Chapter 26 Batas Keraguan

578 103 19
                                    

Batas antara keraguan dan keyakinan kadang hanya setipis kertas.

🍁🍁🍁

Kepala Mika serasa berkedut-kedut, dia berada di kos gadis yang melabeli diri seorang indigo saat ini. Tania.

"Jadi sekarang kita mau bermain ala detektif-detektif lagi?" Tanya Tania.

"Kenapa tidak? Kamu dan Kak Randy tidak terlalu suka pada Matt, jadi aku ingin meluruskan kesalahpahaman ini. "

Gadis berambut pendek itu melenguh, "Kamu tau tidak ini tuh semacam ujian cinta?"

"Ujian cinta?"

"Ya, terkadang beberapa orang mencoba untuk menguji pasangan mereka apa setia atau tidak? hanya kadang ada yang lupa mempersiapkan diri untuk terluka. Kalau result-nya nanti tidak sesuai dengan keinginan. Bagaimana denganmu?"

Mika mulai gelisah, ada benarnya juga Tania, dia kelewat yakin Matt sesuai yang dia pikirkan. Hanya saja belakangan ini pikirannya telah sedikit tergoyah.

"Batas antara keraguan dan keyakinan itu apa memang tipis?" Tanya Mika hambar.

"Ya atau tidak hanya ada itu. Seandainya Matt sesuai keinginanmu apa yang kamu lakukan dan seandainya tidak apa yang kamu inginkan?"

Tania melanjutkan lagi, "Misal Matt memang lelaki baik apa kamu akan meninggalkan Kak Randy dan tetap mendampingi Matt seperti dulu? Atau ternyata Matt tidak sesuai harapanmu apa kamu juga akan meninggalkan dia untuk bersama Kak Randy?"

Mika bergumam dengan ragu.

"Atau pada dasarnya apapun yang terjadi kamu ingin tetap bersama Kak Randy?"

Mika kembali bermisah misuh gelisah.

"Sudah, pikirkan sambil jalan saja. Kita buntuti dulu si Matt itu." Tania memutuskan, dia menyerahkan helm pada Mika. Mika mengangguk setuju.

Dia segera menelpon Matt dan bertanya dia berada di mana, suara Matt tidak seperti biasa, mungkin masih sedikit marah padanya.

"Menurutmu aku perlu kasih tau Kak Randy?"

"Soal apa?"

"Kita membuntuti Matt?"

"Tidak usah Mik, terkadang wanita perlu menyimpan rahasia." Tania tertawa geli.

🍁🍁🍁

"Bangsat! Bangsat!" Pria itu mengeram marah, dia meminta untuk melakukan panggilan telpon. Setelah berkali-kali dia berjanji akan menjadi pelindung lelaki muda itu selalu berbalik seperti ini. Dia memang brengsek tapi tau balas budi. Anji*ng segala sumpah serapah keluar dari mulutnya. Dalam dua kali panggilan akhirnya tersambung.

"Matt."

"Ya bang?"

"Sialan Matt, keluarkan aku dari sini." Dia mendengus.

"Dari sini?"

"Wanitamu melaporkanku, aku tertangkap."

Suara di seberang diam. Simon mendengus marah, dia dan pacarnya sedang asyik-asyikan tadi sambil memakai barang haram siapa sangka rumahnya telah diintai.

Dia berpikir, lingkungan rumahnya adalah orang-orang apatis, tidak mungkin ada yang melaporkan? Pacarnya? Dia sudah diperbudak selama ini mana mungkin bisa mengkhianatinya. Satu-satunya yang mungkin tentu saja perempuan kesayangan Matt itu. Brengsek! Kenapa juga Matt begitu tergila-gila padanya? Ini seperti dulu, saat dia dan Matt juga tertangkap karena perempuan itu. Hanya saja kedua orang tua Matt menutupi semua, Simon segera memasang badan untuk Matt. Membuat dia mendapat kepercayaan dari orang tua Matt.

Cinta Dalam Sekoci (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang