Clara masih terbaring tak sadarkan diri. Kondisinya yang sempat kritis kini mulai membaik. Dokter sempat menyampaikan kondisi Clara sebelumnya. Clara terkena hypothermia. Kondisi tubuh Clara mengalami penurunan suhu tubuh, kehilangan kesadaran serta kulit yang memucat dan dingin.
Bastian senantiasa menemani Clara. Dia tidak ingin meninggalkan Clara walau sebentar. Hari sudah menjelang malam. Mami Clara sedang pulang sebentar untuk mengambil beberapa keperluan. "Clara.." Bastian berbisik didepan telinga Clara, memanggil nama gadis itu.
Clara yang masih tidak sadarkan diri tidak menimbulkan respon apapun.
"Clara,.. Maafkan aku. Harusnya aku lebih bisa menjagamu." Bastian mengelus tangan Clara yang dipasangi selang inpus. Seharusnya tadi Bastian mengantar Clara pulang. Apalagi tadi hujan deras dan lebat. Dia tidak tahu bahwa Clara berjalan kaki untuk pulang ditengah guyuran hujan.
Lama terdiam dengan perasaan campur aduk, Bastian menyadari gerakan kecil dari tangan Clara. Bastian terkejut dan mencoba memfokuskan pandangannya kearah tangan Clara. Dan benar! Tangan gadis itu bergerak pelan. Bastian tersenyum senang. "Clara... Clara.. Kamu sudah sadar?" Bastian mendekat ke wajah Clara.
"hmm..." Hanya itu respon yang Clara berikan.
"Tunggu sebentar ya, Aku akan memanggil Dokter." Bastian berlari keluar ruangan untuk memanggil Dokter dan perawat.
Setelah Clara diperiksa. Dokter menyampaikan bahwa kondisi Clara sudah membaik dan normal. Hypothermia yang sempat dialami gadis itu sudah tidak menunjukan gejalanya lagi. Bastian tentu senang mendengar hal itu. Pria itu segera menelpon Mami Clara dan Sang Ibu.
____________________________________________________________________________
Setelah 2 hari dirawat di Rumah Sakit, Clara sudah kembali pulang ke rumahnya. Apa kalian tahu apa yang Bastian lakukan? Pria itu menggendong Clara dengan santai saat keluar dari gedung Rumah Sakit. Bahkan saat sampai di rumahnya. Bastian kembali menggendong Clara keluar dari mobil menuju ke kamar Clara.
Clara sesungguhnya senang menerima perhatian yang Pria itu berikan. Mungkin saat ini Dia masih bisa bahagia menerima perhatian Bastian. Tapi mungkin nanti Dia tidak bisa merasakan ini lagi. Karena Bastian akan menikahi Ibu Melani.
Clara tersenyum dalam gendongan Bastian. Dia bisa mendengar detak jantung Pria itu. Mencium harum parfum yang Pria itu pakai.
Bastian sebenarnya melihat senyum Clara itu. Tapi Dia memilih diam. Bastian senang akhirnya Clara bisa pulang. Apalagi sebentar lagi memasuki ujian akhir sekolah.
"Argh.. Kita sudah sampai Tuan Puteri." Bastian membaringkan Clara dikasurnya.
Mami Clara tertawa geli melihat wajah Anaknya yang malu akibat ucapan Bastian barusan.
"Terima kasih Pengawalku." Ucap Clara yang dihadiahi pelototan oleh Bastian.
"Kok, Pengawal?" Bastian tidak terima dengan julukan itu.
"Lo.. Kan bener. Pengawal itu yang jaga Tuan Puteri kemanapun." Clara menjawab santai.
"Ya bukanlah!" Bastian masih tidak terima dengan penjelasan Clara.
"Terus apa?" Clara memiringkan kepalanya. "Pangeran gitu?" Clara setengah mengejek ke arah Bastian.
Senyum sumringah Bastian langsung terbit. "Iya donk!"
Clara memutar bola matanya dengan malas. "Mana ada Pangeran yang cengeng, kayak Bapak!"
Bastian terkejut mendengar itu. Bagaimana bisa Clara tahu kalau Bastian sempat menangis saat menjaganya.

YOU ARE READING
Short Story about "Us"
Short StoryKumpulan cerita pendek tentang persahabatan,cinta dan lingkungan sekitar. Ketika aku dan kamu bersama, yang ada hanyalah "Kita". "Kita akan selalu bersama. Bahkan sampai hingga tua nanti" "Segelas frappucino spesial aku ciptakan untukmu. Semoga kam...