⛅
Saat itu, detik itu seluruh isi bus melihat kepadaku. Saat itu juga aku tersadar bahwa aku sangat bodoh berteriak seperti itu. Wajah anak ini juga sangat terkejut melihatku. Aku duduk perlahan sambil menunduk.
"Maaf maaf".
Anak itu juga menunduk seakan ikut malu, aku sangat tidak enak dengan suasana ini.
"Maaf ya, bikin malu". Kata ku perlahan kepadanya.
"Ga apa-apa kak...". Jawabnya yang juga ikut bersuara pelan. Dia sempat terdiam tetapi seperti berniat untuk kembali berbicara.
"Kak... kalau boleh nanya, emang kenapa kok sampe terkejut gitu? kakak kerja disitu juga?". Tanya anak itu.
"Engga...". Jawabku pelan. Aku tak kuasa mengklarifikasi kenyataannya bahwa aku juga bekerja disitu.
"ooh..". Anak itu hanya menjawab seperti itu. Sesingkat itu.
Pemberhentian berikutnya anak itu tampak bersiap-siap untuk turun. Aku hanya memperhatikan saja dari tempatku dan tidak berani bertanya apapun. Meski rasanya hati ini ingin bertanya.
"Kak aku turun duluan ya". Kata anak itu sambil memalingkan wajah ke arahku tapi tidak melihatku dilengkapi dengan senyumannya.
Aku hanya bisa membalas dengan senyuman dan bergumam "Iya..". Lalu aku melihatnya berdiri dan meninggalkan bus begitu saja. Entah aku terus memperhatikannya terus menerus dari ia turun bus hingga berdiri di halte. Saat bus ku berangkat, ia melihat ke arah ku dan aku terkejut. Sangking terkejutnya, aku sedikit berdiri seakan aku ingin memastikan apakah ia sungguh melihat ke arahku. Dan aku terdiam secara sesaat dan kembali duduk. Aku jadi kepikiran.
⛅
*Jam 04.00*
Dan aku belum tidur karena terlalu sibuk memikirkannya. Gimana ini mataku baru terasa mengantuk saat ini, kalau aku tidur aku bisa bisa kesiangan.
Dan aku akhirnya ketiduran.
*Alarmberbunyi*
ASTAGA JAM BERAPA INI?
*07.00*
Aku langsung terburu-buru pergi kerja tanpa memikirkan apakah sudah matching atau belum. Berlari ke bus secepat yang aku bisa. Sangat panik. Saat di dalam bus aku baru bisa bernafas sedikit lega setidaknya sudah naik. Lalu mendadak terpikir oleh ku bahwa apakah aku mungkin bertemu dengan anak itu lagi. Karena bisa saja kan kebetulan terus berpihak kepadaku.
Sepanjang jalan aku memperhatikan apakah ada anak itu. Sampai akhirnya di pemberhentian nya kemarin malam. Tapi tidak ada dia. Aku sedikit menunduk kecewa.
Sesampainya di gedung kantor dan menunggu lift, aku melihat kiri dan kanan apakah akan bertemu Wooseok lagi. Setelah melihat keadaan aman, aku mulai melihat-lihat handphone-ku lagi. Menggeser-geser timeline instagram terus menerus tanpa henti dan akhirnya pecah karena.
"Kak...".
Suara yang sedikit aku tunggu datang tak terduga dari sisi kiriku. Dengan senyuman aku menoleh kearahnya. "Hai....".
"Ternyata kakak kerja di gedung ini ya?". Tanya anak itu dengan senyuman nya yang khas itu.
"Iya... di atas". Balasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Isn't Only Earth But Us
RomanceHave we ever dreamed about an ambition or something like that, what we really want to do in the future and love? Are we going to be that complicated as we grow older? Will our type always be the handsome prince in most fairytales? Will we always dre...