4 | Riuh Ramai

22 4 0
                                    

Bismillah part 4 akan segera kalian baca kembali.

Semoga masih tetap berkenan membaca cerita ku ini.

vote kalian adalah support buat aku

kritik dan saran kalian adalah masukan terbaik.



Nuca si Introvert yang tidak pandai merangkai sebaris kalimat, punya kelemahan yang lain. Dia cadel, haha. Serius.

Nathan cowok badboy nan menawan, si penindas.

😊😊😊

Jika nantinya kamu dijahati orang lain, jangan pernah membalasnya dengan perbuatan serupa. Balaslah dengan ketulusan dan kebaikan. Karena hati yang baik, bisa meruntuhkan ego yang besar.

🌈🌈🌈

Jam pelajaran barusaja selesai beberapa menit yang lalu, setelah menghadapi segala bentuk diskriminasi rumus-rumus matematis yang teramat menguras energi. Nuca berjalan lunglai menuju toilet, garis bawahi-sendirian.

"Huff, pegel juga ternyata mikir lama-lama!" keluh Nuca menghela napas panjang, padahal biasanya ia tidak gampang pusing Kalau menghadapi rumus-rumus semacam tadi. Tapi Entah kenapa hari ini ia lelah, ia butuh hiburan. "Pegel ni otak,"

Kedua belah mata Nuca menoleh ke arah lapangan, ada mereka yang tampak asyik mempermainkan sebuah bola seraya berteriak riuh ramai terlampau bahagia.

Nuca tersenyum samar, ia jadi teringin bergabung dan menyemarakkan permainan sepak bola itu. Namun otaknya memberi sinyal kuat-Nuca tidak bisa bermain bola, dan ia payah dalam bekerja sama.

Woiii, salah arah. Anjing!!

Seorang siswa tampak berteriak keras takkala bola yang digiring teman satu timnya malah akan dimasukan ke gawang sendiri.

Woiii, payah lu. Anjir, oiiii!!!

Berisik lo!

Bangke, buruan!

Sudah terbiasa, sering kali terdengar umpatan-umpatan yang terus saja saling bersautan.

Nuca menatap situasinya lekat, seperti merasa penasaran dengan apa yang selanjutnya akan terjadi. Sudah terbiasa lagi jika ia hanya bisa bersikap layaknya patung, diam dan kaku.

Eh bangsat lu!

Bangke, woi.

Keadaannya mulai tidak terkondisi lagi, lebih tepatnya hampir terjadi pertikaian sengit di tengah lapangan. Sebelah kaki Nuca mendadak merasa peduli, ingin rasanya melerai Dan menjadi pahlawan kesiangan diantara para anak bola itu. Namun,

Nuca rasa itu mustahil.

"Eh ya, tadikan gua mau ke kamar mandi?!" ucap Nuca teringat sesuatu yang seperti ia lupakan, "Kok Gua dongo sih!?"

Kepalanya tergeleng cepat, melupakan apa yang selalu di sebut Halu bagi sebagian orang. Dasarnya Nuca memang polos atau kerja otaknya yang melambat.

"Hari ini kerasa rame banget," Nuca bermonolog sembari menelan ludah gugup. Entah mengapa ia jadi ingin mengurungkan niatnya, tapi ia sudah kadung kebelet dan sampai disini.

Maka dengan congkak dan rasa bodo amatnya, Nuca berjalan menyusuri kolidor-tidak melirik kemanapun.

Jarak antara kelasnya dan toilet sebetulnya tidak terlalu jauh,hanya melewati empat kelas. Tapi bagi Nuca jaraknya menjadi terlampau jauh untuk dilewati. Ditambah ia yang berjalan sendirian. Catat, ia sendiri.

Persona  ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang