Ya

6 1 0
                                    

"Aku harap aku tak akan menyesel. Aku tahu kau bukanlah orang yang suka memembuat kecewa"
~Ralla~

Ralla tidak dapat berkonsenterasi di kelas. Pikirannya hanya tak jauh dari Alvin. Apakah ia akan terima pernyataan Alvin tadi? Tapi jika dia tiadak menerima Alvin apakah persahabatan mereka masih tetap berlanjut atau apa akan jadi canggung dan akhirnya Alvin menjauhinya. Tentu saja dia tidak mau itu terjadi. Dia sayang Alvin. Mungkin Alvin sekarang sudah bisa merelakan Rania dan jatuh cinta kepada Ralla.

Sepulang dari kampus dia merasa canggung pada Alvin. Sedangkan Alvin sudah menunggu diparkiran. Ralla berjalan menuju Alvin.
"Hai udah lama ya nungguin?” tanya Ralla basa-basi.
"Ga juga kok, ayo naik." Jawab Alvin.

Alvin melajukan motornya, namun bukan kearah kostan Ralla, dia ngin membawa Ralla ke sebuah taman yang sejuk dimana disana juga ada danau.
"Vin, kok kita kesini?” tanya Ralla bingung.
"Udah ih, kamu nanya mulu. Ayo ikut aku." Jawan Alvin sambil menarik tangan Ralla. Tak disangka, jantung Ralla berdegup tak karuan. Dia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi saat setelah ini. Sedangkan dia belum tahu kepastian apa yang akan dia berikan kepada Alvin.

Sesampainya mereka di danau. Tiba-tiba Alvin menggenggan kedua tabgan Ralla dan menatap mata Ralla dalam.
"Ral, disini aku mau ngungkapin perasaan aku yang sebenarnya. Mungkin yang tadi pagi kamu nganggep aku ga serius atau apa, tapi sekarang aku mau dengan sungguh aku mau kamu jadi pacar aku Ral. Kamu mau nerima aku?” Alvin bertanya dengan nada serius dan menatap mata Ralla dalam.

"Tapi aku tau kamu, Vin. Aku tau kamu dari dulu. Kamu ga akan bisa lupain Rania, kamu ga bisa lupain dia. Kenapa kamu tiba-tiba bisa nembak aku? Bukannya tadi kamu masih bahas Rania dan aku liat kamu masih sayang sama dia" jawab Ralla sambil menatap mata Alvin balik. Dia minta kepastian yang benar-benar pasti kepada si pemilik mata tajam itu. Dia tidak akan ceroboh, dia harus memikirkan semuanya dengan matang. Dia tidak mau cintanya bertepuk sebelah tangan nantinya. Dia takut jika hanya dia yang merasakan cinta sedangkan Alvin tidak mencintainya. Sakit, sakit sekali itu rasanya.

"Hmm... Ral, aku mau jujur sama kamu. Tapi kamu jangan marah ya?" Tanya Alvin ragu, dia takut sebenarnya takut menyakiti hati Ralla, tapi untuk saat ini dia hanya bisa minta bantuan kepada Ralla, teman dekatnya.
"Apa? Kamu kok ga jawab pertanyaan aku tadi sih?" Tanya Ralla bingung. Kenapa Alvin seperti ingin membicarakan hal lain? Bukankah tadi suasananya sudah romantis?

"Sebenarnya Ral, aku pengen kamu jadi pacar pura-pura aku. Mungkin cara aku emang egois. Tapi cuma kamu yang bisa bantuin aku. Rania mau kuliah di jurusan kamu sekarang. Aku mau bales dendam sama dia, aku mau kamu bantuin aku, please Ral."

What???
What happen with you alvin?

Continue...


HEART, HURT, and RALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang