18 : Cemburu? Pt. 3

30 5 0
                                    

Kamu menatap Hoseok dengan sebelah alis terangkat, meminta penjelasan kenapa dia menghalangi jalan kamu sekarang.

"Buat lo nih." jawab Hoseok mengerti maksud tatapan kamu. Tangannya sambil menyodorkan sebotol kopi dingin yang ia beli dari mesin minuman otomatis.

"Lagi gak pengen ngopi." sahut kamu.

"Pengennya apa? es krim? milktea? es cokelat? atau yang lain? beli yuk? gue traktir, mumpung masih ada jeda dua jam." tanya Hoseok berusaha membujuk kamu.

"Gak pengen apa-apa. Gue mau ke perpus aja." jawab kamu sambil melenggang meninggalkan Hoseok yang tentunya langsung buru-buru ngikutin langkah kamu.

"Ayolaah~ Emang gak bosen di kampus doang? Kan enakan keluar gitu, nyari udara segar, minum es-esan, jajan ciㅡ"

"Ya udah kopinya aja buat gue. Udah yaa, jangan bawel." potong kamu lalu mengambil kopi botol di tangan Hoseok.

Kalo cowok itu udah mulai bawel, mau gak mau kamu turutin sebelum makin bawel anaknya. Terbukti dari senyuman Hoseok yang otomatis muncul waktu kamu ambil kopi yang tadi dibelinya.

Kamu memutuskan buat duduk di salah satu kursi di bawah pohon rindang yang ada di sepanjang jalan menuju perpustakaan kampus. Mau minum kopinya dulu, karena di perpus gak boleh bawa makanan atau minuman.

Hoseok ikut duduk di sebelah kamu sambil ngeliatin kamu yang lagi minum kopinya. Kamu seperti menangkap maksud lain dari tatapan cowok itu.

"Kalo mau ngomong, ngomong aja. Jangan ngeliatin kayak gitu." ujar kamu akhirnya.

"Woah...... kok tau? Cenayang nih...."

"Apa deh...."

Hoseok menggaruk kepalanya canggung, bikin kamu geregetan.

"Emm..... itu....."

"Apa sih, Hoseok? Buruan ngomong atau gue tinggal?"

"Iya, iyaaa. Ituu...... sorry yang tadi pagi...." jawab Hoseok akhirnya. Gelagatnya beneran kayak orang habis ngelakuin kejahatan.

"Tadi pagi? Kenapa emang?" tanya kamu bingung.

"Gak jadi berangkat bareng......" jawab Hoseok lesu.

Ah, kamu baru inget lagi kejadian tadi pagi. Ada perempuan di apartemennya Hoseok.

"Oh itu, gapapa kok. Lagian kan lo juga tadi lagi ada tamu. Siapa emang? Pacar lo ya?" tanya kamu. Sebenernya sengaja nanya gitu, karena kamu penasaran juga.

"BUKAN!"

Kamu sedikit terkejut karena Hoseok tiba-tiba ngegas.

"Bukan, bukan. Itu bukan cewek gue. Itu tuh yang kemarin nyerempet gue. Anak kampus sini juga, namanya Arin, junior gue juga di organisasi. Dia belom lama belajar motor dan katanya baru pertama kali bawa motor ke kampus, makanya kagok sampe nyerempet gue kemarin." jelas Hoseok panjang lebar.

"Terus itu dia nanya alamat gue ke kantor polisi, makanya bisa sampe ke apartemen gue. Dia ngerasa bersalah banget gara-gara kemarin, jadi tadi dia bawain makanan banyak sebagai tanda permintaan maaf. Cuma itu doang kok, beneran. Tadi pas lo dateng sebenernya mau gue ajak sarapan bareng, eh lonya keburu pergi duluan, padahal gue mau jalan bareng lo....." tambah cowok itu berusaha ngejelasin selengkap mungkin supaya kamu gak salah paham.

Kamu melongo dalam hati, kok bisa Hoseok ngomong sepanjang itu tanpa jeda. Gak nyangka juga Hoseok bakal ngejelasin sepanjang itu.

"Tadi lo ada janji sama siapa? Udahan janjiannya?" tanya Hoseok tiba-tiba di tengah kebingungan kamu.

"Hah?"

"Janjiannya telat gak? Sama siapa?" tanya Hoseok lagi.

"Oh..... itu......"

Sejujurnya, kamu tadi spontan bilang ada janji biar bisa cepet pergi karena gak enak liat Hoseok sama Arin. Dan kamu belum nyiapin jawabannya.

Hoseok masih menatap kamu, menunggu jawaban.

"Sama...... pak Seunghyun! Iya, sama pak Seunghyun, hehehe." bohong kamu sambil tersenyum canggung.

'Maaf ya, pak. Saya pinjem namanya.' batin kamu.

Hoseok keliatan bingung, "Ngapain janjian sama pak Seunghyun deh? Tumben banget si bapak."

Kamu menggigit bibir bawah kamu, terpaksa bohong lagi kalo kayak gini. "Itu..... ngomongin tugas buat minggu depan...." jawab kamu ragu.

"Kan bisa diomongin di kelas? Kenapa ngomongnya sama lo doang?" selidik Hoseok masih gak percaya.

"Ya ada deh pokoknyaa, nanti lo juga tau. Udah ah, gue mau ke perpus!" ujar kamu buru-buru meninggalkan Hoseok sebelum berbohong lebih jauh.

"Loh, bentaar! Itu tadi yang gue omongin gak ditanggepin?!" seru Hoseok menyusul langkah kamu.

"Mau ditanggepin apa cobaa?"

"Lo gak salah paham kaan?"

Denger Hoseok nanya gitu, kamu jadi keinget sama Arin yang tiba-tiba keluar pake apron. Bikin kamu ngeliat mereka kayak pasutri baru, yang entah kenapa bikin kamu jadi sebel sendiri.

'Pemandangannya aja kayak gitu, siapa yang gak bakal salah paham coba?!' omel kamu dalam hati.

"Hih kok gak dijawaab?" desak Hoseok.

"Udah sana jangan ngikutin guee, sama Arin aja sana!"

Denger jawaban kamu bikin Hoseok menghentikan langkahnya dan menatap punggung kamu, lalu tersenyum lebar seolah bisa memnaca isi hati kamu.

Gak lama kemudian, cowok itu kembali mengikuti kamu dengan langkah yang sedikit lebih cepat, lalu berhenti tepat di depan kamu.

Matanya menatap mata kamu yang lagi-lagi kebingungan dengan tingkahnya.

Senyum andalan Hoseok masih terpasang di wajahnya, lalu dia melontarkan sebuah pertanyaan yang gak kamu duga.

"Cemburu ya?"

Telak.

Semburat merah perlahan muncul di wajah kamu dan Hoseok paham betul apa artinya.



•••••

'Gak, gak mungkin gue cemburu!
Kenapa harus cemburu cobaaa?!'

•••••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NERD || Jung Hoseok ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang