6

16 7 4
                                    

"Temukan nael? Lyodra saja tak bisa menemukan nya selama 15 tahun ini. Bagaimana dengan ku. Ah bagaimana ini."
.
.
Zara kembali kerumahnya. Disana, wily masih tak sadarkan diri, zara berusaha membangunkan adiknya itu.
"Wil, bangunlah."

Wily membuka matanya perlahan, saat dia mulai sadar dia langsung memeluk zara

"Kak, aku takut."
"Tak apa wil, ada aku." Zara mencoba menenangkan adiknya ini
"Dimana mamah? Dia tau kondisi ku dan kejadian tadi pagi tidak?" Suara wily bergetar. Dia takut. Takut ibunya akan khawatir dan syok dengan apa yang dia alami.
Wily ini baperan guys.

"Jaga saja dirimu. Mamah baik baik saja. Dia sedang pergi. Aku belum menemukannya wil."

"Jadi? Maksudmu,, mamah hilang?" Wily pucat sekali. Dia menahan tangis yang hampir pecah. Dia tak ingin menangis didepan kakaknya.

"Iya wil, kamu tenang ya. Aku udah siapin makan siang. Setelah ini aku akan mencari mamah. Kita akan kumpul lagi."

Zara bergegas pergi menuju pekarangan dibelakang rumah.
Karna sebelum Lyodra pergi, dia bilang mereka akan bertemu di belakang rumah. Dan segera menjalankan misi nya.

"Dimana sih Lyodra."

Hai. Aku disini zara.

"Astaga.!" Zara langsung menutup matanya rapat-rapat.

"Ubah penampakanmu. Atau aku tak mau membantu mencari nael." Zara mengancam.
Hantu itu segera memperbaiki penampakannya.

"Ayo jelaskan. Kita akan apa." Zara antusias sekali.

Kerumah nenek suri. Kau akan masuk ke ruangan dekat dapur. Lebih tepatnya sebuah gudang. Kau harus cari sesuatu atau apapun yang bisa membantu kita.

"Kau? Tidak ikut?" Zara bertanya

Tidak zara. Aku hanya bisa menemanimu sampai depan pintunya. Ada sesuatu yg menghalangiku, sejak dulu aku tak bisa masuk kesana.

"Hm aku mengerti."

Mereka pergi bersama, tak butuh waktu lama. Sekarang zara dan lyodra berada di rumah nenek suri. Rumahnya masih sepi.

"Sepertinya nenek suri belum pulang, kira kira apa ibuku bersamanya tidak ya? Kau bisa mencari tau ibuku lyodra? Selagi aku masuk kedalam."
Zara memohon. Seumur hidupnya dia baru pertama kali ini memohon pada hantu.

Tentu. Oh ya zara, berhati-hati lah. Mungkin didalam berbahaya. Bukan apa-apa. Kau kan penakut. Aku harap kau bisa mengontrol diri.

Zara mengangguk. Dia mantap melangkah masuk ke gudang.
Lampu disana masih menyala seperti pertama dia liat. Remang-remang.
Banyak debu disini, fentilasinya pun kurang. Membuat nafas zara sedikit sulit.

Dia melihat sekeliling, ini gudang biasa. Pikirnya.

Saat dia melangkah sebanyak lima langkah dari pintu. Dia menginjak sesuatu. Saat diliat, lantai yang ini ditutup kain merah,,

"Kain ini bisa membuat ku terpeleset. Lebih baik kupindahkan kainnya."

Saat dibuka. Lantai dibawah kain itu aneh. Seperti bisa degeser.
Zara mencoba menggeser nya. Benar saja. Lantai nya bergeser. Ada dua lantai yang terbuka.

"Ini seperti jalan menuju ruangan bawah tanah"

Zara tak melihat apapun dibawah sana, gelap. Tapi dia yakin ruangannya dalam.

"Halloo!"
"Suara ku menggema. Ini artinya ada ruangan."

Zara mencari senter. Tak ada senter yang menyala, semuanya rusak. Beruntung,, zara menemukan lilin dan korek api.

The Unwanted Visitor [CERPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang