di tanah berumput, segera tenggelam di balik parasut mereka yang luar biasa besar.

Taksi makin jauh memasuki Tiger Moth dan pemandangan mencengangkan lainnya menyambut mereka. Pilot-pilot yang mengenakan helm dan kacamata berdiri di samping biplane—sebutan untuk pesawat terbang dengan dua pasang sayap, satu di atas yang lain, dan memiliki baling-baling besar pada hidungnya. Ada pula jenis lainnya seperti monoplane dan triplane—yang berderet-deret di sepanjang landasan, siap terbang. Pesawat-pesawat itu terdiri dari berbagai jenis bentuk dan ukuran, dengan kokpit terbuka dan kokpit tertutup. Holly tak bosan-bosan memperhatikan dengan mata melotot aneka corak dan warna pada badan pesawat-pesawat itu. Beberapa menggunakan lambang negara atau bendera, yang menambah semarak.

"Aku pernah naik itu sekali." kata Sarah, mengamati biplane-biplane dengan ekspresi memusuhi. "Setelah menyentuh tanah aku langsung muntah-muntah hebat. Pilotnya bersikeras melakukan aerobatik, berputar-putar di udara sampai kepalaku mau copot."

"Kedengarannya hebat! Aku ingin coba." seru Pat heboh.

"Pastikan perutmu kosong sebelum menaikinya." Vera terkikik.

"Kalian lihat itu?" Sarah menunjuk arena luas penuh anak-anak bermain flying fox, mini golf dan lain-lain. "Taman bermain Tiger Moth. Yang di sana..." telunjuknya berpindah ke sebuah gedung yang berbentuk seperti kapal tua raksasa milik bajak laut di kejauhan, "Itu Museum Moth Balls."

"Oh Timmy pasti akan suka!" Vera berbinar-binar.

Taksi berhenti di depan lobi sebuah gedung kecil tempat membeli tiket. Taksi kedua berhenti tak jauh di belakang mereka dan mengeluarkan cowok-cowok, yang juga sangat bersemangat. Lucu rasanya melihat Timmy benar-benar antusias terhadap sesuatu selain pada benda elektronik. Sementara Sarah mengantre untuk membeli tiket, Holly dan Vera mencomoti brosur-brosur yang disediakan di dekat pintu masuk, termasuk peta Tiger Moth.

Dari gedung pembelian tiket, mereka berjalan kaki hingga tiba di area berumput yang Holly duga semacam pusat penjualan makanan. Meja-meja dan kursi-kursi kayu berpayung dan panggangan barbeque terdapat di mana-mana. Ada pula yang khusus menyediakan taplak piknik. Kios-kios minuman, hotdog dan burger, restoran-restoran didirikan di sekitarnya. Tempat itu paling penuh dengan pengunjung, baik turis lokal maupun turis asing.

"Nggak ada yang bisa mencegahku mencoba skydiving." ucap Gary pada Sarah.

"Yeah, dan nggak ada yang bisa mencegahku untuk mempertahankan diriku tetap di darat." Sarah menatapnya galak. Gary mengeluh.

"Ayolah... ini bakal asyik!"

"Aku nggak melarangmu untuk mencoba, Gary! Hanya saja aku nggak akan ikut!"

From The Beach CottageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang