15. Elemination and Subtition

10 2 0
                                    

Setelah Valencia melahirkan, Azelvin lebih sering menghabiskan waktu lebih banyak bersama istri dan anaknya. Apalagi Valencia lebih memilih tinggal di Indonesia karena tak ingin mempersulit pekerjaan Azelvin yang memang lebih banyak di Indonesia dibandingkan tinggal di Belanda.

Ketika Valencia keluar dari kamar mandi ia melihat baby A sudah berpindah ke ranjangnya padahal sebelum mandi ia meletakkan putranya di boks bayinya sendiri. Tentu saja si pembuat ulah adalah Azelvin. Pria itu senang sekali mengganggu tidur anaknya meskipun saat baby A menangis tak jarang ikut menggendong atau menenangkan bayi mungil tersebut.

"Honey," ucap lirih Valencia membangunkan Azelvin.

"Heumm," gumam Azelvin sambil menggeliat ke arah Valencia.

"Sana gih mandi dulu, kasian baby A kamu kekepin begitu."

"Aku kan kangen baby A, Sugar."

"Udah sana mandi, nanti maen lagi."

Azelvin pun beranjak dari ranjang setelah mengecup kening bayi dan istrinya. Valencia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan suaminya itu.

Hanya butuh beberapa saat Azelvin sudah keluar dari kamar mandi. Terbalut kaos polo hitam dan celana cargo selutut ia menghampiri Valencia yang masih tak beranjak dari sisi baby A. Valencia sendiri masih betah memandangi wajah bayinya sembari mengelus kepalanya.

"Kita jalan-jalan yuk Sugar !"

"Kemana ?"

"Kamu pengennya ke mana ?"

"Jangan jauh-jauh kasian baby A tar capek."

"As you wish my lady."

Valencia pun beranjak dari tidurnya, ia menyiapkan kebutuhan baby A. Ia sendiri pun tak lupa berganti baju. Dilihatnya Azelvin yang duduk di sofa kamar memangku baby A yang sudah bangun.

"Kamu gak ganti baju, Honey?"

"Gak usah, pake ini aja aku udah ganteng kok."

"Up to you. Kita berangkat sekarang ?"

"Ayo, baby A digendong Mama dulu ya. Papa masukin stroler kamu dulu habis itu kita jalan-jalan deh."

"Ok Papa."

Azelvin menyerahkan baby A ke pelukan Valencia. Mengambil alih tas bawaan yang berisi perlengkapan baby A. Ia berjalan lebih dulu untuk membawa stroler yang digunakan baby A nanti. Dan Azelvin pun mulai melajukan mobil setelah membantu Valencia duduk di kursi penumpang depan. Di perjalanan pun mereka hanya mengobrol ringan.

"Kita jalan ke mall aja ya, gak papa kan?"

"Gak papa Honey. Baby A pasti juga seneng liat suasana rame gitu."

"Kamu bahagia gak Sugar?"

"Pertanyaan kamu retoris Honey. Kalau aku gak bahagia aku udah gak sama kamu jauh-jauh hari."

"Iya juga ya."

"Lagian kamu udah terlalu telat untuk nanya hal kayak gitu sama aku sekarang. Udah ada baby A dan kita udah jalan sejauh ini lho. Jangan-jangan kamu yang gak bahagia."

"Of course not Sugar. It's the best ever thing that I have."

"Dasar tukang gombal."

"Ini nyata lho sayang,kog kamu gak percaya gitu."

"Habisnya keterlaluan manisnya."

"Tapi suka kan digombalin gini," ucap Azelvin sambil terkekeh.

Wajah Valencia sudah merah menahan malu karena diledekin Azelvin. Sedangkan suaminya itu malah semakin terbahak menertawai dirinya.

"Kalo kamu gak diem, kita pulang aja," gerutu Valencia dengan muka cemberut.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang