Chapter 25 Kelopak Bunga

589 95 16
                                    

Perempuan itu ibarat kuntum bunga yang sedang mekar. Ketika dipaksa kelopaknya akan berguguran.

🍁🍁🍁

Kalau kata Kak Randy ada beberapa tingkatan manusia yang dikotak-kotakkan oleh manusia itu sendiri. Seperti kelompok borjouis dan proletar. Mika masuk ke kelompok borjuis dan dia proletar. Mika merasa aneh dengan pernyataan itu, kalau begitu apa sebutan untuk keluarga Matt?

Mika merasakan pergumulan dalam hati saat ini, dia berada di rumah keluarga Emery, rumah Matt. Rumah itu adalah rumah keduanya sejak lama. Matt menggenggam erat kedua tangan Mika, apa Matt merasakan kalau tangannya berkeringat?

"Bagaimana kabar pacarmu Mika? Apa kalian telah berbaikan?" Mata Matt memandang sayu.

Mika mengangguk. Papa memaksa mereka datang ke rumah keluarga Matt untuk makan malam, ada obrolan bisnis juga. Membuat Mama Mika terpaksa mengiyakan.

"Baguslah. Tapi wajahmu begitu lesu? Kamu marah sama aku ya?"

Mika segera merasa bersalah, Kak Randy menyuruhnya menjauhi Matt. Membuat dia jadi orang jahat, sedang Matt masih saja baik padanya. Mika enggan mengatakan pada Matt kalau Kak Randy tidak suka dia bersama Matt lagi. Rasanya seperti mengkhianati Matt, hanya saja saat Matt membelit tangannya dengan jemarinya yang panjang, Mika merasa menduakan Kak Randy. Wah jadi bagaimana ini?

Seperti pertolongan, Mama Sonya memanggil mereka untuk makan malam. Mika melepas tangan dengan cepat, mata Matt berkelebat. Saat Mika berjalan menuju ke arah Sonya, Mata Matt yang sayu melebar dan marah.

"Sonya, kamu menyiapkan makan malam seperti mau mengundang tamu sekomplek." Kata Mama Mika. Dan mama Matt hanya tertawa.

"Matt tidak kembali-kembali ke London, aku jadi pusing." Kata Sonya.

"Sudah kukatakan lebih baik kuliah di sini saja menemani Mika saat itu. Kamu malah tidak mau." Sahut Maria. Mereka mulai menikmati hidangan makan malam yang tersaji.

Papa Matt dan Papa Mika terlihat asyik mengobrol, membuat Mika jadi terasing. Kenapa dia begitu terasing? Dia tidak memiliki bahan pembicaraan dengan Matt. Atau lebih tepatnya dia tak ingin mengobrol dengan Matt.

"Terus bagaimana kalau kita lanjutkan pertunangan tertunda waktu itu?" Ucapan Mama Matt membelit lagi hati Mika.

"Aku setuju saja." Papa Mika malah menjawab dengan cepat.

Matt belum pernah merasakan tertusuk duri, tapi saat melihat raut wajah Mika dia merasa duri menggumpal di dadanya membuat nyeri. Inilah balasan atas sikapnya yang membuat Mika terombang ambing.

"Kalau Mika tidak mau aku tidak akan memaksa." Kata Matt. Membuat yang lain menatapnya kaget. "Aku tak lagi merasa berharga." Setelah mengatakan hal itu Matt berdiri dari kursi dan meninggalkan meja makan.

"Matt." Mika berkata panik dan mengejarnya ke kamar Matt. Wajah Matt yang sedih menghantam perasaan Mika. Dia merasa begitu bersalah.

Matt menghentikan langkahnya, dilihatnya Matt terdiam. Mika menjilat bibir dan merasa asin, air matanya kah itu mengalir dalam diam. Mika meraih lengan Matt. "Siapa yang tidak berharga? Jangan bilang begitu."

"Bukannya begitu?" Senyum Matt terlihat masam.

"Tidak seperti itu."

"Jadi apa kamu mau tetap bersamaku Mika?"

Mika bergumam, "Kita bersahabat Matt."

"Aku lebih suka tidak bersahabat ketimbang melihatmu berpaling dan meninggalkan aku."

Cinta Dalam Sekoci (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang