"Apa anda sudah siap dengan apa yang telah terjadi nantinya ?" suara itu seketika membuat jantung berdetak tak karuan. Membayangkan sesuatu yang akan terjadi selanjut nya pada dirinya kelak.
"Ne, saya sudah siap. Apapun yang akan terjadi saya akan menerimanya" suara lemah itu sedikit lebih lantang. Mengucapkan kata demi kata yang keluar dari mulut nya.
***
Setumpuk berkas kini sudah tersebar di meja kerja nya. Masa libur nya harus tertunda dengan hadir nya setumpuk map-map berwarna warni yang kini sudah hampir membuat kepala nya pecah. Tangan nya sedari tadi tak henti-hentinya terus melayangkan bolpoint nya tepat di kertas yang sudah siap sedia untuk di tanda tanganinya. Begitu banyak sekali berkas-berkas yang belum mendapat coretan tangan darinya. Sementara kini fikiran nya masih saja tak karuan, mengingat keadaan Han Jira kini yang ia tinggal sendirian dirumah sakit. Bagaimana keadaan nya? Apakah ia baik-baik saja? Ia tak mengetahuinya. Sebenar nya ingin ia segera cepat pergi menemui Han Jira, namun ia juga tidak mungkin meninggalkan berkas-berkas yang sudah hampir tertumpuk dimeja kerja nya ini. Apalagi besok semua berkas itu harus segera di antar ke perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan nya.Tak henti-hentinya seorang namja terus memijat kepala nya yang terasa ngilu. Tubuh nya juga kini sudah semakin kaku. Tulang-tulang nya seakan sudah hampir terlepas dari tubuh nya. Rasa pegal berada di sekujur tubuh nya.
"Aigoo, badan ku ,,," lenguh Kyuhyun sembari mencoba merilekskan tubuh nya. Menggerak-gerakkan tangan nya keatas. Terdengar bunyi dari tubuh nya, membuat nya sedikit lebih lega dan tentunya sedikit lebih ringan. Berulang kali ia menatap jam yang tepat berada di hadapan nya. Jarum jam kini sudah menunjukkan angka 4. Dan itu artinya sudah hampir 6 jam ia terus duduk di kursi kerja nya. Menatap dan menandatangani berkas-berkas itu.
Dengan lihai tangan nya menekan sambungan telpon berwarna putih di meja kerja nya "Kau keruangan ku sekarang" teriak Kyuhyun menutup sambungan telponnya.
tok tok,,,suara ketukan pintu itu bergema cukup keras. Menampakkan seorang wanita sekretaris andalan nya yang sudah siap sedia di tugaskan untuk menggantikan nya, kalau saja ia tidak sedang berada di kantor. "Aku sudah menandatangani semua berkas ini. Jangan lupa besok kau harus menyerahkan semua berkas ini ke perusahaan Kim Corp. Aku tidak mau proyek itu gagal begitu saja. Mengerti"
"Mengerti, sajangnim" jawab sekretaris itu sembari mengumpulkan berkas-berkas itu kembali dalam satu tumpukan rapi. Sementara Kyuhyun, ya ia dengan cepat langsung meninggalkan ruangan nya menuju rumah sakit. Ia berharap Han Jira masih berada disana.
~o0o~
Jalan perlahan sembari membawa sebuah keranjang yang kini di penuhi berbagai macam sayuran dan buah-buahan di dalam nya. Terlihat sekali peluh mengucur di wajah cantiknya. Ia begitu lelah. Seharian penuh ia berkeliling mencari persediaan bahan-bahan makanan. Tapi syukurlah bahan makanan yang ia cari kini sudah semua ia dapatkan. Dan waktu nya untuk pulang, menyiapkan makan malam untuk suami dan sahabat nya.
kring kring ,,, Suara dering ponsel menggema di dalam tas nya. Sigap Eunrim langsung membuka tas yang ia pakai. Meraih ponsel yang dan menatap nama sang suami yang berkedap kedip di layar tuoch screen nya. "Kyuhyun oppa ,,," ujar Eunrim. Entah mengapa fikiran nya kini semakin mengarah pada hal yang tidak diinginkan. Buru-buru ia menekan tombol hijau di layar ponsel nya.
"Yebseo ,,,"
"Chagi apa Han Jira bersama mu?" suara Kyuhyun terlihat kalut sekarang. Begitu tergesa-gesa. Seperti orang yang sangat ketakutan.
"Ani, wae ?"
"Tadi aku meninggalkan nya di rumah sakit karna aku harus pergi kekantor untuk menandatangani berkas yang harus ku serahkan besok. Tapi saat aku kembali ke rumah sakit Han Jira sudah tidak berada di sana. Kata suster berada di rumah sakit itu kalau dia sudah pulang beberapa jam yang lalu" ucap Kyuhyun. Terdengar jelas kini wajah Eunrim berubah pucat pasih. Mengingat dimana sahabat nya itu berada. Apalagi dengan keadaan nya yang sedang hamil besar. Sangat tidak memungkinkan untuk nya berada di luar sendirian tanpa ada yang menemani nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILD FOR MY HUSBAND [ 1 - 15 END ] Complete
Fiksi Penggemar"Kebahagiaanmu lebih berharga daripada nyawaku. Meskipun aku rela harus membagi cintaku"