5. New Life

15 3 1
                                    

Valencia telah menginjakkan kakinya di negara Kincir Angin beberapa jam yang lalu. Ia bertekad untuk menghapus semua kenangan buruk yang terjadi dalam hidupnya. Pernikahan yang batal, bertemu dengan orang asing yang mengambil harga dirinya, dibenci orangtuanya dan kehamilannya lebih dari cukup untuk mengakhiri hidupnya. Namun entah bagaimana ia memutuskan untuk tetap hidup dan menjaga nyawa baru yang tubuhnya. Walaupun janin itu ada karena kesalahan semalam tapi ia tak menampik bahwa ia sudah mencintai darah dagingnya itu.

Menghirup udara segar di kota yang dijuluki Venesia di Utara itu untuk pertama kali Valencia merasa tenang dan damai. Mumpung masih siang ia harus menemukan flat yang akan menjadi tempat tinggalnya selama di sini. Masih ada waktu untuk menikmati keindahan kota Amsterdam nanti.

Tak berapa lama setelah berjalan dan bertanya pada penduduk sekitar akhirnya ia sampai di flat yang akan ditempatinya. Walaupun tak sebesar apartemen dan rumahnya namun tempat ini terasa nyaman dan menyejukkan hati. Dan ia pun segera membereskan barang-barangnya ke dalam flat tersebut. Sebuah kamar tidur dengan ruang tamu dan dapur lebih dari cukup untuk saat ini. Yang terpenting adalah sekarang ia harus menjaga kesehatannya dan calon anaknya.

"Sayang kita tinggal di sini ya, apa pun yang terjadi mama akan selalu menjagamu. "

Valencia mengelus perutnya yang masih datar dengan lembut. Ada perasaan haru dan bahagia ia rasakan karena memiliki bayi. Hatinya menghangat sebentar lagi ada yang menemaninya dalam apa pun. Ia akan melakukan apa pun karena ia sangat mencintai calon anaknya itu.

Dirinya akan bekerja sampai waktu akan melahirkan. Ia tak mau anaknya nanti kekurangan biaya apa pun saat sudah terlahir di dunia ini. Makanya besok ia akan mencari pekerjaan untuk menghidupinya dan calon anaknya.

Keesokan paginya Valencia sudah bersiap di dapur menyiapkan sarapan untuknya sendiri. Untung saja kehamilannya tidak mengalami morning sickness yang parah seperti wanita pada umumnya. Semua makanan dan minuman apa pun tidak ditolak oleh bayinya. Dan ia bersyukur dengan hal ini tak membuatnya repot.

Setelah menyelesaikan sarapannya Valencia bergegas untuk pergi mencari pekerjaan. Beberapa berkas lamaran ia taruh di dalam tas punggungnya. Kemeja slim fit bermotif salur dipadu dengan celana bahan warna hitam membuatnya terlihat manis dan cantik.

Sudah banyak toko, restoran dan cafe yang didatanginya namun tak ada yang membuka lowongan pekerjaan. Sebenarnya uang Valencia masih lebih dari cukup untuk hidup beberapa bulan ke depan tapi ia tak mau bermalas-malasan. Mengistirahatkan sejenak badannya di sebuah cafe untuk makan siang dan meminum vitaminnya.

Valencia mengedarkan pandangan di area cafe tersebut. Dirinya memang memilih duduk di outdoor karena ingin menikmati suasana di sini. Tetapi yang ada dia malah melihat seorang ibu yang sedang menyeberang dan dari arah lain ada mobil yang mungkin saja akan menabraknya. Valencia pun langsung saja berlari menghampiri wanita itu dan menariknya ke arah pinggir. Mereka jatuh terduduk di jalanan namun berhasil menghindari mobil yang melaju kencang tersebut.

"Mon Dieu, j'ai failli être touché. Merci." *
"De rien, madame, quelqu'un est blessé ?" *
"Vous êtes français ?" *
"Indonesian, peu de gens peuvent parler français." *
"Speak English better ?"
"Yes, Ma'am ."
"Thanks a lot sweety. "
"You're welcome Ma'am."
"Where are you want to go ?"
"I'm looking for a job ."
"Job ? if I may know what your education is, maybe I can help you ? "
"Bussiness Management Ma'am."
"Oh great,,My husband opened a wine packaging branch office here and he needed a supervisor to carry out the operations of this office, what you want ?"
"Is that not troublesome Ma'am ?"
"Don't say like that, you saved my life remember."

(Selanjutnya aku tulis dalam bahasa Indonesia ya 😁😁)

"Jangan berlebihan Nyonya,aku hanya menarikmu ke belakang."
"Panggil aku Lilian atau Lily saja ok,,oh ya siapa namamu ?"
"Valencia,kamu bisa memanggilku Valen ."
"Tunggu sebentar biar aku telpon suamiku dulu untuk membicarakan ini ."

Lilian mengambil ponsel dalam tas dan mendial nomer telepon yang ia hafal di luar kepalanya.

"Franc,apa kamu masih lama,aku menunggumu di sebuah cafe dekat Sungai Amstel. Ada yang mau kusampaikan."

To the point sekali, pikir Valencia memandang Lilian. Bahkan dengan suaminya saja ia berkata tanpa basa - basi namun mengapa dengan dirinya sangat ramah. Apa mereka sedang bertengkar ? Ah itu bukanlah urusannya apa Lilian bertengkar dengan suaminya atau tidak.

"Suamiku akan ke sini, kam1
u bisa membicarakannya dengan suamiku."
"Terima kasih Lily."

Tak berapa lama datang pria paruh baya yang berwajah Kaukasoid terlihat menghampiri meja Valencia dan Lilian.

"Hai sayang. Ada apa ?"
"Valen kenalkan ini suamiku Franco, dan Franc ini Valen ."
"Halo Valen aku Franco atau kamu bisa memanggilku Franc seperti Lily."
"Saya Valencia."
"Jangan kaku begitu santai sajalah, benarkan sayang."
"Iya Franc, hampir saja aku tadi tertabrak mobil dan Valen tadi yang menolongku."
"Oh terima kasih Valen."
"Dan dia sedang butuh pekerjaan apakah kamu bisa membantunya ?"
"Tentu saja, aku masih membutuhkan orang untuk mengawasi operasional cabang di sini. Apa kamu mau mengisi posisi itu Valen ?"
"Kalau anda percaya saya maka saya pun akan menerimanya. "
"Apa yang membuat kami harus tak mempercayakan pekerjaan itu padamu ?"
"Aku sedang hamil . Apa kamu masih menawarkan pekerjaan itu padaku ?"
" Astaga, apa yang kamu lakukan Valen ? Kamu malah menyelamatkanku sedang kan kamu sendiri sedang hamil. Gosh, itu membahayakan kamu."
"Tak apa Lily, aku hanya membantumu."
"Bagiku tak masalah kamu hamil atau tidak tapi apakah suamimu mengizinkanmu bekerja ."
"Aku belum menikah ."
"Oh my God apalagi ini, kamu hamil dan belum menikah, apa maksudmu ?"
"Pernikahanku batal gara-gara tunanganku berselingkuh dan ia mengatakan pada orang jika aku yang berselingkuh sehingga orang tua ku sendiri malah mengusirku. Karena hal itu aku mabuk dan tidur dengan orang asing. Oh maafkan aku Lily Franc aku malah merepotkan kalian. "
"Tidak apa ceritalah saja ! Lily bahkan menginginkan punya anak perempuan yang manis sepertimu tapi dia malah melahirkan anak laki-laki yang menyebalkan."
"Bagaimana pun dia anak kita Franc tapi aku setuju kalo kamu mau menjadi anakku Valen."
"Tentu saja aku mau Lily."
"Bagaimana dengan pekerjaannya? Aku ingin kamu yang menjalankannya ."
"Tapi aku belum paham sama sekali Franc."
"Tidak masalah Val, aku akan mengajarimu, Lily dan aku sedang liburan di sini. Namun setelah kamu bisa kita harus kembali ke Perancis lagi."
"Tidak apa Franc kalian bisa liburan kemari lagi untuk menengokku bukan ?"
"Ya kamu benar sayang aku dan Franc akan sering-sering kemari menengokmu dan kamu jaga bayimu juga. Jangan terlalu kelelahan nantinya !"
"Terima kasih Lily, Franc ."

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang