Find you

798 70 4
                                    

Sudah seminggu Iman mencari Shanum. Semua tempat yang biasa dikunjungi Shanum sudah dia datangi, tapi tidak juga dia menemukan gadis itu. Syaiful, Afifah dan Banu juga turut membantu mencari. Bahkan dengan perasaan sedikit kesal dan malas pun Iman mendatangi Andrean dan meminta bantuannya.

Siang ini selesai Shalat Dzuhur dan makan siang, dia berniat mendatangi sebuah tempat yang disarankan Andrean. Katanya pria itu pernah mengantar Shanum ke sana. Andrean tidak dapat mengantar karena dia ada acara sore ini.

Iman mempersiapkan beberapa keperluan untuk pergi ke sana. Termasuk pakaian ganti, karena tampat yang akan ditujunya lumayan jauh. Kemungkinan nanti dia harus menginap.

" Kau akan pergi hari ini, Man?"

Suara lembut ibu memenuhi ruang kamarnya. Iman mengangguk menatap ibunya. Wanita berhijab itu duduk di sisi tempat tidur.

" Ibu doakan semoga dia benar ada di sana dan dia mau ikut pulang bersamamu. Ibu sudah terlanjur memberitahukan sanak keluarga bahwa minggu depan kau akan menikah."

Wajah Ibu terlihat sedih. Iman jadi tidak tega melihatnya. Segera dia menghampiri Ibunya dan bersimpuh dihadapannya.

" Maafkan Iman, Bu. Iman juga terus mencari tahu kenapa Hanifa pergi seperti itu. Menurut Afifah, beberapa saat sebelum menghilang pun dia berbicara dengan Afifah dan memastikan siap menikah denganku. Iman yakin ada sesuatu yang membuatnya pergi, Bu."

Air mata Ibu perlahan menuruni pipinya. Iman mengusapnya lembut. Lalu mencium punggung tangan wanita itu.

" Iman akan mencarinya bu, menemukanya dan membawanya kehadapan Ibu."

Ibu menatap Iman dan mengangguk. Senyum tulus terlukis di bibirnya. Iman kembali mencium punggung tangan Ibunya lama.

" Pergilah, hati hati di jalan." Ucap Ibu lirih, kemudian wanita itu mencium kening Iman.

Iman beranjak meninggalkan Ibunya yang masih terduduk di kamarnya. Langkahnya ringan menuju parkiran di sebelah rumahnya. Dia memasuki mobilnya, memasang seat belt dan melajukannya perlahan.

Mobilnya berpapasan dengan mobil berwarna hitam di pintu masuk halaman luas itu. Iman menghentikan laju mobilnya dan menatap mobil hitam itu yang juga berhenti. Seraut wajah dengan senyum ramah terlihat begitu kaca jendelanya terbuka. Seraut wajah cantik milik Halimah.

" Hei, mau pergi kemana?" Tanya gadis itu ringan.

Iman membuka kaca mobilnya dan menatap datar wanita itu. Ada rasa yang tidak bisa Iman artikan menyusupi hatinya tapi terasa begitu tidak nyaman.

" Bukankah minggu depan kau akan menikah, dimana calon istrimu?"

Pertanyaan Halimah membuat Iman mengerutkan dahinya. Dia tidak mengerti dengan pertanyaan wanita itu.

" Semoga dia hadir bila saat itu tiba." Ucap wanita itu lagi. Iman semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraan wanita itu.

" Apa maksudmu?" Tanya Iman dengan wajah heran.

Halimah tertawa nyaring. Wanita itu kemudian menggeleng. Lalu dengan segera menutup kaca jendelanya dan menjalankan mobilnya. Iman berdecak kesal. Dia juga segera melajukan mobilnya.

Sepanjang perjalanan dia jadi termenung mencerna perkataan Halimah. Dia masih terus saja memikirkan maksud dari ucapannya. Pria itu menggeleng berusaha menghilangkan pikiran buruk yang muncul di kepalanya. Lalu mencoba untuk fokus menatap jalanan di depannya. Mobil melaju sedikit cepat begitu memasuki jalan bebas hambatan.

Iman menatapi ponselnya yang bergetar. Di layar terlihat nama Syaiful yang memanggilnya. Dia segera menepikan mobilnya. Kebetulan dia pun harus istirahat sebentar dan melaksanakan Shalat Ashar. Iman mengangkat ponselnya dan menerima panggilan Syaiful.

" Assalamualaikum, iya Ful." Ucapnya begitu tersambung.

" Waalaikumsalam. kau sudah berangkat, Man?"

" Sudah, sebentar aku akan istrirahat untuk Shalat Ashar."

" Syukurlah. Hati hati, Man. Kami di sini turut mendoakanmu. Semoga Shanum ada di sana dan kau kembali bersamanya. Assalamualaikum."

" Terima kasih. Waalaikumsalam."

Iman turun dari mobil dan membawa langkahnya menuju Musholla. Dia akan sejenak menenangkan diri . Bersujud, berbisik kepada bumi, semoga langit mendengar doanya. Wajah oriental Shanum dengan senyum malu malunya berkelebatan di pikiran Iman. Pria itu memejamkan matanya. Lalu bergumam lirih.

" Aku akan menemukanmu dan membawamu pulang. Aku mencintaimu."

  

COMPLICATED LOVE ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang