3

28 6 2
                                    

Flashback on
Zara POV
Hari ini aku mulai terbiasa dengan gangguan-gangguan itu. Seperti suara langkah kaki yang terburu-buru,suara pintu terbuka atau diketuk, sampai suara air mengalir dari kran padahal tidak ada siapapun di kamar mandi.

Sore ini aku diminta untuk mengambil sayur dikebun milik nenek suri.

Saat perjalanan pulang dari kebun, aku memilih untuk melewati jalan setapak menembus hutan. Karna seingatku jalan ini adalah salah satu jalan tercepat untuk sampai rumah.

"Hari ini benar-benar melelah kan. Kufikir mengambil sayuran dikebun itu akan semudah yang kukira" keluhku.

Wushhhh....
Tiba-tiba angin kencang datang dan membuat debu-debu berterbangan.
"Aduh sial mataku jadi kelilipan gara-gara debu ini"
Aku segera saja mengusap mataku dengan punggu tangan. Saat mata ku terpejam aku seperti melihat ada orang lain dihadapanku.
Dengan cepat kubuka mata,tapi aku tidak bisa melihat siapapun. Sepi dan sunyi.

Aku melihat di beberapa tempat sudah menyala lampu yang menerangi jalan ini. Membuat area sekitar menjadi remang-remang dan menyeramkan. Mungkin di area kebun dalam hutan belum sepenuhnya dialiri listrik.
.
.
Krk..krk..krk
Aku mendengar suara seperti ada sesuatu yang digores atau disilet. Entah apa itu.
Aku memberanikan diri, mencari sumber suara, melompati pohon yang sudah tumbang dan lapuk. Menginjak ranting dan lumpur. Kakiku terseret rerumputan tajam saat mencoba mengikuti suara itu, tapi akhirnya aku berhasil sampai di suatu bangunan. Rasanya sangat berbeda udara disini. Tiba-tiba sangat dingin.

Aku sedikit bingung mencari pintu masuk ke dalam bangunan ini. Terlalu banyak pintu. Aku menunggu ada orang dan mencoba mengikutinya, tapi nihil. Tak ada yang datang. Aku coba mengetuk salah satu pintupun tak ada jawaban. Kemudian aku beranikan diri untuk masuk ke dalam, dan mataku terbelalak.

Ada bau-bau menyengat yang tidak pernah kutemui sebelumnya, aku mencoba berjalan lebih ke dalam.
Di dalam terdapat gambar-gambar aneh,patung yang aneh dan benda aneh lainnya. Aku berjalan dan menemukan foto wanita dengan gaun putih, mata yang indah dan rambut kuncirannya. Senyumnya sangat menawan.

Disamping foto ada dua buah pintu yang berjejer. Aku mencoba membuka pintu pertama,tapi terkunci.

Aku mencoba pintu yang kedua, dingin sekali gagang pintu itu, pintunya terbuka tapi mengganjal. Aku putuskan untuk mendorongnya dengan bahuku, dan pintu itu terbuka, aku penasaran,tapi aku merasa takut.
Oh tuhan,siapapun pemilik rumah ini. Semoga dia memaafkanku karena aku tidak sopan masuk tanpa ijin-zara
.
.
Di dalam ruangan yang aku masuki, aku melihat wanita itu,
Wanita yang ada difoto, sedang tenang melihat sesuatu yang kotak dan di dalamnya terdapat benda yang bergerak-gerak, sekilas dia melihatku dan terus memandangiku, aku melihat wajahnya yang ternyata sangat cantik dilihat dari dekat,

"Zara marlove?" Dia bertanya,

Suaranya berat sekali. Aku seperti mengenalnya sampai aku bisa merasakan lewat kalbuku.

Aku sangat terkejut dan menjawab
"Aku.. iya.. aku Zara."
"Mendekatlah" ajaknya, dia masih saja melihat kearah kotak itu.
Aku mencoba mendekat walau sebenarnya takut sekali.
"Bagaimana menurutmu" Tanyanya lagi. Dia tersenyum. Lagi-lagi aku seperti mengenalnya.
"Apa? Apa yang kau bicarakan?"
"Kau masih belum mengenaliku? Ayolah ingat lagi"

Aku terdiam cukup lama.
Lalu tiba-tiba dia menghasilkan suara yang kudengar sejak awal. Ternyata wanita ini menggosokan kotak itu ke lantai kayunya
Krk..krkkk..krrk

Aku terperanjat. Seketika mundur pelan-pelan.
Apa dia hantu?

Kupandangi dia dari ujung kepala sampai ujung kaki. Aku ingin memastikan dia bukan hantu.

The Unwanted Visitor [CERPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang