4

26 6 1
                                    

"Zara,,kau tak apa?"
"Iya bu, gapapa. Ayo wil lanjut aja. Ga ada orang nyebrang tadi. Jangan ngayal lagi."
"Ah,iya iya. Kita let's go."
.
.
Ketika sampai di rumah baru, lagi dan lagi zara mendapat penyambutan yang tidak menyenangkan.

Gedebum

Suatu kotak berdebu jatuh dari atas pintu rumah yang sudah tua ini. Tepat di kepala zara saat dia akan malangkah masuk.
Dia mengamati kotak itu, sepertinya dia merasa pernah melihat kotak ini.
Tentu saja. Karna kotak itu milik Lyodra.

Saat tersadar siapa pemilik kotaknya,
segera saja zara membuang kotak itu keluar tanpa membukanya, dia kesal kenapa hantu itu melemparkan kotaknya dikepala zara.
Hantu tidak sopan. Pikir zara.

"Kau sedang apa kak? Ayo masuk. Kita rebahan dulu. Kau tau? Sore ini kita akan mengurus data ayah, dan besoknya kita pergi ke kota. Aku senang sekali. Rasanya lega sebentar lagi kita akan pulang."

"Adik mu itu tidak tau, kalau kalian akan bertahan disini sampai kau menyelesaikan tugasmu."

Zara terkejut ada yang berbicara dibelakangnya. Yup. Itu lyodra. Dia tersenyum melihat zara yang menahan kesal.

Kau pikir aku akan percaya pada hantu? Huhh menyebalkan. Hantu itu tidak patut ada di dunia kami.-zara

"Aku dulu juga manusia zara, jangan lupakan itu."

Apa? Kau bisa mendengar suara hatiku?
Bagaimana mungkin. Ini gila.

"Kau ini bagaimana?tentu aku bisa. Kenapa tidak. Apa kau mau kita saling berbicara dengan normal didepan adikmu. Kau yakin?"

Apanya yang normal? Berbicara dengan hantu itu sampai kapan pun tidak bisa dianggap normal. Dasar hantu.

"Hey kak, kau ku ajak bicara malah memandang ke arah lain. Kau ini anggap aku angin atau bagaimana?"

"Oh iya wil, sory."
.

.
Saat zara melangkah masuk, aroma yang dia hirup baunya sama seperti di bangunan tempat pertama kali dia mengenal lyodra

Aku ini temanmu. Aku akan ada dimana kau ada.

Kali ini lyodra bicara tanpa wujud.
Zara mulai bisa mengontrol diri. Walau risih, tapi apa boleh buat.

Kali ini zara akan ke kamarnya. Melewati kamar ibu. Nyonya sanata terlihat sedang mondar-mandir di sana.
Tadinya zara mau masuk. Tapi dia mendengar apa yang ibunya bicarakan,membuatnya tertahan.

"Apa aku sudah benar melakukan ini?, aku tidak ingin kehilangan apa yang aku kumpulkan sejak dulu. Biar saja dia pergi. Aku lebih sayang anak-anakku dan impianku."

"Hal selanjutnya yang harus kau lakukan adalah membuat anakmu tidak curiga. Lakukan syarat kedua. Selesai. Mudahkan?"

"Hm. Akan ku pikirkan"

Suara kedua yang dia dengar mirip seperti suara wanita tua. Ibu sedang bersama siapa?.

Kenapa tidak kau cek saja. Aku ingin lihat reaksi mereka melihatmu. Cepatlah.

Zara terkejut dengan kehadiran Lyodra. Tiba-tiba rasa takut merasukinya. Dia berkeringat dan menjadi lemas, tentu. Karna Lyodra menampakan wujud seramnya.

The Unwanted Visitor [CERPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang