아홉

991 99 7
                                    

Previous Chapter

"Mereka hoobae ku di sekolah. Renjun dan Jaemin."

Raut wajah eomma Mark yang awalnya begitu bersahabat seketika berubah masam setelah Jeno memperkenalkan Renjun dan Jaemin.

"Ada apa, ahjumma?"

.

.

.
Masih dengan raut wajah yang entah mengapa berubah menjadi tidak begitu bersahabat, eomma Mark mempersilakan Jeno serta Jaemin dan Renjun untuk masuk ke dalam rumahnya.

Jaemin sebenarnya sadar akan perubahan sikap eomma dari Mark. Hanya saja ia memilih untuk tetap diam dan tak terlalu mempermasalahkannya.

Saat ini yang ada di pikiran Jaemin hanyalah untuk bertemu dengan Mark dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada kakak kesayangannya itu. Jujur saja, Jaemin begitu khawatir dan belum siap jika harus mengetahui kenyataan yang akan membuatnya semakin khawatir.

Renjun yang sedari tadi memperhatikan raut wajah Jaemin hanya bisa mengelus bahu sang sahabat dengan pelan. Ia sangat tahu jika Jaemin begitu mengkhawatirkan keadaan Mark.

"Kalian masuk saja. Ahjumma akan membuatkan kalian minum."

Setelah mengantarkan Jeno dan yang lainnya menuju ke kamar Mark, yeoja cantik itu bergegas menuju dapur.

"Hai, Mark," sapa Jeno saat baru saja memasuki kamar Mark.

"Jeno?! Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Mark dengan wajah terkejut.

"Calm down, aku kesini hanya ingin mengantarkan seseorang yang begitu merindukanmu," balas Jeno yang langsung mendapatkan delikan tajam dari Jaemin.

"Jaemin? Kaukah itu?"

Jaemin yang mendengar panggilan dari Mark itupun sontak mendekat pada Mark dengan pelan, "ya, ini aku Kak."

"Kemarilah," ujar Mark meminta Jaemin untuk kembali lebih dekat padanya.

"Bagaimana kabar kakak?" Itulah pertanyaan yang dengan spontan keluar dari bibir Jaemin. Pertanda bahwa namja manis itu sungguh mengkhawatirkan keadaan namja dihadapannya.

Sambil meraih jemari halus Jaemin, Mark membalas, "aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat. Apakah kau merindukanku, hm?"

"A-aku hanya mengkhawatirkan kakak." Jaemin membalas dengan wajah memerah lucu yang mampu membuat Mark tersenyum tulus.

Jeno yang melihat interaksi antara Mark dan Jaemin sontak mendengus kecil. "Aduh, kalian ini sudah seperti dunia milik berdua saja ya. Aku dan Renjun masih ada disini btw."

"Haha maafkan aku. Habisnya semua atensiku hanya tertuju pada Jaemin," sahut Mark yang semakin membuat Jaemin malu.

Detik selanjutnya, mereka berempat pun tertawa bersama. Tentu saja dengan Mark yang kemudian bercerita apa yang selama beberapa waktu ini ia jalani di Kanada.

Jaemin benar-benar memperhatikan setiap kata yang diucapkan oleh Mark. Tampak sekali jika Mark memang sedang kesakitan.

"Ayo, ini kalian minum dulu. Ahjumma sudah membuatkan kalian minum."

"Terimakasih banyak, ahjumma," balas Jeno, Jaemin, dan Renjun serentak.

Sepeninggal eomma Mark, keadaan kembali hening. Jeno dan Renjun yang menyadari jika Mark dan Jaemin masih memerlukan waktu untuk bicara pun memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.

Kini, tinggallah Mark dan Jaemin. Keduanya hanya terdiam tanpa ada yang memulai pembicaraan. Sama-sama sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Jaemin-ah, apa yang sedang kau pikirkan?"

"Tidak ada, Kak," jawab Jaemin dengan seulas senyum yang begitu manis.

"Aku tidak suka jika Jaemin-ku yang manis ini berbohong," ujar Mark membuat Jaemin sontak tertunduk malu.

"Eungg, sepertinya ahjumma tidak menyukaiku."

"Hm? Maksudmu eomma ku?" tanya Mark tidak mengerti.

Jaemin membalas dengan anggukan samar.

Mark sejujurnya tak mengerti mengapa Jaemin tiba-tiba bicara seperti itu. Pasalnya, Mark ingat betul jika Jaemin dan eomma-nya belum pernah bertemu sebelum hari ini.

"Kata siapa ahjumma tidak menyukaimu, sayang?" ujar Nyonya Lee yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Jaemin.

Melihatnya, Jaemin sontak membungkuk pelan bermaksud meminta maaf atas ucapannya.

Sementara Nyonya Lee hanya bisa tersenyum maklum dengan sikap Jaemin yang menurutnya begitu menggemaskan.

"Maafkan saya, ahjumma. Saya tidak bermaksud-"

Belum selesai Jaemin menjelaskan, eomma Mark dengan tiba-tiba memeluk Jaemin dengan hangat.

"Maafkan sikap ahjumma tadi ya, sayang. Ahjumma tidak menyangka jika itu akan membuatmu salah paham," jelas Nyonya Lee sembari menatap Jaemin dengan begitu tulus.

"Aniya, ahjumma," balas Jaemin tak kalah tulus.

"Eomma, ada apa sebenernya?" tanya Mark yang sejak tadi hanya diam menyaksikan.

"Tidak ada apa-apa. Ya sudah, eomma akan menyiapkan makan siang dulu. Jaemin, bisa bantu ahjumma?"

"Ne, ahjumma."

Mark hanya menggedikkan bahunya pelan. Tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan eomma dan adik kelas kesayangannya itu.

"Jaemin, sudah lama kenal dengan Mark?" tanya Nyonya Lee sembari memotong beberapa sayuran.

Jaemin menggeleng sebagai jawaban. Memang benar bukan? Jaemin mengenal Mark belum lama ini.

"Terimakasih ya, sayang. Kamu datang disaat yang tepat."

"Maksud ahjumma?"

Tbc

Akhirnya bisa update juga 😭
Maaf ya ini bener-bener telat huhu
Kira-kira masih ada yang nungguin nggak ya?

My Fierce Boy [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang