Chapter 17 Makhluk Buas

561 91 17
                                    

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk buas, memiliki keinginan untuk menguasai dan mendominasi.

🍁🍁🍁

"Cup!" Seorang remaja lelaki berseragam putih biru mengecup Mika, di bibirnya.

"Apa sih Matt." Rutuk Mika kesal.

"Tuh ciuman. Apa rasanya?"

"Nggak ada." Sahut Mika sekenanya.

"Jadi sudah tahukan kalau tak ada rasanya." Kata Matt. Dia menarik-narik rambut Mika, Mika me ngomel dan mencoba menyingkirkan tangan Matt.

"Karena kita sudah bersama sejak TK berarti sudah." Matt menghitung dengan jarinya. "8 tahun. Bosen!"

"Ya udah kalau bosen sana main sama yang lain. Jangan gangguin aku."

Matt terkikik, "Jadi ini saatnya Mika."

"Apa?"

"Kita harus bikin perjanjian berdarah."

"Apa sih ngeri!"

"Pokoknya kamu dilarang jatuh cinta sama aku."

"Kenapa?" Mika merengek kesal.

"Karena itu akan merusak pertemanan kita."

"Tapi aku nggak mau pakai perjanjian berdarah, seperti film iblis." Mika berteriak marah, ini nih yang bikin Matt malas. Mika selalu mengikutinya kemana-mana, berteriak sesukanya pada Matt.

"Ya sudah dalam hati saja janjinya. Tapi tetap pakai jari." Matt melengkungkan jarinya.

"Males!" Mika masih mengelak.

"Kalau nggak mau, kita putus hubungan." Ancam Matt.

Mata Mika berkaca sebelum dia menautkan jari dengan Matt.

Itu adalah moment paling sial dan paling disesali Matt, selama bertahun-tahun ke depan Mika membentengi dirinya dari menyukai apalagi jatuh cinta padanya. Memang benar ucapan akan berbalik menyerang tuannya, Matt sejak awal masuk SMA justru terperangkap pada pesona Mika.

Matt menyesal, anehnya Mika sangat serius memegang janji mereka itu. Waktu kelas sepuluh Mika dekat sekali dengan seorang siswa pintar di sekolah. Kemana-mana mereka berdua, Matt ditinggalkan. Anak lelaki itu menyukai Mika, matanya berbinar saat memandang Mika. Sumpah! Menginjak remaja Mika semakin cantik, semakin menyenangkan, semakin menggoda. Dulu Mika juga cantik, manis tapi semakin ke sini semakin bertambah-tambah. Hati Matt meraung-raung tak karuan.

Matt sakit hati saat Mika memilih pergi ke toko buku bersama anak lelaki itu ketimbang menonton Matt saat pertandingan skate.

Matt marah dan kesal berjalan tak tentu arah di gang-gang sekolah, kemudian dia melihat seseorang yang babak belur sedang dihajar sekawanan preman. Matt berteriak, tadinya dia ingin ikut dihajar biar sakit hatinya sedikit berkurang."

"Bocah sial, jangan ikut-ikutan."

"Apa salah orang ini?" Matt menghadang-hadang dengan tangannya.

"Bocah ini gila. Kau adiknya?"

"Iya." Jawab Matt sesuka hatinya. Pemuda gondrong yang sedang babak belur itu terkesiap.

"Utangnya banyak." Oh ternyata rentenir pikir Matt.

"Aku akan bayar." Segerombolan preman itu tertawa. Tangan Matt gemetar tapi dia segera membuka tas dan mengeluarkan kartu kreditnya.

"Bocah ini kaya. Apa kita culik saja dia. Minta tebusan." Kata salah satunya.

Cinta Dalam Sekoci (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang