1.8K 180 8
                                    

"Duh, hari ini aku diklat. Gimana ya acaranya? Jangan-jangan bener kata kak Mark kalau nanti bakalan dikerjain abis-abisan," batin Jaemin penuh rasa was-was.

"Heh, kamu kenapa sih daritadi ngelamun terus?" tanya Renjun heran.

"Eh nggak kok nggak papa, aku cuma takut aja. Hehe."

"Udah tenang aja, paling juga cuma gitu-gitu aja acara diklatnya," balas Renjun mencoba menenangkan Jaemin.

"Oke deh," jawab Jaemin semangat sembari memakai tas dan segera berkumpul di lapangan basket.

Jaemin dan Renjun berjalan menuju lapangan basket untuk berkumpul dan absensi terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat pelaksanaan diklat anggota OSIS yang baru. Seperti biasa Mark akan memimpin doa dan menjelaskan peraturan yang harus dipatuhi oleh semua peserta diklat.

Setelah menjelaskan peraturan, Mark mempersilakan seluruh peserta diklat untuk memasuki bus dan menata barang bawaan masing-masing.

"Kita duduk dimana nih, Njun?" bisik Jaemin pelan.

"Molla, lagipula kau juga sih daritadi terlalu ribet dengan barang bawaanmu. Jadinya ya gini deh, kita nggak dapet tempat duduk kan," seru Renjun kesal.

Melihat gelagat Jaemin dan Renjun yang tengah celingak-celinguk mencari tempat duduk, Mark akhirnya menyarankan mereka berdua untuk duduk di tempat kakak-kakak senior.

"Kalian duduk disini saja tidak apa-apa," ucap Mark sambil menunjukkan tempat duduknya.

"Tapi kak-" balas Jaemin bingung.

"Sudah tidak apa-apa kok, daripada kalian berdua berdiri seperti itu."

"Benar tidak apa-apa, kak?" tanya Renjun memastikan.

"Iya, kamu duduk di sebelah Jeno saja ya dek. Terus Jaemin, kamu duduk di sebelahku sini saja. Soalnya ini anak-anak juga ada yang tidak bisa ikut, jadi kursi yang buat senior masih ada yang kosong," terang Mark sembari mempersilakan Renjun dan Jaemin untuk segera duduk.

"Hah? Apa kak?" tanya Jaemin melongo.

"Kenapa dek? Ada yang salah?" Mark sedikit heran melihat reaksi Jaemin yang bisa dikatakan cukup berlebihan itu.

"Eh bukan apa-apa kok, Kak."

"Ya sudah kalian duduk dulu, aku mau ngecek ke luar sebentar," pamit Mark pada Renjun dan Jaemin yang kini hanya bisa pasrah.

Jaemin segera duduk sambil menunggu Mark masuk bus. Tak lama kemudian Mark datang dan segera duduk di samping Jaemin.

Disepanjang perjalanan, Jaemin hanya terdiam tanpa berani untuk memulai percakapan dengan Mark.

"Kamu sakit, dek?" tanya Mark memecah keheningan.

Jaemin sontak menoleh pada Mark, "nggak kok, kak. Memangnya kenapa?"

"Nggak papa kok, dek. Cuma heran aja daritadi kamu kok diem aja," ujar Mark masih tetap memandang Jaemin.

Jaemin hanya bisa menggeleng pelan menanggapi ucapan Mark.

"Kamu sudah menyiapkan mental untuk diklatnya nanti?" Mark kembali menanyai Jaemin.

"Ya siap nggak siap juga harus tetep siap kan, kak," jawab Jaemin sekenanya.

"Iya juga sih. Ya sudah semangat adek!" seru Mark sambil mengusak surai hitam Jaemin

Tak lama kemudian rombongan Jaemin dan yang lainnya pun tiba di tempat diklat. Para kakak senior meminta seluruh peserta diklat untuk segera mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama diklat berlangsung.

Sebelum diklat dimulai, seluruh peserta membangun camp terlebih dahulu di tempat yang telah ditentukan. Selain membangun camp, para peserta juga membersihkan diri dan segera berganti pakaian untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

Tiga jam kemudian...

"Oke adik-adik. Sekarang kalian boleh istirahat dulu sebentar sambil mempersiapkan diri untuk melakukan acara yang selanjutnya, yaitu jelajah malam."

Mendengar ucapan Mark, seketika itu keringat Jaemin langsung bercucuran dan tubuhnya berubah menjadi panas dingin. Jaemin memang memiliki pengalaman buruk dengan kegelapan dan itu membuatnya begitu phobia dengan kegelapan. Namun apa boleh buat, kali ini Jaemin harus memberanikan diri melawan phobianya sendiri.

Seusai membersihkan badan, seluruh peserta diklat segera berlarian untuk berkumpul dan melakukan jelajah malam seperti yang telah diintruksikan oleh Mark sebelum istirahat tadi.

"Nah, sekarang tugas selanjutnya untuk kalian adalah jelajah malam. Karena acara ini sedikit berbahaya, jadi kita putuskan untuk membagi kalian menjadi 6 kelompok," ucap Mark sambil membacakan susunan kelompok.

Jaemin bersama anggota kelompok yang lain mendapatkan giliran pertama untuk menyusuri hutan dan menemukan petunjuk-petunjuk yang telah dibuat para senior untuk bisa membantu mereka kembali ke camp.

Karena Jaemin dan anggota kelompoknya masih belum juga mendapatkan satu petunjuk pun, mereka kemudian memutuskan untuk berpencar. Ditengah perjalanan, Jaemin merasa begitu lelah dan takut, akhirnya Jaemin pun beristirahat di bawah pohon besar yang ada di depannya.

"Aku harus kemana lagi ini? Aku nggak tau dan takut banget," lirih Jaemin pelan sambil menoleh ke kanan-kiri.

Sementara itu, ternyata anggota kelompok yang lain sudah lebih dulu sampai di camp. Karena menyadari anggota kelompok kurang satu, Mark bertanya pada anggota kelompok Jaemin. "Lho, ini kenapa kalian cuma berlima? yang satu mana?"

"Nggak tau kak, kita tadi berpencar," jawab Hyunjin, salah satu anggota kelompok Jaemin.

"Berpencar? kalian ini bagaimana sih, kakak kan tadi sudah bilang kalau disini itu berbahaya, makannya kakak membagi kalian dalam kelompok. Lalu kalau sudah seperti ini kita juga kan yang repot." Mark merasa benar-benar kesal pada adik kelasnya itu. Bisa-bisanya mereka justru berpencar dan tidak menyadari jika salah satu anggotanya belum juga kembali.

"Maaf kak, kami minta maaf."

"Sudahlah, sekarang coba kalian katakan siapa anggota kelompok kalian yang masih belum sampai?" Mark kembali bertanya dan memastikan siapa anggota kelompok yang masih berada di dalam hutan.

"Jaemin, kak. Dia yang belum sampai," sahut Sanha.

Mendengar bahwa Jaemin lah belum sampai, Renjun segera menghampiri Mark dan mengungkapkan kekhawatirannya.

"Apa? Nana belum sampai?" tanya Renjun sambil menarik-narik pakaian Mark.

"Iya temen kamu itu belum sampai," jawab Mark singkat.

"Aduh, gawat!" ujar Renjun diikuti deraian air mata yang sudah membasahi wajah manisnya.

"Gawat? gawat kenapa?" tanya Mark heran.

Tbc ~

My Fierce Boy [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang