1.TRAITOR

35 5 3
                                    

Dering ponsel terdengar nyaring membuat pemiliknya menyambar begitu saja.Tanpa melihat siapa yang menelpon dia sudah tahu siapa yang menelponnya hanya dari nada deringnya.Karena nada dering itu khusus untuk menandai panggilan dari sang kekasih.

"Hallo,ada apa Ren?"
"......."
"Ketemu di Grenada Cafe jam 3 sore ni aja gimana?"
"......"
"Langsung ketemu di sana aja."
"......."
"Bye."

Valencia Bellvana,gadis manis itu membereskan semua berkas-berkas yang berserakan di meja kerjanya.Tak ayal senyumnya terbit karena ia akan bertemu dengan kekasih hatinya,Darren Arvino.Mereka telah berpacaran selama 3 tahun.Dalam pikiran Valencia mungkin Darren akan melamarnya.Tiba-tiba ia merasa gugup setelah memikirkan tentang lamaran itu.Namun tak dipungkiri ia merasa bahagia karena ia akan menjadi istri Darren.Ya,dia sangat mencintai kekasihnya itu.

Sesampainya di kafe yang mereka sepakati,Valencia mengedarkan pandangan mencari keberadaan Darren.Setelah memindai beberapa spot matanya menemukan Darren duduk di dekat kaca pembatas yang menghadap ke jalan.Lelaki itu masih mengenakan setelan kantornya namun telah menanggalkan jas kebesarannya.Dengan langkah ringan ia melangkah menuju Darren duduk.

"Sudah lama nunggu?"
"Gak kog,duduk Cia."
"Apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Makan dulu aja ya!"
"Oke,habis itu kamu bicara,sepertinya penting ya?"
"Ehm,,nanti saja ya,aku udah pesenin makanan buat kita."

Tak berapa lama memang pelayan mengantarkan makanan yang telah dipesan Darren sebelumnya.Mereka pun memakan makanan yang telah tersaji setelah mengucapkan terima kasih pada pelayan yang mengantar.Darren selesai lebih cepat dibanding Valencia,namun ia tetap menunggu sampai selesai.

"Aku udah selesai silakan kamu bicara."

Bukannya berbicara Darren malah mengambil sesuatu di dalam tasnya.Sekilas terlihat seperti sebuah undangan,pikir Valencia.Darren menyodorkan di atas meja ke arah Valencia.Ya benar itu adalah undangan pernikahan dan Valencia terbelalak matanya ketika matanya membaca sekilas cover depan tertulis nama Darren,kekasihnya.

"Apa maksudnya Ren?"
"Minggu depan aku mau menikah,tapi bukan dengan kamu."
"Apa-apaan maksudnya kamu menikah tapi bukan denganku?"Valencia masih mempertahankan suara nya agar tak mengganggu pengunjung cafe.
"Dania hamil."
"Aku gak ngerti deh,kamu nikah dan bilang Dania hamil.Maksud kamu Dania tetangga apartemen kamu itu?"
"Ya."

Hanya satu jawaban itu menghancurkan perasaan Valencia selama ini.Hatinya sakit sekali mendengar kekasihnya menghamili perempuan lain.Itu berarti laki-laki itu telah mengkhianati dirinya selama ini.Sejauh apa hubungan mereka sampai Dania hamil.Valencia benar-benar merasa terluka namun ia tak akan menunjukkan airmatanya di depan pria brengsek itu.

"Jadi ini yang lo sebut hal penting di telpon tadi?"
"Cia dengerin penjelasanku dulu."
"Ya itu mungkin penting bagi lo,tak gak bagi gue.Selamat kalo gitu.Oh ya sudah berapa bulan?"
"Baru jalan 10 minggu."
"10 minggu ya,kenapa gak sekalian lo nikah siri dulu sama perempuan itu baru bilang ke gue?Kan komplit tuh biar keliatan gobloknya gue di mata orang-orang."
"Cia..."
"Don't call me like that again,she's die."
"Please dengerin aku dulu."
"No need,hal apa pun yang lo jelasin ke gue gak akan mengubah apa pun.Bayi itu akan tetap berada di rahim perempuan itu sampe waktunya tiba.Kecuali kalo elo mau gugurin anak lo itu."
"Gak mungkin aku bunuh darah daging aku sendiri."
"See,jadi lo gak usah repot-repot jelasin apa pun ke gue.Karna bagi gue sama aja sekarang,lo itu gak ubahnya seorang penipu."
"Aku gak bohongin kamu Cia,aku cinta sama kamu,aku sama Dania cuma khilaf."
"Stop lying to me,and stop call me Cia again,I told you she's die.Dan apa tadi lo bilang,khilaf? Khilaf itu cuma sekali,dan gue berani potong kuping gue kalian gak cuma make out sekali kan?"
"Valencia."suara Darren meninggi.

Itulah Valencia,ketika dia marah segala yang berada di dalam pikirannya akan dikeluarkan begitu saja tanpa peduli dengan sopan santun lagi.Namun ia masih melihat di mana sekarang berada jadi ia tak mau mengeluarkan sumpah serapah yang malah mempermalukannya sendiri.Mendengar intonasi suara Darren yang meninggi seolah pertanda ia harus segera pergi.Ia butuh pengalihan kekecewaan hatinya dan berhadapan dengan Darren bukan pilihan baik.Valencia membuka tas tangannya & melambai ke waitress yang ada.

"Saya minta bill nya Mbak." suara Valencia terdengar lebih pelan dibanding ketika berbicara dengan Darren.
"Valencia maaf,aku gak maksud bentak kamu."

Pelayan membawakan bill yang diminta oleh Valencia dan menyerahkan pada wanita itu.Setelah melihat sekilas diletakkannya beberapa lembar pecahan seratus ribu.

"Sebentar bu,saya ambilkan kembaliannya."
"Tidak perlu kamu simpan buat kamu."
"Valencia dengar dulu,kamu gak perlu bersikap seperti itu."
"Gue akan datang ke pernikahan lo minggu depan.Jaga baik-baik calon keluarga lo ke depannya.Don't be a liar Darren."
"Please Valencia."
"Goodbye TRAITOR."

Valencia melangkahkan kaki dengan mantap meninggalkan Darren .Baginya lelaki seperti itu tak pantas diberi kesempatan lagi.Hatinya memang hancur tapi dia tak akan pernah memperlihatkan apa pun bentuk kehancuran di depan pria itu.Baginya sekarang Darren tak ubah seperti sampah yang harus segera dibuang dari hatinya.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang