14. Abner Rezvan Durmont

11 2 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Setelah pernikahan Azelvin dan Valencia memutuskan tinggal di Indonesia. Prosesi kelahiran bayi pun sudah dinanti semua orang terutama Azelvin dan Valencia. Bahkan ketika mendekati waktu persalinan Azelvin memilih bekerja dari rumah sambil menjaga istrinya. Siapa tahu bayinya lahir tiba-tiba tanpa pemberitahuan dulu. Itu sebenarnya cuma alasan Azelvin saja karena yang benar itu sifat posesifnya muncul tanpa disadarinya.

"Sugar, apa kamu merasa kesakitan?"
"Hanya kontraksi seperti biasa tapi mengapa rasanya lebih sering ya?"
"Kita ke rumah sakit saja ya!"
"Baiklah. Kamu sudah siapkan semuanya belum?"
"Tinggal bawa saja kog, akan aku ambil dulu."

Azelvin pun bergegas mengambil tas yang berisi pakaian dan peralatan yang dibutuhkan. Tanpa menunggu lama ia menyambar kunci mobil yang berada di atas lemari dan keluar kamar untuk memapah Valencia berjalan.

"Mau aku gendong Sugar?"
"Aku bisa jalan kog. Dan lebih baik aku berjalan saja untuk melatih otot biar gak tegang."
"Ya sudah, tapi kalo gak sanggup bilang ya!"

Valencia menggangguk pelan ke arah Azelvin. Tangannya meremas kuat lengan Azelvin saat terasa kontraksi. Meskipun merasa sakit dicengkeram kuat Valencia, Azelvin hanya diam saja karna ia tidak tahu bagaimana mengurangi kesakitan istrinya.

"Sabar sedikit ya, sebentar lagi kita sampai rumah sakit."

Valencia tak mampu menjawab ucapan Azelvin sama sekali. Ia hanya merasakan sakit sekali di seluruh tubuhnya. Ternyata seperti ini rasanya akan melahirkan. Pantas saja kenapa kita tidak boleh melawan ibu karena sakit untuk melahirkan memang tidak main-main.

Setelah sampai di depan lobby rumah sakit Azelvin memarkirkan mobil sembarang dan keluar memanggil perawat yang berjaga di IGD. Dilihatnya istrinya masih meringis kesakitan di jok penumpang. Dan sewaktu dipindah ke brankar istrinya memegang tangannya erat.

"Don't leave me Hugo!"
"Gak, biarin perawatnya bantu kamu dulu. Aku akan temenin kamu sampai selesai."

Setelah selesai memindahkan Valencia di brankar Azelvin menggenggam erat tangan Valencia yang masih saja meringis kesakitan ke ruang pemeriksaan dulu. Seorang berpakaian dokter menghampiri Valencia dan memeriksa keadaannya.

"Pasien sudah pembukaan tiga, Bapak gak usah khawatir, kalo sudah lengkap pembukaannya kita akan membantu proses persalinan ibu dan bayi."
"Lalu bagaimana caranya Dok biar istri saya gak kesakitan?"
"Ini gejala normal pasien yang akan melahirkan Pak. Semakin besar pembukaan maka semakin sering kontraksinya. Dan pasien tidak boleh ngeden ya pak."
"Kenapa Dok?"
"Kalo ibu ngeden sekarang yang ada nanti saat proses melahirkan ibu sudah kehilangan tenaga untuk mendorong bayi keluar."
"Baiklah Dok, terima kasih."
"Kalo begitu kita akan pindah ibu ke ruang bersalin, Bapak bisa temani ibu di sana."

Valencia pun dipindah ke ruang bersalin dan telah berganti pakaian khusus bersalin. Azelvin tidak beranjak sedikit pun dari sisi Valencia. Bahkan saat ia menelpon ibunya pun tangannya masih menggenggam tangan Valencia.

"Sabar ya Sugar, sebentar lagi baby keluar kog, kamu yang tenang ya."

Semua ucapan yang menenangkan telah Azelvin katakan pada Valencia agar istrinya itu bertahan. Dari sejauh yang dia lihat rasanya ia ingin menggantikan kesakitan Valencia pada dirinya. Namun itu mustahil karena dia seorang pria, dan pria tidak akan bisa hamil dan melahirkan.

"Sakit."
"Sabar Sugar, kamu pasti bisa," ujar Azelvin menenangkan Valencia.

Tak jarang ia mengecup puncak kepala wanita yang akan berjuang melahirkan anaknya itu. Tangannyavpun masih setia menggenggam tangan Valencia yang kadang mencengkeram kuat lengannya juga saat kontraksi datang.

Dokter yang memeriksa Valencia tadi kini datang kembali dan memeriksa Valencia lagi. Dengan anggukan kepala seolah memberi isyarat pada perawar dokter itu pun tersenyum.

"Pembukaannya sudah lengkap Pak, kita akan segera melakukan persalinan. Bapak mau menemani atau di luar?"
Saya di dalam saja Dok, saya ingin menemani istri saya."
"Baiklah kalo begitu. Persiapkan mental Bapak ya saat menemani istri Anda."
"Baik Dok, terima kasih."

Dan saat dokter dan perawat bersiap pada posisi masing-masing Azelvin merasa gugup dan takut seketika. Namun ia harus menenangkan dirinya karna itu akan mengganggu jalannya persalinan Valencia. Ia mencoba menghela nafas dan menarik nafas panjang bersamaan dengan Valencia yang berusaha mengedan. Tangan Valencia mencengkeram kuat tangan Azelvin saat mengedan. Ini benar-benar luar biasa sakitnya.

"Sugar, kamu pasti bisa."

Azelvin terus saja mengucapkan kalimat penenang. Dan seolah mantra Valencia seperti memiliki tenaga untuk mengedan. Dan tak berapa lama terdengar tangisan bayi saat ia berteriak kuat sembari mendorong kuat apa yang di dalam perutnya.

"Terima kasih Sugar, anak kita sudah lahir," ucap Azelvin lembut sambil mengecup pelan dahi Valencia.
"No need to say that, kita akan besarkan sama-sama ya."
"Anything for you and he."
"Boy?"
"Ya, anak kita laki-laki, kamu senang?"
"Tentu saja, mau cowok atau cewek aku terima. Di mana dia sekarang?"
"Sedang dibersihkan perawat nanti dibawa ke sini."

Tak berapa lama datang perawat menggendong bayi yang terbungkus selimut berwarna biru. Dan menyerahkan bayi itu pada Valencia.

"Bayinya diberi asi dulu ya Bu. Saya bantu dulu nanti setelah ini Ayahnya bisa membantu Ibu saat menyusui lagi."

Perawat itu memposisikan bayi mungil itu di dada Valencia. Seolah sudah tahu di mana sumber makanannya bayi itu membuka mulutnya. Dan menghisap payudara Valencia dengan kencang sampai si empunya meringis kesakitan.

"Welcome to the world Abner Rezvan Durmont."
"Nama yang bagus. Kita panggil apa?"
"Baby A, bagaimana?"
"Bagus kog, selamat datang Baby A."
"Bagaimana perasaanmu Sugar?"
"Luar biasa, semua kesakitan itu dibayar dengan adanya Baby A. Kamu bahagia Honey?"
"Tentu saja. Aku tadi sempat takut saat nemenin kamu tapi liat kamu berjuang sendiri aku gak mau kalah. Aku harus kuat untuk kamu dan Baby A juga."
"Terima kasih sudah nemenin aku dan Baby A Honey."
"No need because I love you."
"Love you too."

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang