1.1K 99 3
                                    

Saat ini Jaemin masih sibuk berkutat di dapur membantu Nyonya Lee. Keduanya benar-benar kolaborasi yang sangat apik. Begitu kompak dalam menyelesaikan berbagai masakan yang kini sudah tertata rapi diatas meja makan.

"Nah, sekarang lebih baik Jaemin bawakan makanan ini ke kamar Mark ya?" pinta eomma Mark dengan lembut.

Jaemin yang memang 'penurut' pun segera menerima piring yang berisi makanan itu untuk dibawa ke kamar Mark yang mungkin masih saja berbaring di tempat tidur. Kondisi Mark memang belum sepenuhnya sehat.

Jaemin sebenarnya terus berpikir tentang perkataan yang beberapa saat lalu diucapkan oleh eomma Mark padanya. Ia ingin sekali bertanya, namun yeoja kesayangan Mark itu tidak mau mengungkapkan maksud dari perkataannya itu.

"Sebenarnya apa ya maksud dari Lee ahjumma?" - batin Jaemin.

Terlalu fokus dengan pikirannya, Jaemin hingga tanpa sadar justru berhenti tepat di depan kamar Mark tanpa berniat untuk memasukinya. Sungguh, Jaemin benar-benar tak mengerti dengan ucapan Nyonya Lee.

Mark yang sedari tadi menonton acara televisi seketika memandang Jaemin dengan heran. Pasalnya saat ini Jaemin memang tampak sedikit aneh dengan hanya melamun tanpa bergerak sedikitpun.

"Jaemin-ah, kenapa diam disitu? Kau tak mau masuk?" tanya Mark pada akhirnya.

Jaemin yang seakan menyadari pertanyaan dari Mark itupun hanya terkekeh pelan. Bingung dengan sikapnya sendiri.

"Aku masuk, Kak," balas Jaemin sambil membawa nampan yang berisi makanan untuk Mark.

"Sudah selesai memasaknya? Bagaimana? Eomma bersikap baik kan padamu?"

"Eh? Tentu saja, Kak. Sangat baik malah."

Mark kembali berujar dengan helaan napas yang bisa terdengar jelas di pendengaran Jaemin, "syukurlah kalau begitu."

Selanjutnya Jaemin menyuapi Mark agar menghabiskan makanan yang telah ia bawa. Sebenarnya Mark telah menolak untuk disuapi oleh Jaemin. Namun, si manis itu justru kekeuh untuk menyuapi sang dominan.

Pada akhirnya, Mark pun mengalah dan menyetujui permintaan Jaemin untuk menyuapinya itu.

"Jaemin-ah, tadi membicarakan apa saja dengan eomma?"

"Kepo," sahut Jaemin bermaksud menggoda Mark.

Bukannya marah, Mark justru tersenyum begitu tulus kearah Jaemin.

"Kenapa tersenyum begitu, Kak?" tanya Jaemin heran.

Mark sontak membalas, "memangnya aku tidak boleh tersenyum?"

"Bukan seperti itu. Ah, sudahlah. Kakak cepat habiskan makanan ini saja," seru Jaemin kembali menyuapkan sesendok makanan pada Mark.

Mark sungguh merasa bahagia bisa berada sedekat ini dengan Jaemin. Memandangi setiap inci wajah Jaemin yang nyaris sempurna. Surai pink yang begitu lembut, garis mata yang indah, bibir yang tak henti-hentinya berbicara, hingga pipi yang terkadang menggembung lucu.

Jaemin yang sadar jika sedari tadi Mark memandanginya dengan tatapan yang ia sendiri tidak dapat mengartikannya sontak bertanya, "kenapa kakak memandangiku seperti itu? Ada yang aneh denganku?"

"Tidak ada. Bahkan kau begitu sempurna," celetuk Mark entah sadar atau tidak.

Mendengar pernyataan Mark, Jaemin hanya bisa tertunduk menyembunyikan wajahnya yang tampak dipenuhi akan semburat merah muda. Tak ingin namja dihadapannya itu tau jika dirinya sedang menahan malu.

Tanpa menghiraukan Jaemin yang sedang berusaha untuk menghindari tatapannya, Mark justru bergerak meraih lengan Jaemin pelan.

Membuat Jaemin seketika terkejut dengan mata yang membulat penuh.

"A-ada apa, Kak?" ujar Jaemin dengan gugup.

Ish, kenapa aku jadi tiba-tiba gugup seperti ini sih?! Huweeee eommaaaa

"Kau tidak keberatan kan jika aku memegang lenganmu seperti ini?"

Jaemin hanya mengangguk sebagai balasan.

Mark yang mendapat persetujuan dari si manis Jaemin itu tak bisa lagi menahan senyumnya.

"Terimakasih banyak, Jaemin-ah."

Dengan kerutan yang begitu kentara, Jaemin membalas ucapan Mark, "terimakasih untuk apa, Kak? Apa karna aku baru saja menyuapi kakak?"

"Bukan," jawab Mark dengan usapan pelan di surai lembut Jaemin.

"Lalu?" tanya Jaemin penasaran.

"Terimakasih karna kau sudah hadir di dalam hidupku seperti ini."

"Hngg?"

Melihat Jaemin yang tampak bingung membuat Mark tersenyum tipis. Sungguh, namja dihadapannya ini benar-benar polos. Ah, atau tidak peka lebih tepatnya.

"Saranghae, Jaemin-ah," ujar Mark dengan mata yang kini telah menatap Jaemin sepenuhnya.

"K-kak..."

Tbc

Nah loh, Mark bilang saranghae dong ke Jaemin 😍

Mau gimana nih kelanjutannya?

My Fierce Boy [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang