Ingatkah pertama kali kita saling menatap muka?
Kala itu, wajahmu masih terlihat asing dimataku,
mulutmu masih tertutup rapat untuk berceloteh dengan ku,
Kala itu, kita hanya sebatas insan yang tak memiliki ikatan.Kemudian, waktu berjalan sesuai dengan skenario kehidupan,
Perlahan-lahan membentuk buhul persahabatan,
mengikat nadi yang mengalirkan darah persaudaraan.
Lalu, kita saling bercerita mengabarkan derita dan bahagiaSelalu ada tawa yang terselip dikala kita bersama,
Selalu ada banjir air mata dikala kita sedang berpisah sementara
Harus kau sadari!
Kita perlu waktu untuk memaknai sebuah pertemuan,
Pertemuan yang akan selalu diakhiri dengan perpisahan,
Canda tawa hanya tinggal kenangan
Air mata menjadi pelajaran.
Pelajaran untuk menghargai sebuah pertemuan singkat yang pernah kau sia-siakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan puisi
PoetryJangan lupa tinggalkan jejak the readers. Voment dari kalian bagaikan emas.