12 : Yang Ingin Dilupakan

34 11 0
                                    

Seorang anak laki-laki berumur 7 tahun terlihat dengan senyum sumringah sambil menggenggam erat tangan ibunya.

Langkahnya ia buat cepat sembari menarik-narik tangan ibunya dan berucap berulang kali kepada sang ibu, "Ayo ibuu, aku gak sabar mau mainn!"

Sang ibu tersenyum sambil berkata pada sang anak, "Sabar sayaang, mainannya gak bakal kabur."

Anak itu sangat bersemangat ketika melihat beberapa wahana di taman hiburan yang lumayan ramai ini.

"Ibu, aku mau mencoba semuanya!" seru anak itu semangat.

"Iya, iya sayang. Kita naik yang bisa buat anak-anak yaa." ujar sang ibu menenangkan, sambil membayar tiket wahana pertama yang akan mereka berdua naiki.

Sang anak terus berteriak kegirangan selama menaiki wahana pertama, begitu pula dengan wahana-wahana selanjutnya yang ia dan ibunya mainkan.

Saat memasuki wahana yang berisi berbagai macam ikan, mulai dari yang kecil sampai yang besar, anak itu begitu terkagum-kagum.

"Ibu, ikannya besar sekali! Bahkan lebih besar dari ibu! Jangan dekat-dekat, bu, nanti ibu dimakan ikan besar!" serunya membuat sang ibu tertawa gemas.

Hari sudah gelap, kerlap-kerlip lampu yang terpasang di berbagai wahana kembali membuat anak laki-laki itu terkagum-kagum.

"Cantik sekali......" gumam anak itu.

Sang ibu menatap anaknya dengan senyum tipis dan juga rasa bersalah.

"Hoseok, ayo kita main satu kali lagi." ajak sang ibu sambil menggandeng tangan anak laki-laki itu menuju wahana terakhir yang akan mereka naiki.

Sang ibu dan anak berhenti di sebuah wahana yang sangat cantik, melihatnya saja membuat seperti berada di sebuah kerajaan.

Lampu kerlap-kerlip juga beberapa kuda dengan kereta di belakangnya yang terus berputar, membuat sang anak sangat tidak sabar untuk menaikinya.

"Ibu, seru sekali! Sangat menyenangkan!" kembali sang anak berseru dengan tawa yang menghiasi wajahnya ketika keduanya menaiki wahana komidi putar.

Sang ibu kembali menatap anak laki-lakinya dengan perasaan bersalah.

Setelah selesai dengan wahana komidi putar, sang ibu mengajak anak laki-lakinya untuk membeli permen kapas yang lumayan besar.

Hal itu kembali memancing seru kagum dari sang anak karena ukuran permen kapas yang lebih besar dari kepalanya.

Setelah membeli permen kapas, sang ibu kembali mengajak anak laki-lakinya ke wahana komidi putar yang tadi mereka mainkan.

Sang ibu menuntun sang anak untuk berdiri di depan pagar wahana komidi putar di belakangnya.

"Hoseok, dengar ibu......" sang ibu berkata pada sang anak yang sibuk memakan permen kapasnya.

Sang anak menatap ibunya polos. Sang ibu balas menatap anak laki-lakinya dengan mata berkaca-kaca dan detak jantung yang berpacu cepat.

"Hoseok...... tunggu disini ya, nak? ibu...... mau ke toilet sebentar. kamu habiskan permen kapasnya disini....... jangan kemana-mana, ya?" ujar sang ibu terbata-bata, hampir tidak bisa menahan tangisnya.

Anak laki-laki itu mengangguk cepat tanda mengerti sambil terus memakan permen kapasnya.

Sang ibu mengelus lembut kepala anak laki-lakinya, lalu beranjak dari sana dengan air mata yang berjatuhan.

Sekian menit berlalu. Permen kapas yang dimakan anak laki-laki itu hampir habis, namun sang ibu tak kunjung kembali. Ia menolehkan kepalanya ke sekeliling, namun tak juga mendapati sosok sang ibu.

Sampai ketika permen kapas itu habis, sang anak tak kunjung melihat sosok ibunya kembali. Anak itu mulai mengusap matanya, berusaha menghentikan sesuatu yang keluar dari matanya.

Pada akhirnya, anak itu tidak mampu lagi menahan perasaan takutnya dan mulai menangis tersedu-sedu sambil memanggil sang ibu.

•••••

Hoseok terbangun dari tidurnya dengan napas terengah. Air mata juga berjatuhan dari matanya, ia menangis dalam tidurnya.

'Mimpi itu lagi,' batin Hoseok sambil mengusap matanya.

Cowok itu kemudian mengusap wajahnya, lalu mengacak rambutnya frustasi. Entah sampai kapan ia akan terus memimpikan kejadian itu.

Hoseok sangat membencinya, ia sangat ingin melupakan kejadian itu.

"Tuhan...... udah, please...... Mau sampe kapan......" gumam Hoseok sambil berharap dapat melupakan kejadian itu.

Kejadian yang membuat ia mulai sadar bahwa tidak ada yang menginginkan keberadaannya.

••••••••••


















p.s: siapa yang masih baca dan nunggu ini update? doakan aku bisa rutin update tiap weekend mulai minggu depan ya, hehehe. btw, kalo ada kritik atau saran boleh banget tulis di komen, wall atau pm yaa. luv <3

NERD || Jung Hoseok ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang