***
" Derita lho sendiri " teriak kami dengan serempak sambil membalik badan kearah orang yang pengganggu acara romantis mereka berdua.
Disana terlihat sosok gadis bule, memakai dress pendek selutut berwarna ungu, dan sepatu heals 5 cm, terlihat cantik membuat kaum adam meleleh melihat paras kecantik gadis tersebut.
Saat melihat gadis tersebut membuat lio tersontak kejut dengan gadis itu membuat wajahnya pucat, sedangkan aleyna menatap gadis dengan wajah datar tersebut.
" Hei, baby. " ucap gadis yang lasung memeluk lio tanpa seizin pemilik tersebut.
Melihat tingkah pelukan membuat api cemburu tumbuh di aleyna namun, Ia harus bisa memahami perilaku mereka dan menahan emosi tersebut.
" Kak mutiya, kapan pulang ?" ucap lio setelah usai pelukan tersebut.
" Kakak, baru saja sampai bendara. "
" Ehmmm... Lio, cewek itu pacar baru kamu, ya." lanjut mutia sambil memandang aleyna sedangkan aleyna memandang mutia dengan senyuman kikuk membuat mutia tertawa pelan melihat perilaku gugup adik iparnya.
" Bukan kak. Dia adalah calon istri masa depan lio. " jawab lio sambil memandang aleyna dengan senyuman manis nya.
Aleyna yang mendengar itu tersontak pipinya yang mulai tersipu malu sehingga ia menunduk kepala nya
Lio dan mutia yang melihat aleyna menunduk membuat mereka terkekeh pelan.
" Sudahlah, adik ipar kyuuu tidak usahlah mendengar gombal receh lio. Dia, emang begitu. Kamu harus tau, lio itu setiap hari selalu menggombal bundanya sampai bunda melempar panci-panci yang ada dirumah sampai rusak karena dia saja." sindir mutia membuat namanya yang disindir hanya mendengus kesal.
Aleyna yang mendengar itu hanya terkekeh pelan.
" Ouh. Benarkah, itu kak. Apa, ada lagi tentang aib lio ? Aleyna siap mendengar cerita kakak." tanya aleyna.
Mutiya yang lasung mengangguk polos setuju memenuhi permintaan aleyna, sedangkan lio ia mematung beku dengan wajahnya memucat.
" lio itu selalu tidur sama bundanya sehingga membuat papi cemburu dengan kemanjaan lio. Lio itu selalu makan disuapi sama bunda nya ia mungkin tidak sadar kalo dia sudah dewasa, dan paling ter-aib lio yaitu selalu mengompol di kasur di malam hari. Hahaaaahahahahah...." ucapan mutiya sukses pengunjung cafe tertawa terbahak-bahak termasuk aleyna.
" Hahahahahahhha "
Sedangkan, lio ia menunduk malu, dalam hatinya ia merutuki kebodohannya kakak perempuannya yang sangat jelas sekali mulut ember.
" Kalo bukan kakak gue yang selalu ada disisi gue, gue sudah lempar dia ke sungai amazon." batin lio.
Aleyna yang sempat membaca pikiran lio, itu tersenyum kecut. Lio sangat beruntung memiliki kakak perempuan yang selalu disisi lio dalam keadaan senang maupun susah yang selalu memberikan kasih sayang, sedangkan dirinya memiliki dua abang yang tidak pernah diposisi dirinya yang selalu memberikan kasih sayang adik-kakak, dan selalu percaya saling satu sama lain. Ini, mereka yang ada selalu diposisi kepada orang asing, yang jelas bukan daging mereka bukan dirinya notabenya darah kandung.
Mutia p.o.v
Gue yang tersadar sudah membuat lio menjadi bahan ketawaan pengunjung membuat gue menghentikan ketawa, dan membalik belakang menghadap lio yang menunduk malu makin membuat ia merutuki kebodohannya.
" Lio, maafin kakak sudah membuat kamu malu." sendu gue sambil menunduk bahwa ia benar-benar menyesal.
Lio yang mendengar perkataan kak mutiya membuat ia menoleh sorot mata kakaknya yang sangat menyesal sudah mengejek dirinya. Ia melihat itu sedikit kasihan kepada saudaranya, ia sebernanya sudah memaafkan kakaknya maupun ia rela menjadi bahan ketawa pengunjung kafe tersebut.
" Lio sudah memaafkan kakak. Jadi, jangan sedih, ya. " jawab lio sambil memegang kedua pergelangan tangan kakaknya.
Mendengar perkataan itu sukses membuat gue bersorak ria, dan lasung memeluk.
" Thanks. Brother "
Tanpa sadari mereka berdua, ada sosok gadis yang melihat ke akrab-pan mereka dengan air mata yang lolos dari wajah cantik gadis tersebut.
" Kau sangat beruntung sekali memiliki saudara yang sangat perhatian kepadamu lio. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleyna ✔
Random" Jawab ! Siapa Alena sebernanya, mah pah ? " " Apa, jangan-jangan selama ini Alena bukan anak kandung mama papah." " Kenapa diam ! Jawab pertanyaan alena." " Bang Dion, bang dirga kenapa diam saja, bantu bujuk mama, dan papah jawab jujur semuanya."...