1

48 10 0
                                    

"Saya tidak suka melihat mereka terus menerus tidak normal. Menagis. Mengamuk dan tidak terkendali. Saya khawatir dengan kesehatan jiwanya. Tolonglah kami"
Suara bergetar itu keluar dari mulut ibu dengan dua orang anak.
Mereka mengalami masalah setelah kecelakaan yang menimpa keluarga ini. Tuan Sanata Jaya merenggut nyawa di persimpangan jalan menuju rumah baru di sebuah dusun dekat hutan
.
.
Flashback on

Pagi ini perjalanan dimulai pukul 06.00 pagi
Satu bulan lalu Tuan Sanata Jaya mendapat surat. Dia ditugaskan untuk mengajar disalah satu sekolah dasar di dusun terpencil dekat hutan. Oleh karena itu semua keluarganya dari jakarta ikut pindah.

Beruntung, putra putrinya sedang libur sekolah. Jadi mereka bisa menemani ayahnya tanpa disibukan dengan tugas dari guru.
.
.
Baru saja keluar dari kota dan akan memasuki jalanan dalam hutan yang sepi,
"Jangan kesana."
"Jangan kesana"
Zara Marlove anak sulung keluarga Sanata Jaya terus saja mendengar suara berat itu.
Tapi ia tidak menghiraukan. Walaupun sejujurnya Zara merasa takut. Dan dia memilih tidak mengatakan apapun pada siapapun.
"Jaga ayahmu. Jaga keluargamu"
"Jangan kesana"

Zara semakin takut. Dia memilih untuk menutup mata dan mencoba tenang. Mungkin ini hanya halusinasi. Karna hanya zara yang mendengar kata-kata itu ditengah hujan deras seperti ini.
.
.
.
Ditengah perjalanan tiba-tiba mobil mereka mogok. Padahal daerah yang mereka tuju hampir sampai. Akan tetapi cuaca saat itu sedang hujan deras diarea hutan yang lebat seperti ini dengan kabut dimana-mana sampai bisa mengganggu jarak pandang.
"Ayah akan coba cek dulu."
.
.
Mendengar kalimat itu membuat Zara merasa khawatir dengan ayahnya. Entah lah. Seperti akan terjadi sesuatu.
Atau mungkin dia hanya terpengaruh dengan kalimat yang sudah dia dengar sebelumnya?

"Tapi diluar hujan deras sekali ayah, kita kan sedang dalam hutan yang sepi. Biarkan saja mobilnya berhenti disini,tunggu sampai reda." suara Wily anak bungsu keluarga sanata jaya.
"Ya apa boleh buat." Ayah langsung saja keluar dari mobil.

Saat keluar dari mobil..dan

BRUUKKKKKK.

"Ayah!!!!!"

Flashback off

"Aku sudah berikan isyarat padamu. Kenapa tidak kau hiraukan sedikitpun?"

Suara berat itu terdengar lagi. Sejak dari gerbang tol sampai pada akhirnya sebelum ayahnya ditabrak. Suara berat ini terus saja mengganggu Zara.

"TIDAK!! DIAM KAU! JANGAN GANGGU AKU. KU MOHON"
Zara merasa hilang akal karna terlalu takut. Tubuhnya bergetar hebat. Air matanya terus mengalir. Dia hilang kontrol atas dirinya sendiri.
Berontak. Mengamuk. Dan menangis.

"Zara..tenang dulu nak. Jangan takut" ibu terus saja menenangkan zara. Tapi nihil.

"AYAHHH... AYAH. JANGAN PERGI"
"maafkan zara" kali ini zara bersuara rendah. Lebih tenang tapi masih menangis. Dengan tatapan kosong dan wajah yang pucat

Apa kabar dengan Wily?
Dia masih tidak sadarkan diri karna terlalu terpukul dengan kejadian yang menimpa keluarganya
Wily masih terkendali. Tidak seperti Zara yang seakan kerasukan.

"Ini salahmu"
"Kau membunuh ayahmu"
"Kau anak tak berguna"

Terus menerus terdengar di telinga Zara. Dia makin takut.
Dan menangis sejadi jadinya. Sampai akhirnya dia tertidur.
.
.
.
Entah berapa lama Zara terlelap.
Kini dia telah bangun
Dan dia mendengar ibu sedang berbicara dengan salah satu warga yang menolongnya. Dari suaranya, zara bisa tau kalau dia adalah seorang nenek.
Zara memilih untuk tetap dikamar, tidak mau mengganggu ibu dan nenek itu berbicara.

"Bagaimana ini nek?"
"Kau harusnya tahu semua ini. Ini bukan lelucon. Dia spesial. Saya rasa ini perlu dibuktikan agar kita tidak terus menduga." Suara nenek itu seperti sedikit marah pada ibu. Tapi masih dengan cara berbisik.
"Apa yang mereka bicarakan?"-zara

"Tapi apa yang harus dilakukan? Dia terlalu penakut. Saya saja tidak berani. Dan saya juga tidak tega jika dia merasa sangat takut."
"Saya bisa bantu. Setelah ini kalian yang akan tentukan."
"Baiklah. Apapun yang terbaik. Tapi saya mohon, jangan sakiti anak saya".

"Anak? Apa mereka membicarakan ku? Atau wily? Siapa yang ibu maksud?"-zara

Banyak sekali pertanyaan dalam benak zara.
Apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya.
Ini masih dalam masa berduka. Apa dia atau adiknya sedang bermasalah?.

"Kak, dipanggil ibu." Suara Wily mengejutkan zara. Sontak membuat zara terperanjat seperti melihat hantu.
"Kau ini. Bisa tidak jangan muncul mendadak. Membuat jantungan saja"
"Apa yang mengejutkanmu? Kedatangnku? Padahal tadi aku sudah ketuk pintu dan kau mempersilahkan aku. Ya sudah aku masuk." Penjelasan wily membuat zara terkejut untuk kedua kalinya.
Bagaimana mungkin dia merespon dan mengijinkan wily masuk?
"Apa kau yakin wil itu suara ku?"
Pertanyaan zara membuat wily tertawa.
"Kau ini kak, ada-ada saja. Tentu aku yakin.  Ayolah cepat. Ibu sudah menunggu"
Kini wily berlalu keluar meninggalkan zara yang kini mendapati pertanyaan baru.
Dalam hati dia sangat merindukan ayahnya. Disaat takut seperti ini ayahnya selalu ada untuk zara.
"Apa apaan ini. Semuanya aneh. Ayah..zara sendirian,zara ketakutan. Ayah..zara harus bertanya pada siapa? Zara harus gimana?"-zara
.
.

Happy reading guys.
Jangan lupa beri dukungan (:
Terimakasih.

The Unwanted Visitor [CERPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang