09 : Kupon Pertama

31 8 0
                                    

Kamu menatap tiga buah kupon keinginan yang diberikan Hoseok beberapa waktu lalu.

Setiap hari Hoseok selalu ngirim pesan ke kamu yang bunyinya, 'Udah kepikiran mau pake kuponnya buat apa?' yang selalu kamu bales dengan, 'Blm.'.

Serius, kalo dipikir-pikir tuh gak nyangka aja kamu bisa ngikutin permainannya Hoseok.

Padahal biasanya kamu sangat amat cuek, tapi cowok itu berhasil bikin kamu masuk ke dunianya. Walaupun bisa dibilang kamu baru selangkah dari pintu masuknya.

Ting.

Yang diomongin muncul.

'Lagi apa?'

Begitu isi pesan dari Hoseok.

'Lagi mikir kayaknya mau pake kuponnya hari ini'

Balas kamu.

Tanpa sadar kedua sudut bibir kamu tertarik ke atas, membayangkan bagaimana hebohnya reaksi Hoseok di seberang sana.

Tiba-tiba layar ponsel kamu menunjukkan tampilan panggilan masuk. Dari siapa lagi kalo bukan Hoseok?

Kamu menggeser tombol hijau laluㅡ

["SERIUS MAU PAKE HARI INI?! MAU KEMANA KITA?!"]

Kamu refleks menjauhkan ponsel dari telinga. Emang ya Hoseok tuh susah kalem.

"Liat nanti aja."
"Ketemu di halte kampus sejam lagi."

•••••

"Gak mau bilang nih mau kemana?" tanya Hoseok yang penasaran sejak tadi.

Setelah turun dari bus, kamu mengabaikan semua pertanyaan Hoseok yang keliatannya penasaran banget.

Kamu berhenti melangkah tepat di depan sebuah cafe.

Kamu berbalik menatap Hoseok dan cowok itu balik menatap kamu, menunggu apa yang akan kamu katakan.

"Hmm... Permintaan pertama, temenin gue ngopi abis itu makan ice cream." ujar kamu.

Hoseok tersenyum, "Baik, Tuan Putri~"

Kamu balas tersenyum, lalu beranjak memasuki cafe disusul Hoseok di belakang.

"Tiramisu cake sama hot cappucinonya satu. Lo mau pesen apa?" tanya kamu pada Hoseok.

"Samain aja." jawab Hoseok.

Kamu dan Hoseok menyelesaikan pesanan lalu mencari tempat duduk.

"Lo sering kesini?" tanya Hoseok.

"Dulu gue pernah part-time disini, jadi yaa gitu deh." jawab kamu.

"Lama part-time disini?"

"Lumayan. Yang punya cafe cewek dan baik banget, jadi gue lumayan betah. Tapi karena takut kuliah keteteran, gue berhenti."

Hoseok mengangguk mengerti.

Kamu dan Hoseok menikmati cake dan cappucino yang kalian pesan sambil mengobrol.

"Oh, kak Jiwoo!" seru kamu memanggil seorang perempuan yang terlihat baru memasuki cafe.

Yang dipanggil menoleh lalu tersenyum lebar. Ia beranjak menghampiri meja kamu dan Hoseok.

"Seok, ini yang tadi gue bilang. Yang punya cafe ini, yang nerima gue part-time disini, kak Jiwoo. Dia banyak banget bantuin gue waktu itu." jelas kamu memperkenalkan Jiwoo pada Hoseok.

Hoseok menoleh, namun sesaat kemudian alisnya berkerut dan menatap tidak suka pada Jiwoo. Matanya bahkan memerah seperti menahan amarah.

"H-Hoseok....." ekspresi Jiwoo seperti terkejut melihat sosok Hoseok yang ada di depannya.

"Oh, kalian berdua saling kenal?" tanya kamu bingung.

Hoseok bergegas bangkit dari duduknya lalu menarik tangan kamu keluar cafe. "Kita cari tempat lain, jangan disini."

"Eh, kenapa?!"
"Hoseok, kenapa sih?!" seru kamu bingung namun hanya bisa mengikuti Hoseok.

Kamu buru-buru memberi isyarat pada Jiwoo bahwa kamu akan menghubunginya nanti.

Kamu menghempaskan tangan Hoseok setelah kalian berjalan cukup jauh dari cafe. "Kenapa sih tiba-tiba begitu?!" omel kamu.

"Gue......."
"Gak suka makanannya! Terlalu manis!"

Dahi kamu mengerut, sulit mengerti alasan Hoseok menyeret kamu keluar dari cafe tadi.

"Ya gue kan pake kupon gue, harusnya lo temenin gue dong. Kan gue yang mau makan disana!" protes kamu.

Hoseok menyisir rambutnya ke belakang, ia terlihat frustasi dan itu membuat kamu tambah bingung.

"Lo mau makan ice cream kan? Gue tau tempat lain yang lebih enak. Pokoknya lo jangan kesana lagi ya?"

Sebenernya kamu mau nanya alasan Hoseok ngelarang untuk balik ke cafe tadi, tapi akhirnya kamu memilih diam dan menuruti Hoseok untuk saat ini.

••••••••••

NERD || Jung Hoseok ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang