3. Basket

1.5K 245 10
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berharga untukku 😘.
Happy reading.


"Bisa gak sih lo gak usah ngikutin gue kemana-mana, risih tau gak."

"Gak bisa!"

"Gue kan udah bilang berkali-kali, gue udah janji sama lo gak bakal bilang siapa-siapa!"

"Itu gak cukup buat gue."

"Terus mau lo apa?"

"Gue mau lo rubah cara pikir lo ke gue, jangan anggap gue seperti yang ada di pikiran lo, karena yang lo lihat itu gak seperti yang lo pikirin."

"Emang lo bisa baca pikiran gue?"

"Bisa, dari cara lo natap gue!"

"Apa yang lo lihat di mata gue?"

"Pokoknya cara lo lihat gue itu kaya, jijik semacam itulah."

"Ck, jadi bisa jelasin ke gue apa yang lo lakuin hari itu, biar gue gak mikir yang aneh-aneh lagi tentang lo."

Dia mengusap tengkuknya salah tingkah, "Ya..ya...gitu pokoknya."

"See, lo aja gak bisa kan jelasin atas tindakan lo hari itu."

"Udah ya jangan ikutin gue lagi, gue mau belajar di perpus!"

Gara-gara manusia satu ini aku jadi ditinggalin Giana dan Riri, kulirik dia, syukur dia gak ngintilin lagi.

Dosa apa yang aku lakuin, cuma gara-gara aku mergokin dia lagi "anu" di kelas, sudah tiga minggu ini dia ngikutin aku kemana-kemana, gak di kelas, gak di kantin sampe aku pulang pun dia ngikutin, yang lebih parahnya lagi dia nungguin aku di depan toilet cewek coba, parah!

Sumpah tuh anak gak ada kerjaan banget.

"Renata!!!" Langkahku terhenti karena teriakan si tukang ngintil itu.

Aku berbalik dan melihatnya sedang berjalan pelan kearahku. Mungkin kalau aku gak ilfeel duluan karena kejadian itu aku pasti sudah menganga melihat efek slowmotion dia yang sedang berjalan kearahku dengan gagahnya, tinggi, tampan, senyumannya beuuuh bikin melted, plis stop mikir aneh-aneh Ta.

"Gue tau caranya biar lo gak macem-macem dan pikiran lo gak bermacem-macem." Ucapnya dengan seringai dibibirnya.

"Maksudnya?" Jawabku males karena udah bosen dia ngebahas ini terus menerus.

"Caranya, Lo harus jadi cewek gue!"

"Lo sakit Ka?  gara-gara ngintilin gue terus otak lo jadi geser ya."

Menepiskan tangan di depan wajahnya, aku melangkahkan kaki kembali menuju perpus yang jadi banyak banget rintangannya dari tadi gak sampe-sampe, bisa kena sembur Giana dan Riri nih karena telat ngerjain tugas kelompok.

Tiba-tiba dia menarik tanganku dan langkahku terhenti lagi, dengan mudahnya dia membalik badanku yang ringan sehingga mengikis jarak antara kami.

"Gue serius, biar gue lebih bebas ngawasin lo! Mulai hari ini lo resmi jadi cewek gue, ceweknya Ken Ranaka Malik, ucapnya ringan seringan bulu plus senyum menggodanya.

Dan senyum yang kulihat hari ini adalah senyum yang sama dengan seyumnya hari itu, untuk sepersekian detik mata kami mengunci satu sama lain, seolah dia sedang menjelajahi pikiranku dengan tatapanya. Secara logika harusnya aku segera berpaling dari dia, tapi yang kulakukan malah sebaliknya menikmati tajam bola matanya yang dulu sangat ku sukai, karena mata itu selalu terfokus padaku.

Gara-gara REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang