Bismillah part 6 keluar lagi nih, semoga makin suka ya gais.
Kritik saran sangat aku hargai disini
Vote pun jangan ketinggalan ya gais untuk slalu support aku.
💗💗 Nuca kembali lagi nih 👏
Semoga suka
Enjoy it gais, love.
😘😘😘
Gua suka aja ngebully lo, habis itu lo depresi. Dan berakhir di rumah sakit jiwa.
😱😱😱
Nuca berjalan cukup tergesa takkala melihat satu bilik kamar mandi yang kosong tanpa penghuni, maka buru-buru ia menyelesaikan rencana awalnya untuk buang air. Semua karena manusia-manusia aneh yang menghalangi niatannya untuk menuntaskan napsu diri.
Dengan perasaan lega setelah menuntaskan niat, Nuca menekan tombol diatas kloset dalam perasaan bersalah yang berkecamuk, entah mengapa. Ia menjadi tidak bersemangat setelah menghadapi sebuah adegan pemberontakan yang baru saja ia perbuat, "Kok gua bisa seliar itu ya?" Batin Nuca menguap begitu saja. "Apa karena gua..."
Nuca menggeleng cepat, dia tidak dendam pada mereka. Namun mengapa ia bisa seliar tadi, pun dirinya tidak mengerti alasannya.
Maka dengan segenap beban pikiran yang membuncah dalam hati dan otaknya, Nuca putuskan untuk menghadapi sisa semester nya dengan biasa aja. Berangkat, belajar, dan pulang. Melupakan semua hal yang terjadi atau hidup tanpa perasaan dan kenangan. Hidup seperti zombie kelaparan yang tidak berakal. Dan Nuca lebih setuju pada opsi pertama.
Kini ia berdiri dihadapan sebuah kaca besar, ia ingin mencuci tangan tapi pantulan wajahnya disana membuat Nuca menatap dalam kedua bola mata bulatnya."Oke,gua gak apa-apa. Biasanya juga dikucilin, kan?!" ucap Nuca memberi semangat. "Gak perlu ngerasa bersalah,"
"Mereka yang cari masalah sama lo, dan lo cuman ngebela diri lo sendiri."
"Lo bener kok,Lo bener!!"
Gua gak mau ditindas lagi, seloroh Nuca. Terlebih dalam satu buku yang kemarin baru saja ia baca, disebutkan jika seseorang introvert seperti dirinya sendiri harus berani mengambil keputusan.
Keputusan apa? Sebuah tindakan nyata yang ditujukan kepada semua orang, jika dirinya sudah tidak perlu dibully terlebih lagi dikucilkan seperti orang sakit. Nuca hanya butuh dorongan batin bukan dikucilkan layaknya seorang psikopat.
Ia tersenyum lebar, meski kemudian murung. " Tapi, tapi... tapi yang gua lakuin tadi... kelewatan banget !!!" sesal Nuca seraya memukul meja washtafel didekatnya, mengalihkan emosinya.
"Eh banci!"
Suaranya mengema diantara cermin dan pintu toilet, membuat Nuca mencari-cari sumber suara barusan. Ketika kedua bola matanya membulat sempurna takkala melihat laki-laki yang baru saja ia permalukan dihadapan semua orang. "Gua bukan banci," jawab Nuca lemah.
"Lo banci! Pengecut, payah. Anying lo!"
"Lo yang banci," skiptis Nuca lagi, walau dengan perasaan takut-takut yang menghantui. "Lagian ngapain sih lo gangguin anak nolep yang payah kaya gua?!" sindir nya seraya mengelap kedua tangannya yang basah sempurna tadi. Menghindari kontak mata.
Nathan mengambil langkah cepat mendekat kea rah Nuca yang masih tidak ingin ambil pusing, setelah mengkomando beberapa anak buahnya untuk mengawasi keadaan. "Gua suka aja bikin lo gak bisa tidur terus stress terus depresi. Baru deh masuk rumah sakit jiwa!" seloroh Nathan seraya menepuk sebelah bahu Nuca dengan kekuatan lumayan kencang menimbulkan rasa nyeri yang terlambat. "Sekali lagi lo songong pas ngomong sama gua, Abis lo!" ancam Nathan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona ( ON GOING )
Teen FictionBACALAH DAN CERITAKAN BAGAIMANA? Kisah yang mungkin sama sekali tidak ingin kamu dengar, cerita romantis setengah klise yang kurasa sering kali dijumpai. Soal si badboy dan sweatgirl yang jatuh cinta, atau sibadgirl yang mencintai seorang softboy...