일곱

1.1K 106 5
                                    

Sudah hampir tiga minggu ini Jaemin tidak pernah melihat Mark. Bahkan Jaemin sampai bertanya pada Jeno dan teman-teman Mark yang lain kemana sebenarnya Mark pergi. Namun tidak ada hasilnya. Tidak ada satupun teman Mark yang mengetahui kemana namja bersurai hitam itu pergi.

Merasa sudah putus asa, Jaemin memutuskan untuk mencari Mark ke rumah sang kakak kelas dengan ditemani Renjun dan juga Jeno.

Sesampainya di rumah Mark, disana begitu sepi dan seperti sudah tak berpenghuni lagi.

Jeno sendiri hanya terus berusaha memanggil Mark yang mungkin saja ada di dalam rumah.

Tak lama kemudian, keluar seorang yeoja paruh baya yang kemudian menyambut ketiganya.

"Permisi Ahjumma. Apa Mark ada di rumah?" Jeno lah yang bertanya karena memang sepertinya ahjumma yang menyambut Jaemin, Jeno, dan Renjun sudah mengenali Jeno.

"Tuan muda Mark tidak ada di rumah, sudah pergi sejak tiga minggu yang lalu," jelas ahjumma itu seketika membuat Jaemin menggenggam erat lengan Renjun.

"Pergi kemana ahjumma?" tanya Jeno kembali.

Mendengar pertanyaan Jeno, entah kenapa raut wajah ahjumma yang sepertinya telah lama bekerja di rumah Mark itu tegang. "Maafkan ahjumma, tapi ahjumma sudah diberi pesan oleh Tuan muda Mark untuk tidak memberitahukan kepada siapapun kemana ia pergi."

"Tapi kita ini temannya. Ahjumma pasti mengenal saya kan?" Jeno masih bersikeras untuk meyakinkan.

"Iya, tapi sekali lagi ahjumma mohon maaf. Ahjumma tidak bisa memberitahukan pada kalian kemana Tuan muda Mark pergi," balas sang ahjumma dengan wajah menyesal.

"Ayolah ahjumma. Jebal, beritahu kami kemana kak Mark pergi," ucap Jaemin lirih sambil terus membujuk ahjumma itu untuk memberitahukan kemana sebenarnya Mark pergi.

"Maaf, ahjumma tidak bisa."

"Kami mohon beritahu kami ahjumma, kami ini teman kak Mark dan kami sangat khawatir dengan keadaan kak Mark. Kami mohon jelaskan pada kami kemana sebenarnya kak Mark pergi." Jaemin kembali memohon pada ahjumma yang saat ini tampak begitu iba melihat Jaemin yang sedang memohon padanya.

"Baiklah, ahjumma akan memberitahu kalian. Tuan muda Mark sebenarnya sedang pergi ke Kanada," terang ahjumma itu membuat Jaemin seketika terjatuh lemas.

Jeno yang juga merasa shock kembali bertanya untuk memastikan, "mwo? ke Kanada?"

"Iya, beberapa hari yang lalu terjadi sesuatu pada Tuan muda sehingga membuat Tuan dan Nyonya Lee segera membawa Tuan muda Mark untuk kembali ke Kanada."

Penjelasan yang baru saja diberikan oleh sang ahjumma benar-benar membuat seluruh tubuh Jaemin lemas seketika. Namja manis itu sungguh tak tahu lagi harus bagaimana.

Jaemin sungguh tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Mark hingga membuatnya tak masuk sekolah. Bahkan kembali ke Kanada tanpa mengucapkan satu katapun padanya.

.

.

.

Sebulan telah berlalu dan sampai saat ini masih belum ada kabar apapun dari Mark. Semenjak kepergian Mark, Jaemin merasa benar-benar kesepian. Tidak ada lagi yang menemani dan mengganggunya.

Mengingat kembali tentang Mark membuat Jaemin sedikit merasa bersalah karena sampai saat ini Jaemin masih tidak bisa membalas perasaan Mark padanya.

Selama ini Jaemin hanya menganggap Mark sebagai kakak tidak lebih. Rasa sayang Jaemin pada Mark hanya sebagai saudara, dan untuk mengubahnya menjadi lebih dari seorang saudara pasti akan membutuhkan waktu yang cukup lama bagi Jaemin.

"Hei! Sedang apa disini?" sapa Jeno tiba-tiba saja duduk disamping Jaemin.

"Eh kakak? Aku hanya berdiam disini," balas Jaemin pelan.

"Sedang memikirkan Mark?" tebak Jeno tepat sasaran.

Jaemin hanya membalas dengan anggukan kuat yang membuat Jeno semakin yakin jika adik kelasnya itu memang sedang memikirkan sahabatnya yang entah saat ini bagaimana keadaannya.

"Tenang saja. Aku yakin jika Mark pasti baik-baik saja. Ya, meskipun aku sendiri juga merasa aneh dengan kepergiannya yang begitu tiba-tiba."

Jaemin ikut menimpali, "benar, kak. Bahkan kak Mark juga sampai tidak mengabari kakak sebagai sahabatnya."

"Wait wait, bukannya kau ini seseorang yang beberapa hari kebelakang sangat dekat dengan Mark? Kau benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Mark?" tanya Jeno penuh selidik.

Jaemin yang mendapatkan 'serangan' mendadak dari Jeno hanya gelagapan sendiri. "Ke-kenapa kakak jadi bertanya seperti itu padaku?"

"Entahlah, aku hanya berpikiran jika mungkin saja kau ini sebenarnya tau sesuatu tapi kau tidak berani membicarakannya pada siapapun karna kau sudah terlanjur berjanji pada Mark."

Mendengar penuturan Jeno membuat Jaemin sungguh bingung, apakah Jaemin benar-benar harus menceritakan semuanya pada Jeno, atau ia memilih untuk tetap diam dan menjaga rahasia Mark yang selama ini ia simpan.

Tbc

Hayooooo ada yang bisa nebak nggak itu Mark sebenernya kenapa tiba-tiba pergi ke Kanada???

My Fierce Boy [MarkMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang